Minggu ke-2 semenjak Kesha koma.
"Mami kangen banget sama kamu. Cepat bangun ya, sayang," ujar Rista sambil mencium punggung tangan anaknya yang tampak dingin.
Tak lama kemudian, jari-jari Kesha melakukan pergerakan yang sanggup membuat Rista sangat bahagia.
"Sayang, Mami disini. Yuk, buka mata kamu," ujar Rista lagi.
"Ma-mi," ujar Kesha dengan suara yang sangat kecil
"Alhamdulillah Ya Allah, akhirnya kamu bangun juga sayang," ujar Rista begitu senang sambil mencium kening Kesha berkali-kali.
"Kes-ha ada di-ma-na??" tanya Kesha dengan terbata-bata.
"Kamu ada di rumah sakit nak. Mami, panggilin dokter dulu ya."
"William dimana mi? Gimana keadaannya, William nggak apa-apa kan mi? Apa William terluka?" tanya Kesha bertubi-tubi ketika baru sadar akan sesuatu.
"Husstt!! Kesha, anak Mami, kamu jangan banyak bicara dulu."
"Kesha, ingin tau keadaan William mi, Kesha takut William kenapa-napa."
"William baik-baik saja sayang, dia gak terluka sedikit pun, atau mau Mami telpon Williamnya?" tanya Rista.
Mendengar itu Kesha langsung mengangguk dan seulas senyum mengembang di bibir nya.
Setelah selesai mengabari William, Rista segera kembali ke tempat Kesha lagi.
"William bilang dia akan datang kesini setelah pulang sekolah, sayang" ujar Rista meyakinkan.
"Mami panggilin dokter dulu ya," sambung Rista dan berlalu pergi dari ruang Kesha menuju ruangan dokter.
Saat Rista sedang memanggil Dokter, Kesha tidak sengaja melihat seseorang yang mengintipnya dari kaca pintu kamar inap Kesha.
Seseorang itu seperti perempuan, tetapi memakai jubah hitam dan penutup muka.
"Hah? Jubah itu?" ujar Kesha mencoba mengingat-ingat kembali.
Yaa, jubah itu!! Itu orang yang waktu itu nampar gue dan menyuruh gue menjauh dari William.
"Siapa sebenarnya dia? Apa hubungan dia sama William? Terus kenapa dia sangat benci dengan aku? Apa yang udah aku perbuat??" Beribu pertanyaan yang ingin kulontarkan ke dia tetapi mengingat diriku yang masih terbaring di kasur. Mau tidak mau mengurungkan niatku untuk menghampiri orang itu.
Kemudian seseorang itu tersenyum smirk ke arahku dan dengan sekejap menghilang.
Tidak lama kemudian Dokter datang dan memeriksa seluruh tubuh Kesha.
"Kesha besok sudah bisa pulang Ris," ujar Dokter Dirzy.
"Sungguh dok? Terimakasih," ujar Rista begitu senang.
"Terimakasih Dok," ujar Kesha juga.
"Sama-sama, saya permisi dulu ya" ujar Dokter itu kemudian pergi dari ruangan Kesha.
Mendengar itu, Kesha dan Maminya Kesha mengangguk lalu tersenyum singkat.
"Kesha, makan dulu ya. Mau Mami suapin?" tawar Rista dan Kesha jawab dengan anggukan.
***
William pov
"Rob, nanti sepulang sekolah temani gue ke Rumah Sakit," ujarku.
"Emang ada apa dengan Kesha?" tanya Robert.
"Gue dapat sms dari nyokapnya, katanya Kesha sudah siuman," jawabku.
KAMU SEDANG MEMBACA
The First and Last Love [PROSES REVISI]
Teen Fiction"Masih proses revisi" Aku, Kesha Apriliza Maltar. Terkadang, apa yang ingin kita miliki tidak semudah untuk kita raih. Tapi, bila kita terus berusaha, semua yang ingin kita miliki pasti akan segera kita dapatkan. Aku termasuk anak yang dimanja oleh...