Why?

303 17 0
                                    

"Kita saja yang tidak sadar kalau sebenarnya dunia ini terasa sempit."

"Pakai nih," suruh William sembari memberikan sebuah helm ke tanganku.

"Hah? Ngapain pake helm?" tanyaku, tak mengerti. Aku mengamati helm yang disodorkan oleh William.

"Pake dulu, kita naik motor, lo mau ditilang sama polisi?" tanya William *ralat lebih tepatnya itu sebuah pernyataan yang mengharuskan untuk dituruti.

"Yee, kenapa gak pake mobil?"

William mengedikkan bahu acuh, "Cepat naik," perintah William.

"Hm..." gumamku sambil mengerutkan kening.

"Pegangan, ntar lo jatuh," perintah William.

Mataku tak sadar melotot, "Bilang aja kalau modus," cibirku.

"Yaudah, jangan salahin gue kalau lo jatuh," kata William.

Aku pasrah, dan akhirnya memegang jaket William.

"Rumah lo dimana?" tanya William.

"Perumahan Megasari terus belok kanan, jalan sedikit, belok kiri, sampai."

"Ini rumah lo?" tanya William tidak percaya.

"Bukan," kataku lalu turun dari jok motor William.

"Terus?"

"Rumah Bonyok."

William mengerutkan keningnya tanda tidak mengerti apa yang aku bilang barusan.

"Maksudnya rumah Bokap Nyokap," kataku menjelaskan.

William mengangguk, "Nama lo siapa?" tanya William.

Kedua alisku bertaut, "Pikun Wil atau panas?" tanyaku sembari memegang dahi William yang tak panas.

"Ngapain lo megang-megang gue?"

"Kamu sih."

"Maksudnya, nama kepanjangan lo itu apa?"

"Oh, Kesha Apriliza Maltar, emang kenapa?"

"Hah? Kesha Apriliza apa tadi?" tanya William.

"Lo ini tuli apa?" kataku, kesal.

"Gue serius, nama ujung lo tadi apa? Gak kedengeran."

"Kesha Apriliza Maltar, MALTAR," kataku memperjelas. Menekankan kata 'MALTAR'.

DEG!

"Nama Ibu lo?" tanya William.

"Dih, ngapain kamu nanya nama Nyokap."

"Udah jawab aja."

"Rista Claurie."

DEG!

"Berarti nama Bokap lo Anton."

Aku mengangguk, "Kamu tau dari mana?"

"Gak, lo tau nama gue siapa?" tanya William.

"Taulah," kataku.

"Coba sebutin yang lengkap."

"William Or-- Or apa ya? Oryzi? Eh, gak, gak, Oryza."

"Terus?"

"Terus apanya?"

"Sebutin yang lengkap," tuntut William yang membuatku semakin geram.

"Cuma itu yang aku tau, oh iya William Oryza L," kataku.

The First and Last Love [PROSES REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang