Mata itu

603 25 6
                                    

"Mengapa setiap aku melihat mata gadis itu, aku jadi teringat kamu?"

'William Pov'

Aku, William Oryza Listhon.
Sekolah di International Senior High School.

Pasti kalian semua bingung ya, kenapa kalau aku ngomong selalu irit? Tenang aja lambat laun kalian bakal tau kok.

Seperti biasanya, aku berangkat sekolah tepat pukul 06.00, dan pastinya selalu melewati koridor tiap kelas.

Risih. Ya, aku sebenarnya risih ketika mendengar teriakan ataupun pujian dari murid cewek ketika aku melewati mereka.

"Kak Wil," panggil seorang cewek dari arah belakang sambil membawakan sesuatu di tangannya. Aku menoleh.

"Kakak makin hari makin ganteng deh, nih aku buatin cake khusus buat kakak," kata cewek tersebut dengan senyumnya.

Aku melihat ke arah cake tersebut lalu tersenyum kaku. "Makasih." Dan aku langsung pergi begitu saja.

"Ya ampun kak Wil, yaudah deh gapapa, senyumannya manis banget," kata cewek tersebut yang masih bisa ku dengar. Tetapi aku tak mempedulikan mereka, dan asik berjalan sampai tiba-tiba aku bertemu seseorang.

Di koridor, aku melihat ada sesosok cewek asing. Aku tidak pernah melihat dia disini, apa mungkin dia murid baru?

Cewek tersebut menanyakan sesuatu ketika aku tak sengaja berpapasan dengannya. "Kantor TU dimana ya?" tanyanya. Lantas aku berhenti berjalan.

Aku sedikit bingung, dan akhirnya aku baru mengerti kalau anak ini murid baru. "Lo lurus nanti belok kanan, kantor TU ada di sebelah kiri," jawabku sekenanya. Tak sengaja, aku memperhatikan mata gadis itu. Mata itu sangat familiar, dan tiba-tiba aku teringat sesuatu mengenai mata itu.

Dengan cepat, aku pergi meninggalkan gadis itu, aku gak peduli. Palingan dia bakal bilang makasih. Yang aku butuin sekarang kembali ke kelas, dan membuang jauh-jauh pikiran yang beranggapan bahwa mata cewek itu sangat mirip dengan Keyla.

"Bener dugaan gue." Aku bergumam lalu membuang nafas kasar ketika melihat isi loker yang dipenuhi oleh bunga-bunga dan coklat.

Aku segera mengambil bunga-bunga tersebut dari dalam loker dan memasukkannya ke kotak sampah.

"Nih, buat lo." Aku meletakkan 3 batang coklat ke arah Robert.

"Dari fans lo lagi?" tanyanya seperti menahan tawa.

Aku diam. Tak mempedulikan ucapannya, lalu dengan segera duduk disebelahnya.

"Tau nggak Wil." Aku menoleh dengan alis terangkat. "Lo harus tau ini Wil," ujarnya lagi yang membuat aku kesal.

"To the point aja."

"Ada anak baru pindahan dari Australie," ujarnya senang.

Alisku bertaut. "Lalu?"

"Ya ampun man, cewek itu cantik, tajir, anak dari keluarga Maltar, dan denger-denger dia masuk kelas kita," celotehnya yang membuatku diam membeku.

Keluarga Maltar? Mata itu? Jangan-jangan.

"What up Man, lo kenapa?" tanya Robert.

The First and Last Love [PROSES REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang