28

1.1K 83 0
                                    

Author's Pov

Disana Luna sedang berjalan menaiki tangga gedung IPA sekolahnya. Senyumnya tidak bisa berhenti terbentuk. Ini adalah hari kedua setelah dirinya dan Jamie sudah jadi couple yang official.

Maksudnya, memang. Semua ini berakhir terlalu cepat. Bukannya Luna tidak ingin cepat-cepat bahagia. Toh, siapa yang gak mau happy ending?

Luna melihat Jamie yang lagi tiduran di kursi beton depan kelas IPA 2. Mukanya terlihat pucat seperti biasanya.

Luna duduk di kursi beton yang masih kosong, "Hai!"

Jamie tersentak sambil membuka matanya, dirinya cuma tersenyum tipis lalu melanjutkan tidurnya. Luna merasa kesal dengan sikap tak acuh si Jamie.

"Jemi." Ujar Luna memelas.

"Hm?"

"Ih, cuek amat sih."

Jamie tetap diam. Luna malah mendapati Jamie yang membenarkan posisi tidurnya. Luna menggerak-gerakan badan laki bule itu dengan lembut.

"Jemi." Ucap Luna masih dengan nada memelas.

"Yaudah, gue pergi. Dah."

Seragam Luna tertahan karena ditarik oleh Jamie. Mata Jamie masih merah bekas hasil ketidurannya. Luna benar-benar merusak rutinitas paginya.

"You are so irritating, aren't you?" Kata Jamie dengan suara yang berat bangun tidur. Luna tersenyum lebar.

Jamie menoleh ke arah pacar barunya, "Ada apa?"

"Kangen."

"Come join me." Jamie menidurkan badannya di kursi beton sambil menepuk-nepuk agar Luna tiduran di situ.

"Idih, ogah." Luna mendorong Jamie sangat keras hingga Jamie hampir terjatuh.

"Hei, dasar. Pagi-pagi udah pacaran. Sini, Lun!" Teriak Kuskus sambil menaruh tangannya di pinggangnya sambil berjalan ke lantai 3.

"Dah, sayangku!" Luna melambai ke arah Jamie sambil tertawa karena panggilan sayang ke cowoknya. Luna berlari mengejar Kuskus dan meninggalkan Jamie yang menggeleng heran melihat kelakuan usil Luna.

-

Kelas IPA 4 sangatlah ramai, apalagi tidak ada guru yang menjaganya. Bahkan, Dani selaku ketua kelas sama sekali gak peduli sama tanggung jawabnya untuk memanggil guru piket untuk menggantikan jam kosong.

Ada yang main kartu remi, ada yang nonton film, sementara Wima, Arsen, Tia, dan Kuskus mengobrol bermacam-macam topik. Kecuali Luna, ia sibuk menulis nama Jamie di pergelangan tangannya dengan spidol sambil senyum-senyum layaknya orang idiot.

"Heh, curut! Senyam-senyum kayak orang gila." Kata Arsen.

Luna memasang muka tanpa dosa, "Dasar jomblo iri."

"IDIH MENTANG-MENTANG PUNYA PACAR GANTENG LO YA!"

"Bodoamat."

"Sebentar ya, geng. Gue mau buang permen karet." Ucap Tia pelan.

"Iya, Ti. Kalau liat Jamie bilang ye." Jawab Luna ceria.

"Sumpah ya, Lun. Lo songong amat." Cetus Kuskus.

"Wim! Ini dua bebek ini pada ribet amat sih. Jodohin enak kali." Balas Luna sambil melet.

Wima cuma tersenyum melihat ketiga sahabatnya itu adu mulut. Wima melihat ke arah Tia yang daritadi memanggil Luna.

"Luna?" Tanya Wima tanpa suara.

Tia menjawab dengan anggukan cepat, "Kenapa?" Tanya Wima lagi.

Tia mengangkat bahunya, sambil melambaikan tangannya menyuruh Wima untuk memanggil Luna ke Tia.

AussieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang