Sebenernya pengen banget update cepet, seminggu setelah update part sebelumnya, karena mertua harus di rawat di rumah sakit, tante meninggal dan saudara sepupu menikah, jadilahhh molor banget. Maaf ye n makasihhh udah di teror buat update cepet. Hehehhehe
"Saya terima nikah dan kawinnya nesya nazula al izzati sahirah binti muhammad arifin anggara dengan mas kawin tersebut tunai." Satu tarikan nafas, akhirnya syafa berstatus istri seorang alvin.
"Bagaimana para saksi? SAH?" Tanya pak penghulu kepada para saksi.
"SAHHH." Koor para tamu yang hadir menyaķsikan akad nikah syafa dan alvin.
Akhirnya setelah tertunda sebentar dari yang di rencanakan alvin, karena beberapa hal.
Flashback
"Menikah dengan alvin? Apa apaan kamu syafa?" Azzam berang mendengar kabar, mantan istrinya akan menikah. Bagaimana dengannya, masalah mereka masih jauh dari kata selesai.
Syafa menatap datar ke arah suara yang membentaknya di lorong rumah sakit tempatnya bekerja.
"Masalah kita belum selesai dan kamu akan menikah?"
"Masalah kita sudah selesai dengan 2 helai rambut syifa dan azka seperti yang kamu pinta 2 bulan yang lalu mas."
"Syafa.... apa tidak ada kesempatan kedua untuk kita?" Tanya azzam lirih.
"Kesempatanmu 10 tahun untuk memperbaiki hubungan kita mas, 10 tahun waktu yang mas buang sia2 hanya tanpa mencari kebenaran dan 10 tahun setelah kita bertemu dan mas meragukan ku lagi, dan mas menyakiti anak2. Apa aku harus menambah 10 tahun lagi?"
"Anak2 membutuhkanku, ayah mereka." Ujar azzam tak mau kalah.
"Alvin memberikannya tanpa cela sedikitpun 10 tahun ini. Kalau itu yang mas takutkan."
"Tapi aku ayah kandungnya."
"Ohhhh.... Mas sekarang mengakui mereka anak2 mas? Bagaimana dengan hasil test DNA nya? Positif mereka anakmu?"
"Fa... aku tau aku salah, beri aku satu kesempatan lagi, untuk memperbaiki semuanya, semuanya. Aku akan menebus kesalahanku syafa."
"Mas masih bisa menebusnya tanpa harus kita kembali seperti dulu mas."
"Perceraian kita tidak sah syafa, kita bercerai dalam keadaan kamu hamil." ancam azzam."
"Dan kita tak tau akan hal itu kalau mas lupa. Semuanya sah2 saja, ketidak sengajaan, ketidak tahuan kita. Kita sudah resmi bercerai."
"Di mata negara iya. Tapi tidak mata agama. Kamu hamil di saat kita bercerai." Azzam masih bersikukuh dengan pendapatnya.
"Kalau dengan cara ini mas mau membatalkan penikahanku, mas salah besar, aku tidak akan membatalkan pernikahanku dengan alvin, alvin tak akan keberatan kalau kita menundanya sampai mas menjatuhkan talak kembali."
"Syafaaa..... pleaseee, demi anak2."
"Jangan egois mas, azka dan syifa tak pernah kekurangan kasih sayang sedikitpun kalau itu yang mas takutkan. Aku bukan ibu yang egois menjauhkan mereka dari ayah kandungnya, mas bisa menjenguk atau mengajak mereka kemanapun, mas ayah mereka. Tapi tidak dengan rujuk kembali. Aku mencintai Alvin, sangat mencintainya."
"Fa..." ujar azzam lirih, sangat lirih, bahkan azzam sendiri tak yakin syafa mendengarnya. Hatinya menghangat, ia selalu berprasangka buruk pada wanita di depannya, padahal ia tau, syafa tak akan melakukan hal2 yang ia pikirkan selama ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suami Pilihan
General FictionKetika takdir berkata lain, di situlah cinta hanya jadi omong kosong baginya. Karena takdir memainkannya hingga ke titik dimana ia kehilangan apa yang dia sebut sebuah harapan.