30

1K 73 0
                                    

Luna's Pov

Apa maksud Jamie? Gue gak paham. Ini baru seminggu kita bersama. Gue tahu ada yang gak beres dengannya. Gue tahu dia bercanda.

"Lo bercanda kan?"

"Maaf, Luna." Jamie melepas pegangan tangan gue secara perlahan, membuat gue tambah merasa kehilangan dia.

Jamie jalan menjauh dari gue, "Beri satu alasan. Satu alasan logis. Alasan yang bisa buat gue percaya kenapa lo mau mutusin gue."

"Aku tidak tahu."

Gue berjalan ke arahnya, "Kalau seseorang sayang, dia pasti bisa memperjuangin cintanya buat orang yang dia sayang. Dasar pengecut."

Gue meninggalkan dia, berjalan secepat mungkin karena perasaan yang ada di dalam dada ini sama sekali gak jelas. Sedih, benci, kesel, semua kecampur jadi satu.

"Tapi, aku tidak mencintaimu." Jawab Jamie.

"Persetan."

Perasaan yang gue rasakan itu kayak ketika lo lagi bahagia dan tiba-tiba ada bis kota yang nabrak lo. Udah, gak ada yang menolong lo. Lo dibiarin gitu aja. Dilihatin. Mereka tahu lo kesakitan, tapi mereka cuma melihat.

Thanks, Jamie. You really know how to breaks a girl heart.

-

"Sudahlah, jangan nangis, Lun. Cowok itu ada banyak. Minggu depan sudah Ujian Kenaikan Kelas." Ucap Tia sambil memeluk gue.

Emily mondar-mandir di depan gue dan Tia, "Fuck. Did he lost his mind? He's like the stupidest. Such a moron."

"T-tapi, gue sayang sama dia."

Kuskus duduk dari posisi tidurnya di kasur Emily, "Persetan dengan sayang, Lun. Dia bajingan. Emang anjing tuh anak."

Ya, gue lagi di rumah Emily. Setelah kejadian itu, gue gak berhenti nangis dan akhirnya anak-anak memutuskan buat ke rumah Emily. Wima dan Arsen bingung sama gue yang nangis gak berhenti-henti. Kuskus nyuruh mereka untuk pulang duluan karena tentu saja, 2 bocah kutil itu gak bakal bermanfaat disini.

"Gue tahu ada yang salah sama dia." Ucap gue, gue gak mau Jamie dijelek-jelekin gitu aja.

Kuskus menggeram, "Lo kenapa sih, Lun? Baru diputusin cowok aja udah begini. Gimana kalau entar lo ditinggal mati? Ah, buset dah."

"Kus, santai. Lun, Kuskus ada benernya. Cuman cara penyampaiannya salah. Udahlah, seenggaknya UAS minggu depan." Ucap Emily sambil memisahkan gue dan Kuskus, "Jangan buat cowok jadi alesan sekolah lo ancur."

-

Hi, readers! Sorry, chaps ini pendek. Karena super buntu dan u kno Author UAS bruh. IPA BESOK IPAAAAAAAA. Fisika gak masalah sih, tapi biologi. Just shoot me in the temple of my head. Now!!!!

Cieilah, baru sadar barengan UAS-nya bareng Luna.

Keep reading and votes and comments!!!

Salam squack,
xxx

AussieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang