Rumah William

338 19 3
                                    

"Lucu. Sangat lucu, saat tiba-tiba aku menjadi semakin penasaran sama seseorang yang baru ku kenal."

Tet not... (Bel pulang sekolah)

Ria berhenti mengepel lantai dan segera menghampiriku yang sibuk membereskan buku, "Kes, gue pinjam handphone lo dong," kata Ria.

"Untuk?" tanyaku sambil terus memasukkan buku ke dalam tas.

"Sms nyokap, handphone gue gak ada pulsa, plis," pinta Ria.

Aku tertawa. "Percuma handphone bagus tapi nggak ada pulsa Ri, nih," kataku sembari memberi handphone ke tangan Ria.

"Yuk balik, kerjaan kita udah selesai kan," kataku yang dibalas anggukan oleh Ria.

William : PING!!!
William : PING!!!
William : PING!!!

"Kes, William nge-ping lo nih," kata Ria saat kami berdua sedang berjalan menuju ke parkiran.

"Jangan ngaco Ri," kataku tidak mempedulikan.

"Nih lo liat aja sendiri," kata Ria sembari memberikan handphone ke tanganku.

"Cuma nge ping doang," kataku masih tidak mempedulikan sembari ingin memasukkan handphone ke dalam saku rok tapi ditahan oleh tangan Ria.

"Ria!!" kataku setengah teriak, kesal.

"Stop!!! Biar gue yang balas, mungkin dia ada perlu sama lo."

"Up to you," kataku tak peduli.

Kesha     : PING!!!
William : Hari ini kerja kelompok, gue tunggu lo di parkiran.

"Kes, baca nih, dia nunggu lo di parkiran."

"Serius," kataku yang tidak percaya dan langsung merampas ponsel itu dari tangan Ria.

Sesampainya di parkiran.

"Ekhem ... Cepetan naik mobil gue," perintah William.

"Lho, mobil aku gimana?"

"Mobil lo tinggal dulu disini," ujar William.

Aku menautkan kedua alis lalu segera menelepon seseorang.

"Assalamualaikum Pak, mobil saya ada di sekolah, bisa minta tolong diambilin nggak Pak."
"Wa'alaikumsalam, bisa kok non, nanti saya ambil."
"Yaudah, makasih Pak," kataku lalu mematikan sambungan telepon.

"Supir yang nanti ambil mobil ini."

"Yaudah kalau itu mau lo, cepetan naik," kata William sembari menyuruhku menaiki mobilnya.

Aku menurut.

***

"Ini dimana?" tanyaku saat kami berdua tiba di sebuah rumah elit dengan ditutupi pagar berwarna hitam kecoklatan.

"Rumah nyokap bokap," kata William datar sambil berjalan memasuki ruangan yang cukup besar.

"Lo duduk di sini dulu, gue mau ambil laptop di atas," kata William sembari menaiki anak tangga menuju ke kamar atas.

The First and Last Love [PROSES REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang