Guys, disini bakal ada Jamie's Pov, padahal author mau bikin perasaan Jamie serahasia mungkin. Tapi mau gimana lagi? Soalnya Jamie's Pov disini jadi salah satu penjelasan accident yang kejadian.
So, enjoy!
XXXXXXX
.
Author's Pov
Foto Jamie sedang dance geloyotan dengan Cantika. Sumpah demi apa pun, gue gak percaya Jamie kayak gitu. Okay, mungkin kebiasaan waktu dia di Aussie. Tapi, Jamie bukan tipe seperti itu, batin Luna.
"Itu dimana..."
"Exodus. Lo masa gak tau sih, Lun?" Kata Kuskus.
"Ya, lo pikir gue apaan mainnya ke club gituan." Luna menatap seperti pembunuh ke arah Kuskus.
"Yah, maksud Kuskus gak gitu, Lun, seenggaknya lo tau Exodus itu apaan." Tia menenangkan kedua sahabatnya itu.
"BANGG CHAAAAAN! AYO CEPET SIAP-SIAP KITA KE EXODUS SEKARANG JUGA!"
Luna berlari menaiki tangga. Dirinya menggedor-gedor pintu kamarnya abangnya.
"Bang, ayo! Gue mau ke Exodus sekarang juga."
Luna pun membanting pintu kamarnya dan memakai jacket kulit hitam Pull&Bear dengan piyama beruang kesayangannya. "Lo mau ngapain ke Exodus? Itu tempat gak baik, Lun. Lo yakin mau ke Exodus pakek piyama beruang gitu?"
"Ya udah, kalau lo gamau nganter gue. Gue berangkat sendiri." Luna menutup pintu kamarnya dan beranjak menuruni tangga. Tangannya tertahan oleh pegangan tangan Chandra.
"Okay, gue anterin."
Luna langsung berlari ke arah ketiga temannya dan mengambil kunci mobil Accord milik Chandra dan memanaskan mobilnya. Luna menyuruh Emily dan Kuskus untuk duduk di belakang karna tau mereka bakal heboh. "Lah gue duduk dimana dong, Lun?" Tia bertanya dengan kalem, kebingungan melihat temannya gampang banget khawatir.
"Lo di depan."
"Enggak, enggak, gue di belakang aja." Tia menolak.
"Ti, plis, lo ini udah telat. Gue gak mau ribet." Luna mendorong Tia untuk duduk di depan dan membanting pintu mobil shotgun.
Bibi Mimik membuka pintu gerbang dan Luna pun keluar dari mobil karena teringat sesuatu, "Bik, titip Rasya. Kalau ada papa atau bunda atau Om Syahrir atau Tante Rina, bilang aja pergi sama Chandra."
"Siap, non. Tapi, non, mau pergi kemana sih kok masih pakek piyama?"
"Rahasia, bik." Luna mengedipkan salah satu matanya.
Chandra pun berjalan menuju Luna dan Bibi, "Bik, nanti ja-"
"Gue udah bilangin. Ayo cepet!" Luna berlari menuju mobil beriringan dengan Chandra.
Chandra membuka mobil, "Lun, Exodus daerah Kuning.... an.... i.... tu.... kan......" Seketika omongan Chandra terslow-motion saat melihat disampingnya bukan Luna melainkan Tia. Mereka berdua pun saling menatap dan hanyut dalam mata satu sama lain.
TIIIIIIIIIIIIIN, klakson mobil Chandra dipencet oleh Kuskus yang duduk di antara Luna dan Emily. Membuat Tia dan Chandra terbuyar dari kontak mata yang intens tadi. Chandra menoleh ke belakang menatap bingung ke arah Kuskus.
"Ampun, bang. Gue disuruh Luna." Kuskus mengangkat tangan.
"Nanti aja, kalau mau pdkt gue kenalin deh, biar official. Ini bukan waktu yang tepat, plis." Luna memutar bola matanya.
"Lo janji ngenalin temen lo ke gue, Lun. Awas lo." Chandra menyeringai Luna dan melirik sekilas ke arah Tia yang bungkam dengan perkenalannya dengan Chandra yang berbeda dengan perasaan yang ia rasakan saat dulu pertama dengan cinta pertamanya yang meninggalkannya ke Jerman.

KAMU SEDANG MEMBACA
Aussie
Fiksi Remaja"Bukankah SMA itu diisi sama masa bahagia yang bisa kita ceritakan ke cucu-cucu kita saat umur kita sudah bau tanah?" "Iya, kamu betul." "Dan lo bikin semua ini kacau." "Iya, kamu betul lagi. status: unedited and content harsh word. highest rank: #9...