Cafe Batavia

425 23 6
                                    

"Andai saja waktu bisa ku ulang kembali."

"Den William"
"Den? Ada nyonya sama Tuan di bawah"
"Den? Buka pintu nya, Nyonya sama Tuan manggil Aden."

Lamunanku buyar ketika mendengar ada yang memanggil dari luar pintu kamar, ketika tau Bibi yang memanggil, aku sedikit mendengus kesal. "Kenapa sih? Nganggu aja.
Iya Bi, nanti aku ke bawah," teriakku dari dalam kamar.

"Bukannya mereka ada di kantor?" ucapku berbicara sendiri lalu segera beranjak dari kasur dan menuruni tangga sampai ke lantai dasar.

Yaa. . . Aku adalah anak dari
Yunie Nasira Raesha & Anton Tristan Listhon

"Kapan pulangnya Bun?" tanyaku yang disambut dengan senyuman dari Bunda.

"Udah, duduk dulu disini." Aku menurut dan segera duduk di sampingnya.

"Kenapa manggil?" tanyaku to the point.

"Ayah kamu mau bicara, mas? bicarakanlah," kata Bunda yang membuat Ayah segera menutup laptopnya.

"Kami mau bertemu dengan teman lama kami, kamu mau ikut?"

Aku kaget, karena baru kali ini orang tuaku mau mengajakku untuk ikut bertemu dengan teman mereka. "Dimana?" tanyaku.

"Di cafe Batavia," jawab Ayah yang membuat jantungku tiba-tiba memompa lebih cepat, dan dengan cepat aku segera menetralisirkan kecemasanku tadi.

"Hm... Aku di rumah aja Yah," jawabku.

"Kamu beneran gak mau? Rugi lho," kata Ayah yang membuat aku menautkan kedua alis.

Aku menggeleng, "Memangnya ada apa?" tanyaku. Sedikit bingung akan pernyataan Ayah barusan.

"Jadi gini, teman Ayah dulu punya anak cewek mungkin sekarang seumuran denganmu."

Awalnya aku penasaran tetapi dengan cepat aku mencoba untuk tidak memikirkan hal-hal yang aneh lagi."Oh gitu," Aku mengangguk paham.

"Kamu gak tertarik sama dia?" tanyanya yang membuat aku terkekeh kecil.

"Enggaklah Yah, gimana mau tertarik, kami aja belum pernah bertemu," jawabku yang membuat Ayah juga tersenyum kecil.

"Nah itulah alasan Ayah mau mengajak kamu, supaya kalian bisa saling kenal," kata Ayah yang kubalas dengan gelengan.

"Lain kali aja, untuk sekarang aku gak minat," tolakku.

"Yaudah mas, lain kali aja kita ajak William lagi," kata Bunda yang dibalas anggukkan oleh Ayah.

"Tetapi di lain waktu kamu harus ikut," kata Ayah.

Aku mengangguk, "Oke, aku bakal ikut nanti," ujarku. "Asal nggak di cafe itu lagi," tambahku dalam hati.

"Udah kan Yah? Aku mau ke atas."

"Ada teman kamu tuh di luar," ujar Bunda yang membuat aku segera membuka pintu luar.

"Elo Rob, kenapa gak bilang-bilang mau ke sini," kataku ketika melihat Robert ada di sana.

"Eh, gue udah bbm lo, cuman lo nya aja yang gak nge read, coba cek hp lu tu coeg," tantang Robert. Aku terkekeh.

"Hp gue di kasur coeg, ke atas yuk, sekalian cek hp," ajakku.

***
"Kesha POV"

"Halo sobat lama, apa kabar?" tanya teman Papi yang bernama Anton.

Papi balas tersenyum. "Baik Ton."

"Ini anakmu ya? Cantik," puji teman Mami yang bernama Yunie.

Aku tersenyum. "Kesha Tan, Kesha Om," kataku memperkenalkan diri sambil mencium punggung tangan temannya Mami dan Papi.

"Jeng, anak lelakimu mana? Gak ikut ya?" tanya Mami.

Tante Yunie balas tersenyum. "Iya nih jeng, dia bilang lain kali aja, kebetulan tadi ada temannya."

"Ngomong-ngomong ini anak kamu yang pertama ya?" tanya Tante Yunie memastikan. Senyumanku lepas begitu saja ketika Tante Yunie menanyakan hal semacam itu.

"Bukan jeng, ini Kesha, anak kedua, anak pertama kami itu Keyla," jawab
Mami.

"Hm... Kenapa Keyla tidak diajak?" tanya Tante Yunie.

Aku merasa kasihan ketika melihat ekspresi wajah Mami yang tiba-tiba berubah, ternyata pertanyaan itu mampu membuat hati Mami tergores kembali.

"Kakak, sudah tidak ada Tan," sambungku yang membuat Tante Yunie maupun Om Anton menjadi sangat terkejut.

"Hah, maksudnya? Meninggal? Gara gara? Kok Tante gak dikabarin sih," kata tante Yunie, shock.

Aku tersenyum kaku. "Iya Tan, dikarenakan kecelakan, Kesha saja baru pulang dari Australie, jadi Kesha gak ngeliat pas pemakaman kak Keyla," kataku menjelaskan, karena aku tau perasaan Mami sekarang, ingin mengatakan satu kata pun rasanya tak sanggup.

"Yang sabar ya Ris, kamu juga sabar ya sayang, jadi kamu itu berbeda berapa tahun sama kakak kamu?" tanya Tante Yunie.

"Hanya berbeda satu tahun dengan Kesha," sambung Mami.

"Hm... Gak beda jauh yaa."

"Iya jeng," jawab Mami sekenanya.

***

Setelah makan malam bersama keluarga yang Papi bilang sebagai keluarga Blantara selesai. Kami berencana pergi ke mall.

Kerjaan anak perempuan.

Saat berkeliling tiba-tiba saja, aku melihat sosok yang tak asing lagi, sosok itu pun mendekatiku yang tengah memilih-milih pakaian.

"Hai Kes," sapa sosok tersebut.


***
Siapa yang manggil Kesha? Ayo ayo? William atau Robert? Pada penasaran yak pada penasaran? Tunggu part selanjutnya, oke

Kembar tuh matanya kak Keyla sama Kesha, hehe, tapi sayang banget kak Keyla nya udah pergi:( tinggal ada Keshanya aja.

Jessica_jr02💕

The First and Last Love [PROSES REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang