Part 17

10.7K 423 3
                                    

Aku duduk di ruang tunggu VIP, yahh setidaknya ini membuatku nyaman. Dan tiba2 entah angin apa yang membawa manusia aneh di sampingku yang sedikit2 melirik.

Karena tak sabar akhirnya aku membuka suara "ada perlu apa ya mas?" Tanyaku langsung, ku lihat dia gelagapan. Untuk ukuran lelaki dia terlihat sangat 'cantik', iri, dia yang cowok cantik banget, aku yang cewek aja gak segitunya. Ku tepis pikiranku barusan, berusaha fokus pada pria cantik di sampingku.

"saya sepertinya pernah melihat anda, tapi saya lupa." Jawabnya setelah kelabakan mendapat pertanyaan dari ku.

Aku hanya menganguk2an kepala, wajahku memang sedikit pasaran, jadi sedikit tak heran aja ada orang yang SKSD.
"Mau kemana?" Tanyanya memecahkan kebisuan kami.

"Singapura."

"Berarti sama." gak nanya jawabku dalam hati. "Sekolah atau liburan?" Tanyanya lagi.

"Sekolah." Jawabku singkat.

"Dimana?" What? Apa orang ini memang gak bisa diem, bosen atau memang cerewet kok ya kepo banget.

"NUS."

"Jurusan." Oke... Kali ini terakhir aku menjawab pertanyaan pria cantik ini.

"Kedokteran."

"Wow.... Aku selalu kagum dengan orang2 yang, yahh bisa masuk kedokteran, aku juga cita2nya pengen kuliah kedokteran tapi orangtua melarangnya....." dan seterusnya aku tak menghiraukan apa yang dia katakan. Sampai akhirnya panggilan untuk kami segera masuk kedalam pesawat.

Melewati satu demi satu kursi, mencari kursi ku sendiri. Setelah menemukannya, membuat diriku sedikit nyaman dengan penerbangan kurang lebih 2,5 jam. Ini bukan penerbangan pertama, biasanya abah mengajak kami berlibur ke beberapa pulau di indonesia.

"Ahh... kita berdampingan." Ku gerakkan kepalaku menoleh ke asal suara, pria cantik. "Hei... tadi kau meninggalkanku." Oh my god, this guy realy like a girl. Aku memijat kepalaku yang sedikit pusing, entah mabuk udara, tapi setahuku tidak, apa karna pria cantik cerewet di sampingku.

Pria cantik disampingku menoelku. "Hpnya di matikan." Aku mengambil telpon pintar, memandang beberapa detik foto keluarga kecilku, mau tak mau membuat bibirku tertaik berbentuk lengkungan. "Kamu mengenal irfan dan fandi?"tanyanya.

Aku mengerutkan dahiku, menatapnya bingung, bagaimana pria ini mengenal kedua abangku, apa pria ini salah satu... segera ku tepis pikiran buruk yang meilntas di kepalaku. "Mereka abangku." jawabku seadanya, sebenarnya penasaran kenapa dia mengenal abang2ku. Ingin menanyakannya takut pria ini tersinggung.

"Kau adiknya si kembar?" Tanyanya lebih antusias dari cerita sebelum masuk kedalam pesawat.

Aku menganggukkan kepala. "Mas mengenal abangku?" Tanyaku, akhirnya keluar juga pertanyaanku, sebenernya pengan nanya 'ada hubungan apa mas dengan abangku?' Tapi menjaga perasaan pria di sampingku.

"Kita temenan dulu pas SMA, kata cewek2 nih. Kita tu BFF." What the hell, darimana pria cantik ini mengenal istilah2 cewek.

aku tertawa walaupun tidak terlalu keras. "Apa ada yang lucu?" Tanyanya, kerutan di dahinya sedikit lebih banyak. Aku menggeleng, sembari mengatupkan bibirku menahan senyum. "Kamu memertawakanku?" Tanyanya lagi agak kesal.

"Mas lucu." Dia memicingkan matanya, matanya yang sipit tambah kelihatan sipit. "Menggunakan istilah cewek, mas kelihatan cewek banget di tambah wajah mas yang sangat cantik untuk ukuran cowok." Mulutnya menganga dan matanya terbelalak persisi ikan koi, tapi tetep kelihatan cantik. Tawaku pecah. Aku menghapus air mata di sudut mataku, aahhh rasanya menyenangkan bisa tertawa lagi. Tapi tidak untuk pria cantik di sampingku, dia malah bersedekap memandangku tajam.

Suami Pilihan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang