Nyawa menjadi Taruhannya

180 10 0
                                    

~ Di Rumah Sakit ~

Dokter : maaf, kalau saya boleh tau, apakah anak ibu sudah pernah mengalami kejadian seperti ini?

Rista : setau saja enggak dok, baru kali ini saya melihat hidung kesha mengeluarkan darah

Dokter : seperti demam tinggi

Rista : kalau soal demam tinggi saya rasa pernah, kesha enggak pernah cerita apa apa ke saya dok

Dokter : baik, setelah pemeriksaan secara medis yang sudah kami lakukan, hasilnya bahwa anak ibu menderita penyakit kanker darah atau yang bisa disebut dengan leukemia, penyakit kanker darah merupakan penyakit yang cukup kronis , mereka yang terserang kanker darah umumnya banyak tidak tertolong , hingga nyawa menjadi taruhannya

*rista terkejut bahkan menutup mulutnya menggunakan telapak tangannya *

Rista : Enggak mungkin dok, anak saya selama ini enggak pernah mempunyai petanda tanda, mana mungkin anak saya menderita kanker darah

Dokter : maaf bu, tapi setelah pemeriksaan itulah hasilnya, mungkin ibu tidak tau kalau sebelum ini, anak ibu itu sudah pernah mengeluarkan petanda yang sama seperti ini

Dokter : anak ibu harus ditangani lebih lanjut, kalau tidak saya khawatir anak ibu tidak bisa diselamatkan

Rista : enggak dok, tolong bantu anak saya, tolong sembuhkan anak saya bagaimana pun caranya, kalaupun anak saya harus di pindahkan ke luar negeri untuk kesembuhannya, saya bersedia dok, lakukan bagaimana pun caranya agar penyakit anak saya bisa hilang sepenuhnya

Dokter : kami akan melakukannya sebisa mungkin, tetapi untuk menghilangkan penyakit itu, hanya mukjizat yang maha kuasa yang mampu menyembuhkannya, maaf bu silahkan tanda tangani lembaran ini, untuk penyembuhan anak ibu

Rista : baik dok, saya permisi

Setelah rista keluar dari ruangan dokter, di depan pintu itu gusti tengah berdiri dan memandang dengan muka cemas

" gimana ris? Apa yang dokter katakan " Tanya gusti tetapi rista malah menangis sejadi jadinya

Gusti segara menutun rista menuju kursi terdekat di arah situ, dan medekapnya sambil mengusap usap punggung rista

" apa yang dibilang dokter ris?? " tuntut gusti

Kemudian rista langsung melepaskan pelukannya dari gusti dan menghapus air matanya

" kesha pi, kesha menderita penyakit leukemia, dan bila tidak segera ditangani, nyawa yang menjadi taruhannya " ujar rista dan menangis lagi, gusti hanya membeku di tempat, pikirannya kosong

" tuhan jangan ambil anakku lagi " batin gusti

Gusti dan Rista segara menuju kamar inap kesha

" Papi!!!!! " teriak kesha dan gusti langsung memeluknya

" papi udah pulang??? " senang kesha

" iya sayang, papi sudah pulang, keadaan kamu gimana? Ada yang sakit " Tanya gusti sambil mengelus ngelus rambut kesha

" kesha gapapa papi, hanya pusing "

Kemudian rista menempelkan punggung tangannya kearah kening kesha " kening kamu panas sayang "

" ini hanya demam biasa kok mi "

" sayang, ada yang mau papi bilang ke kamu " ucap papinya

" bilang apa pi? "

Rista mengisyaratkan gusti untuk tidak membicarakan masalah ini ke kesha, tetapi gusti tetap ingin membicarakannya sekarang

Rista pun pasrah

The First and Last Love [PROSES REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang