Senin. Siapa yang tidak suka pada hari pertama setelah libur itu? Ya, banyak yang tidak menyukainya termasuk Cilla dan Arvin.
Dengan malas mereka berdua masuk ke kelas. Awalnya saja yang malas, lihat sekarang, bahkan Arvin dan anak cowok lainnya sudah menggila dengan menganggu anak kelas lain.
Cilla. Cewek itu juga sudah menggila dengan teman-teman perempuannya. Ya biasalah ya perempuan.
Kriiing..
Bel masuk berdering membuat semuanya mendesah kesal. Pasalnya, mereka harus melaksanakan upacara minggu ini, di bawah terik matahari pagi yang menyengat pagi ini selama satu atau satu setengah jam, membosankan.
Semua digiring ke lapangan oleh anggota Paskibra yang bertugas menggiring Senin ini. Sampai bawah ada anak OSIS yang siap mengatur barisan.
Aturan barisan Trimadya pertiap kelas adalah, kanan diisi oleh anak laki-laki hingga kebelakang dan di kirinya anak perempuan hingga kebelakang.
Lalu lanjut ke kelas berikutnya seperti itu terus, jadi kalau di lihat menjadi selang seling antar barisannya. Cowok seling cewek.
Arvin memilih tempat berdiri di samping Cilla seperti biasanya, untuk apa lagi selain mengganggunya di upacara dua mingguan kali ini?
Upacara di mulai oleh MC dari pengurus OSIS.
"Cel lo tau nggak? Tadi tuh ya, pas gue gangguin kelas sebelah, ada cewek cantik banget," ucap Arvin.
Cilla mengernyit, "Oh bagus dong, gebet dong."
"Nggak ah, gue gak suka. Gue lebih suka lo,"
"Apansi, kok jadi gue?"
"Hahaha kok lo blushing si?"
"Nggak tuh."
"Gue tau kali Cel, muka lo merah gitu."
"Nggak Arvin!" Jerit Cilla kesal sementara Arvin terbahak melihat ekspresi kesal bercampur malu Cilla yang lucu, apalagi wajahnya yang memerah.
"Ekhem. Gracella! Arvin!" Seru seseorang di belakang mereka, Pak Susanto.
"Eh bapak, udah mak— eeh, eh, eh!" Tangan kanan Pak Susanto menjewer telinga Arvin, sementara tangan kirinya menarik tangan Cilla ke depan lapangan.
Bisa diulangi, kedepan lapangan!
"Diam di sini!" Desis Pak Susanto di telinga keduanya saat sudah sampai di depan lapangan upacara.
Pak Susanto melepas kedua tangannya lalu meninggalkan mereka berdua yang kini sudah menjadi tontonan siswa tiga angkatan.
Arvin terus menggoda Cilla, padahal mata Pak Susanto terus memelototi Arvin, namun cowok itu tetap cuek dan terus mengganggu Cilla.
"Ekhem, baik, pagi semuanya!" Seru pak kepala sekolah memberi sambutan, Pak Saruji namanya.
"PAGII!!" Seru anak-anak Trimadya serempak.
Setelah berbicara panjang lebar, Pak Saruji melirik kearah Cilla dan Arvin yang sedang asik berdua, ah lebih tepatnya Arvin, di depan dengan cueknya.
"Yang di depan harap diam, saya sedang bicara!" Tegur Pak Saruji tegas.
Arvin tidak mengacuhkan teguran itu, ia terus menggoda Cilla dengan senyum-senyum gak jelas, sementara Cilla hanya diam karena kepalanya mulai pusing.
Di depan lapangan, terasa lebih menyengat dan panas dari pada di dalam barisan.
"YANG DI DEPAN, HARAP DIAM!" Teriak pak Satuji final.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gracella [ON EDITING]
Подростковая литератураIni cerita gue sama dia. Tentang gue, dia, dan nggak akan ada orang lain yang ganggu. Dia adalah cewek bodoh karena selalu remed. cewek ceroboh yang gila, nggak tau malu, malu-maluin, dan manis secara bersamaan. Dan lo tau? Itu semua bisa bikin gue...