31

1.7K 85 7
                                    

Maafkan sudah jarang update. Author lebih fokus ke Andi dan Andy. Maaf ya, bukannya Aussie ditelantarkan. Cuman ya, lagi ngadat. Bukan ngadat sih, aslinya Author sudah nemu plot twistnya. Cuman mager ngetin Naudzubillah deh.

Tapi, demi Aussie's pembaca setia. I present to you part 31. Oke, gak jelas.

Happy reading, velvet crumbs!

--

Author's Pov

Luna berjalan keluar kelas sambil meremas ujung tali tas ranselnya. Otaknya nyaris pecah karena ujian akhirnya di hari terakhirnya yang sangat nerve-wrecking, yaitu Sejarah, Kimia, dan Budaya Jakarta. Bayangkan semua serba hafalan di jadwal yang sama.

"Gila. Guru-guru kalau benci sama kita ya gak usah sampai kayak begini, dah." Tutur Arsen sambil duduk lalu mengelap keringat di pelipisnya.

Kuskus ikut duduk di sebelah Arsen, membuat Arsen agak kelabakan dengan kedatangan sahabatnya yang cantik itu, "Bener. Capek gue ngadepin si Nora. Gak becus jadi guru Kimia mah dia."

Tia yang sadar dengan sikap Arsen pun blak-blakan mengutarakan 'kesadarannya' itu, "Cie, Arsen. Kalau salting ya, jangan alay napa sih?" Ucap Tia sambil menyenggol lengan Luna.

Luna menoleh ke arah Tia dan otomatis tersenyum. Wima juga. Kuskus juga. Arsen cuma mati kutu.

"Ah, sini gue jahit mulut lo!" Teriak Arsen ke arah Tia yang sembunyi dibalik Wima.

"Gue ke toilet dulu ya." Ucap Luna menyela kehebohan mereka berempat.

Tiba-tiba keempat pasang mata menatap kearah Luna. Membuat Luna bingung, "Jadi, gue gak boleh ke toilet gitu?"

"Bukan gitu, Lun." Sergah Tia.

"Lun, kalau lo masih mikirin si Ja--" Kalimat Kuskus terpotong dengan bantahan Luna.

"Ya, ampun. Gue cuma mau ke toilet. Tenang, guys." Ucap Luna tersenyum tipis.

Wima membuka suaranya, "Kita tunggu lo di rumah Emily."

"Oke?"

Luna berjalan menuruni tangga dan menghilang dari pandangan keempat Tia, Kuskus, Wima, dan Arsen. Mereka tidak ingin kejadian saat UAS hari ke 3, hari Jum'at lalu. Luna benar-benar kacau.

-

Luna's Pov

Anak-anak harus berhenti mencemaskan gue. Mungkin ini semua gara-gara kejadian Jum'at kemarin. Oke, emang waktu itu emosi gue gak ke kontrol. Mungkin kalian penasaran sama apa yang kejadian di hari Jum'at itu. Mungkin juga gak.

Apa yang terjadi di Jum'at itu memang salah satu fase syok-diputusin-tiba-tiba sindrom. Ya, sindrom yang baru saja gue buat. Entah gue yang alay atau anak-anak yang tanggepin gue itu alay.

Sekarang gue tanya, apakah menangis tiba-tiba saat semua anak sedang tertawa lalu berlari ke toilet orang cacat dan menguncinya selama 20 menit, di tambah keluar dengan mata sembab dan muka sampai hidung memerah itu alay?

Kalau alay, lo berarti gak ngerti rasanya patah hati. Titik. Gue versi galau lagi gak bisa dikompromi. Gue versi galau bisa gak makan 2 hari atau sehari makan sampai 6 kali.

Udahlah, ini semua cuma buang-buang energi dan bikin gue keinget Jamie. Huh, apa dia masih memikirkan gue?

Gue pun memasuki kamar mandi cewek yang ada di gedung IPA, saat memasuki kamar mandi cuma ada 2 anak perempuan yang membenarkan rambutnya dan mencuci tangan. Gue pun melakukan 'apa yang ingin gue lakukan', lalu mencuci tangan.

AussieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang