Author's Pov
Luna kepikiran terus dengan apa yang terjadi dengan Jamie. Dirinya masih penasaran. Apa hubungannya dirinya, Jamie, dan Agata? Apa Agata cemburu bila dirinya mempunya hubungan yang sudah resmi beberapa hari yang lalu. Mungkin Agata adalah iblis anti-kebahagiaan.
"Woi!" Arsen menoyol pelan kepala perempuan di sampingnya.
Luna mencubil lengan cowok yang giginya ada pagarnya itu, "Dasar mahluk resek."
"Idih, sensi banget, sih, mbak." Arsen memutar bola matanya.
"Wim, babu lo sensitif nih, sudah kayak perawan dihamilin." Tambah Arsen.
Luna menendang seragam Arsen yang super rapih, "Gue emang perawan, dodol."
"Ini anak berdua ya, gak bisa diem. Sen, lo dimarahin pacarnya tau rasa." Wima datang bersamaan dengan Dani.
Dani menyela proses bertengkar Luna dan Arsen, "Jamie lo kenapa, tuh? Bengkak semua pagi-pagi."
Luna menghela nafas yang berat, " Itu abis ditawur sama Agata dan antek-anteknya yang berlagak kayak Robin-nya Batman. Super cemen."
"Oh." Jawab Dani. Super simpel.
"AH OH AH OH AJA LO TOMPEL TEMPIRING." Teriak Luna dengan tangannya yang terayun ke muka Dani.
Dani menghindar dari toyolan maut si Luna, "Weits, lo pikir gue sasak tinju apa."
"YA TANYA KEK APA YANG KEJADIAN SAMA JAMIE BIAR GUE BISA CURHAT BUKAN CURCOL DAH." Ucap Luna dengan suara yang makin kencang. Untung saja suasana di kelas sama ramainya dengan volume suara Luna.
Dani, Wima, dan Arsen pun menurut, mereka masing-masing mengambil kursi untuk siap menginterogasi temannya yang repot itu.
"Waduh, rukun banget nih." Ujar Kuskus nyelonong.
"Iya, nih. Biasanya udah main tabok-tabokan." Tambah Tia.
"AAAAAH KAPAN GUE MULAI CERITANYAAAAAA." Teriak Luna. Lagi.
Wima menarik 2 kursi untuk Tia dan Kuskus, "Udah, udah. Kus, Ti, duduk. Ini cebol satu mau curhat."
"Yailah, alay lo." Kuskus menoyol kepala Luna.
"Hash, diem!"
Luna menarik nafas dalam-dalam, "Jadi--"
"Bentar-bentar, ini bahas apaan?" Tia menyela.
"YA TUHAN DEMI APAPUN LO SEMUA DIEM GAK BISA APAAA?!" Teriak Luna, untuk keempat kalinya.
"Ya, ampun, bosku." Jawab Tia sambil bertunduk dengan tangan yang ditempelkan di depan wajahnya.
Luna menceritakan segala detailnya kepada teman-temannya yang super tai itu. Mereka kebingungan. Ada yang ganjil dengan cerita Luna. Cuman Wima yang sadar, tapi dia cuma memendamnya. Ada saatnya, Wima akan mengajak Luna berbicara.
"Jadi, ya, gitu." Luna mengakhiri ceritanya.
Arsen menyandarkan badannya ke Wima, "Hih, homo." Ucap Wima.
"Ih, Wima sayang." Balas Arsen, "Oh, ya, balik ke topik. Jujur ya, gue bingung sama masalahnya si Agata apaan."
"Nah, itu. Gue juga bingung." Tambah Tia.
"Tauk dah, macem tai semua orang jaman sekarang." Jawab Luna dengan suara lemas.
Kuskus, Tia, Wima, Arsen, dan Dani tiba-tiba saja fokus ke belakang meja yang Luna duduki, membuat Luna otomatis menoleh kearah belakangnya. Jamie. Senyum mengembang di bibir Luna, membuat objek yang dilihatnya juga ikut tersenyum.
"Orang pacaran bahagia alert! Orang pacaran bahagia alert! Jomblo should go away!" Teriak Tia ke arah Kuskus.
"Eh, lo juga gak punya pacar juga."
"Maaf aja, guys. Temen lo pada udah gak jomblo." Dani membusungkan dadanya.
Arsen memeluk pundak kawannya, "Buset, cepet amat. Diterima?"
"Bentar-bentar, Dani sama sapa?" Tanya Kuskus.
"Chacha." Jawab Wima dengan muka polos.
"UDAH AYO KANTIN TRAKTIRAN SI MAHLUK NAFSUAN INI AJA." Teriak Arsen.
Arsen, Tia, dan Kuskus yang gila traktiran mendorong Dani untuk keluar kelas, "Lun, Jamie, duluan ya." Pamit Wima dengan santai.
"Iya." Jawab Luna dan Jamie bersamaan.
Luna tersenyum kearah pacarnya itu, bibir Jamie pun ikut tersenyum. Jamie memegang tangan Luna, "Keluar sebentar tidak apa-apa?"
"Tentu saja." Jawab Luna dengan senyum lebar dengan aksen dibuat sok kaku. Dirinya reflek menggandeng lengan Jamie. Oh, ya, belakangan ini sering jam kosong karna kelas 12 sedang mulai UAS. Bukankah ini apa yang selalu diincar para junior saat seniornya sengsara? Tentu saja.
"Luna, aku tahu kita barusan saja bersama." Ada keraguan di nada bicara Jamie, "Mungkin kita harus berhenti disini."

KAMU SEDANG MEMBACA
Aussie
Fiksi Remaja"Bukankah SMA itu diisi sama masa bahagia yang bisa kita ceritakan ke cucu-cucu kita saat umur kita sudah bau tanah?" "Iya, kamu betul." "Dan lo bikin semua ini kacau." "Iya, kamu betul lagi. status: unedited and content harsh word. highest rank: #9...