V O T E .Hari ini seperti biasanya, Arvin menghampiri Cilla yang sedang melahap makan siangnya di kantin bersama Marsha.
Lagi-lagi, langkah Arvin terhenti saat melihat siapa yang mendahuluinya, Gilang. Dia, yang mendahului Arvin untuk duduk di samping Cilla.
Arvin menatap ketiganya dari jauh. Kini tangan Gilang memeluk pinggang Cilla. Awalnya, Cilla risih namun lama kelamaan ia mulai terlihat biasa saja.
Tawa Cilla dan Marsha berderai sementara tatapan Gilang ke Cilla berbeda, ia menatapnya dalam. Seakan mencari sesuatu dari diri Cilla.
Tangan Arvin mulai mengepal di samping tubuhnya, giginya bergeletuk keras, rahangnya mengeras dan wajahnya mulai memerah. Gilang dengan enaknya menggenggam tangan Cilla, tangan Cilla-nya!
Arvin menarik nafas, lalu menghembuskannya perlahan membuatnya menjadi pusat perhatian sesaat.
Dari jauh, Arvin masih mengawasi Cilla dan Gilang. Dilihat dari sini, Aldo mendekati Marsha lalu membawa perempuan itu pergi bersamanya, membuat Cilla kini hanya berdua dengan Gilang.
Gilang terus menatap Cilla dalam, sementara yang ditatap tampak tak menyadari karena sedari tadi ia sibuk tertawa.
Arvin mengusap wajahnya gusar, benar, ia cemburu hebat.
Arvin melangkahkan kakinya menuju taman sekolah, menenangkan emosinya yang sempat hampir meledak. Arvin duduk di salah satu bangku taman, lalu mulai memejamkan matanya merileksasikan fikirannya.
Sementara di sekitarnya, banyak siswi yang membicarakannya diam-diam.
Asli. Gue benci Gilang, kayaknya mulai hari ini gue harus saingan sama dia. Batin Arvin.
* * *
Bel pulang sekolah yang di tunggu Cilla akhirnya berbunyi juga. Sungguh, Cilla kesal hari ini karena teman sebangkunya a.k.a Arvin mendiaminya seharian dengan wajah di tekuk dan tanpa alasan yang jelas. Dan itu, membuat Cilla kesal.
Cilla berjalan di koridor sekolah kelas dua belas, masih ramai dengan siswa-siswi yang berlalu lalang.
Seseorang menepuk bahu Cilla, "Hai Cil, mau pulang?" tanya orang itu, dan itu adalah Gilang.
Cilla mengangguk. "Iya nih, mau ke Abang gue,"
"Gue anterin mau?"
"Boleh. Emang lo nggak pulang? Gista mana?"
"Gista di gandol kucing. Udah yuk gue anterin."
Cilla terkekeh pelan, "Kembaran lo juga."
Sesampainya di kelas Aldo, Cilla sudah melihat Abangya itu di depan kelas bersama Marsha.
Cilla menepuk pelan bahu Aldo yang tampak sedang ngapel di sana. "Bang?"
Aldo menoleh, "Apa? Lo mau balik ya?"
Cilla mengangguk, "Iya, hehe. Tapi kalo lo mau anter Marsha dulu gapapa, kok. Grace ikut, hehe."
Marsha melihat Cilla dengan tidak enak hati. "Sumpah, itu Arvin greget gue. Kurang aksi nih, kan kalo lo jadian bisa double date kita." Cerocos Marsha tiba-tiba.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gracella [ON EDITING]
Teen FictionIni cerita gue sama dia. Tentang gue, dia, dan nggak akan ada orang lain yang ganggu. Dia adalah cewek bodoh karena selalu remed. cewek ceroboh yang gila, nggak tau malu, malu-maluin, dan manis secara bersamaan. Dan lo tau? Itu semua bisa bikin gue...