part 5

11.9K 451 4
                                    

Syafa pov

Sesuai dengan permintaan mas azzam, kamaren hari, mau tak mau aku menyiapkan lagu, agak alay tapi ini lagu favorit ku 'don't let me go' karya dari jai waetford penyanyi cilik dari australia. Dan ' I wanna hold your hand' dari the Beatles. Selain karna liriknya yang gampang di hafal, kedua lagu itu juga easy listening.

Sedikit gugup, karna ini memang acara orang tua mas azzam, tapi tampil di acara orang apa gak keterlaluan.

"Kenapa gugup dek?" Melirik ku yang sejak tadi duduk gelisah di sebelah bang irfan. Aku berangkat dengan irfan, sedangkan bang fandi dengan terpaksa harus jadi supir abah dan bunda.

"Sedikit, mas azzam memintaku buat nyanyi." Aku meremas tanganku lagi. "Seharusnya aku menolaknya." Sesalku, sekarang aku percaya, penyesalan selalu datang di belakang.

"Bukannya kamu sudah biasa tampil. Kan sama aja." Sahut bang irfan.

"Ini acaranya papa, masak ia aku ngerecokin acara beliau."

"Lhoh ya gak apa, kamu kan calon menantu kesayangan beliau." Aissshhh bisa2 bang irfan menggodaku di saat yang tidak tepat seperti ini.

"Auuww, sakit dek." Aku menjulurkan lidahku, setelah mencubit lengannya.
"Sudah sampai tuan putri, mau turun dengan abang atau mau di jemput pangeran berkuda putih?"

"Abaaanggggg. Berhenti menggodaku." Aku menyambut uluran tangan bang irfan, turun layakna princess. Aku menggandeng tangan bang irfan, beberapa langkah aku berhenti. "Bang, ada yang kelupaan. Gitarku masih di mobil, abang bisa nyuruh orang bawain ke belakang panggung gak?"

"Tenang, serahin sama bang madun." Bang irfan menepuk dadanya. Cihh makhluk narsis satu ini memang mempunyai kepercayaan diri setinggi himalaya. "Dek lihat ke depan, sang pangeran menyambutmu." Aku mengangkat kepalaku, aku melihatnya tersenyum ke arahku, aku membalasnya tak mau kalah. Mas azzam berlari ke arahku.

"Maaf sedikit terlambat, apa acaranya sudah di mulai?" Tanyaku sesampainya mas azzam di depanku.

"Belum. Kamu cantik malam ini." Pipiku terasa panas. "Ahhh aku cemburu."

"Hah?"

"Irfan bisa menggandengmu leluasa, sedangkan aku harus nunggu beberapa bulan lagi." Mas azzam mengerang frustasi.

"Santai zam, setelah sah nanti, kau bisa menyentuhnya sesuka hatimu." Dua orang dewasa ini, membicarakan apa sih. Hello disini masih ada anak di bawah umur.

"Sebaiknya kita ke dalam." Mas azzam menuntunku dan bang irfan ke meja khusus buat keluarga kami berdua. Aku menatap kagum, dekorasinya terkesan girly, aku tersenyum geli. Pasti kerjaan mama, walaupun girly tapi tidak sedikit menampilkan ketegasan papa, kombinasi yang unik. Mas azzam menarik kursi untukku.

"Terima kasih." Keluarga kami bersorak, ' cieeee azzaaam' dan tak sedikit yang bersiul. Jangan di tanya, aku dan mas azzam salah tingkah, melihat itu. Mereka tak tinggal diam dan semakin menggoda kami berdua.

Aku mendengar pembawa acara, membuka acara ini. Ku lihat papa sudah di depan, di atas panggung.

"Ehem.... Sebenarnya pesta ini bukan hanya karna ulang tahun ku dan perusahaan ini, tapi juga pesta pertunangan putra kami satu2nya 'Muhammad khoirul azzam' dengan anak sahabat saya Anggara." Papa berhenti, menatapku sendu. Ada apa dengan beliau.
"Sweetheart...."aku tersenyum lembut ke arah beliau, aku tau beliau lupa dengan nama panjangku yang sangat amat panjang ' Neisya Nazula Al Izzati Zahira. A' "Maaf papa lupa nama panjangmu sayang. 'syafa', itu nama panggilannya, Gadis yang manis. Saya mengucapkan selamat menikmati pesta kecil kecilan kami, semoga kedepannya perusahaan ini semakin maju, terima kasih kepada seluruh karyawan A corp, tanpa kerja keras kalian perusahaan ini tak akan semaju sekarang. Sekali lagi terima kasih." Papa menyerahkan kembali ke pembawa acara.
Tidak ada tiup lilin, hanya sekedar pesta makan2. Aku bangkit, menuju ke arah live musik di sebelah panggung.

"Happy birthday papa." Ku lihat semua mata melihat ke arahku. "Semoga panjang umur, murah rejekinya. The best wishes to you, Dad." Papa mengucapkan terima kasih, tanpa bersuara.

"Am little bit nervous today, but... this is for you. This song gloomy song, one of my favorite. Hope you'll like it." Ku petik senar gitar yang ku bawa tadi.

Ooh
Yeah

Baby, please stay near
Don't know how I'd live without you here
It feels like I'm drowning, I've got no air
My life is nothing without you here

Aku menatap azzam, dia sedikit kaget. Ku tutup mataku. Meresapi.

So, baby, please don't leave me now, don't leave me now

Don't let me go
Don't let me go
Don't let me go, ooh

You've got something I can't describe
You're the one I wanted my whole life
Whatever happened to the times we shared
I want your love in palm of my hands

So, baby, please don't leave me now, don't leave me now

Oh, don't let me go
Don't let me go
Don't let me go, whoa
Don't let me go

You built me up then you break me down
You could break my heart without a sound
You've got the softest touch and no deceit
And no money or car could change what you mean to me

'Cause I'm falling in love with you
And I just can't help myself
'Cause I'm falling in love with you
And I just can't help myself

Oh, please don't go
Don't leave me now
Don't let me go

Sebagian tamu menghapus air matanya, ku lanjutkan lagu selanjutnya. Aku mengdipkan sebelah mataku ke azzam.

Oh yeah, I'll tell you something
I think you'll understand
When I'll say that something
I wanna hold your hand
I wanna hold your hand
I wanna hold your hand

Oh please, say to me
You'll let me be your girl
And please, say to me
You'll let me hold your hand
I'll let me hold your hand
I wanna hold your hand

And when I touch you I feel happy
Inside
It's such a feeling that my love
I can't hide
I can't hide
I can't hide

Yeah, you've got that something
I think you'll understand
When I'll feel that something
I wanna hold your hand
I wanna hold your hand
I wanna hold your hand
I wanna hold your hand

Lagu kedua berakhir, aku beranjak merapikan sedikit gaunku.

Mas azzam berdiri menyambutku, dan ku rasa semua menatap ke arah kami

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Mas azzam berdiri menyambutku, dan ku rasa semua menatap ke arah kami. Aku menatap mas azzam, menunggu apa yang di katakan. Ku lihat bekas air mata di sudut matanya.

"Kamu menakjubkan, sangat menakjubkan. Aku kehilangan kata2ku, aku suka, sangat amat suka. Terima kasih." Mas azzam menghapus air matanya. Yang aku lakukan hanya tersenyum.

Bang irfan memeluk ku erat " Adek abang, adek kesanyangan abang. Uuuhhhh abang bangga sama kamu." Aku tergelak di dada bang irfan.

"Abang kan sering lihat syafa nampil."

"Iya.... tapi kali ini, menggunakan gitar, ini pertama kali." Bang irfan mencium kepalaku. Aaahhhhh... Abangku yang satu ini.

Suami Pilihan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang