Satu kelompok?

357 21 1
                                    

"Ketika satu persatu pernyataan mulai terlihat."

Jam sudah menunjukkan pukul 06.30, rutinitas yang selalu aku jalankan setiap paginya yaitu pergi ke sekolah. Dengan bersemangat aku mengendarai mobil berwarna silver hingga berhenti di parkiran sekolah yang masih terlihat sangat sepi.

Aku berjalan menyusuri koridor sekolah, menaiki tangga sampai ke lantai 2 dan berhenti tepat di depan kelas. Sejenak aku menengok ke dalam kelas,
"Sepi," gumamku lalu masuk ke dalam dan duduk di bangku milikku.

Sreett.

Tiba-tiba sebuah suara muncul dari belakang tempatku duduk, seperti suara meja yang bergerak. Bulu kudukku mulai berdiri dan tubuhku mengeluarkan sedikit keringat dingin. Aku mulai was-was, takut sesuatu akan terjadi.

Hoaam.

Aku mendengar suara lagi dan tidak berniat untuk menoleh ke belakang. Tetapi suara tersebut membuatku penasaran, bersamaan dengan kepala yang kutolehkan ke belakang aku tersentak dan hampir menjerit ketika menangkap sesuatu yang ku lihat.

Seorang laki-laki yang tidak terlalu jangkung berdiri di belakang ku sambil membenarkan rambutnya yang lumayan berantakan.

"Rob." "Elo?" kataku dan Robert secara bersamaan.

"Ternyata udah pagi ya," katanya singkat lalu mengambil jaket miliknya.

"Rob, kamu mau kemana?" cegahku ketika Robert hendak ke luar kelas.

"Nggak, tapi kalau ada guru yang nanya, bilang aja gue izin," katanya.

Aku mengangguk bersamaan dengan itu tubuh Robert tak terlihat lagi.

Aku menyenderkan bahu di kursi, "Apa sih mau dia, bolos gitu?" kataku berbicara sendiri lalu mengeluarkan ponsel dari dalam tas.

To Lavenderia

Ri, aku udah ada di sekolah, aku tunggu kamu 10 menit dari sekarang.

Send

Aku segera beranjak dari tempat duduk dan berjalan menuju bingkai yang tertuliskan daftar piket kelas.

"Kayaknya aku yang hari ini piket--" kataku sambil terus menelusuri jemari ke daftar piket kelas.

Kesha Apriliza.

Aku menghembuskan nafas. "Udah diduga," dengan gontai aku berjalan ke arah pojok belakang kelas.

Mengambil sapu dan sekop lalu mulai menyapu, "Amazing, ini laci atau kotak sampah?" kataku terheran-heran melihat seluruh isi laci anak kelas X IPA.3 ini.

Trittt trittt

Suara dering ponsel mengagetkanku yang sedang menyapu kelas, aku menyangka itu ponsel milikku, tetapi ternyata arah suara ponsel itu berada tepat di laci meja belakang kursiku. Aku segera beranjak ke sana.

"Punya siapa ini ya?" kataku bertanya sendiri lalu membuka log screen ponsel tersebut dan menemukan nama seseorang di wallpaper ponsel itu.

Robert.

"Ponsel aja sampai ketinggalan gini, apa sih yang ada dipikiran dia." Aku mengomel sendiri, heran dengan kelakuan Robert yang tiap hari ada aja yang dia perbuat.

Tanpa basa-basi lagi aku segera menaruh ponsel tersebut di dalam tas lalu melanjutkan acara menyapu lantai.

***

Jam sudah menunjukkan pukul 07.00. Bel memasuki jam pelajaran pertama telah berbunyi, semua murid masuk ke dalam kelas sebelum jam pelajaran dimulai.

The First and Last Love [PROSES REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang