Pernikahan syafa di gelar sederhana dan sangat private sekali, hanya keluarga besar dari pihaknya dan alvin dan beberapa sahabat dan teman terdekat mereka yang di undang. Pernikahan mereka pun tak di gelar di hotel atau gedung, cukup halaman belakang rumahnya. Pesta kebun, tak ada pelaminan untuk kedua mempelai hanya meja2 berjejer dimana tempat hidangan untuk keluarga mereka.
Senyum merekah tak pernah lepas dari bibir kedua mempelai, berjalan dari satu gerombolan ke gerombolan yang lain, menyapa dan berkenalan dengan keluarga mereka.
"Kami seneng om dan keluarga mau hadir di pesta sederhana kami." Ujar alvin pada keluarga di depannya. Syafa hanya menggenggam erat lengan alvin dan alvin mengelus tangan syafa pelan.
"Terima kasih sudah mengundang om dan keluarga." Syafa mengangguk kan kepalanya. Syafa tak siap berhadapan langsung dengan mantan mertuanya, tidak dengan situasi seperti ini, dimana ia menikah dengan sahabat putra mereka.
"Nak syafa." Syafa mengangkat kepalanya. "Untuk kesekian kalinya om dan keluarga minta maaf, untuk semuanya." Syafa menggelengkan kepalanya, syafa sudah memaafkan mereka tanpa mereka meminta maaf.
"Syafa sudah memaafkan jauh2 hari." Syafa tersenyum lembut le arah keluarga di depannya.
"Kami ke yang lain dulu om." Pamit Alvin. Ia cepat menarik istrinya ke arah keluarganya yang lain.
"You okey." Tanya alvin memegang tangan syafa.
"Selama ada kamu, semuanya akan baik2 aja." Ucap syafa.
"Jangan sampe aku bawa kamu ke kamar sekarang sayang." Geramnya. Syafa tertawa lirih, mengecup pelan rahang Alvin tiba2 dan langsung berlari ke arah keluarganya
"Syafaaaaaaa." Alvin semakin menggeram.
Ini benar2 kekanak2an, berlarian di tengah2 keluarganya. Syafa tertawa geli, bersembunyi di balik punggung abahnya.
"Kalian mirip anak kecil kejar2an di tengah2 pesta pernikahan kalian." Abahnya hanya bisa geleng2 kepala, melihat kelakuan anak dan menantunya.
"Syafa yang mulai pah, dia menggodaku. Papa tau menantumu ini pria yang sangat amat normal sekali, bagaimana bisa anak papa menggoda pria normal seperti ku di tengah2 pesta." Adu alvin pada papa mertuanya, papa mertuanya hanya tersenyum melihat kelakuan mantunya.
"Menggoda suami sendiri gak apa2 kan bah, udah halal kok." Alvin hanya bisa menganga, bagaimana bisa seorang syafa mengatakan hal yang tabu menurutnya dengan ringan.
"Oh..... sudah halal yahh, boleh dong aku..." alvin tak meneruskan kalimatnya, dia menarik syafa dengan sekali sentakan. Sehingga syafa membentur dada bidang milik alvin.
"Menciummu sekarang." Bisik alvin di telinga syafa. Syafa membenamkan wajahnya dalam pelukan alvin, wajahnya memanas.
Alvin memeluk erat syafa, enaknya kalau sudah halal ya begini pikir alvin, bisa memeluk wanitanya leluasa.
"Kamu gak bakal berani." Bisik syafa tak kalah pelan.
"Menantangku?"
"Gak juga."
Alvin menangkup wajah syafa, ia menatap lekat mata syafa. Yang awalnya menatap lekat mata milik syafa, Pandangan alvin turun ke arah bibir syafa. Ia kesulitan menelan ludahnya sendiri, bagaimanapun bibir yang di tatapnya saat ini sangat menggoda imannya, alvin menggerakkan kepalanya semakin menunduk, mengikis jaraknya dengan syafa. Sampai akhirnya bibirnya menyentuh bibir milik syafa.
Alvin bukanlah pria suci yang tak pernah mencium seorang gadis, tapi dari sekian banyak bibir yang pernah ia cium, hanya bibir syafa yang mampu membuat sisi liarnya menggeliat.
"Get a room please." Tegur irfan.
Alvin menarik diri, ia tersenyum puas melihat bibir syafa yang sedikit membengkak akibat ulahnya.
"Ck.... kalian mengganggu kesenangan kami." Alvin menatap kakak iparnya malas.
Irfan dan fandi tertawa pelan.
"Bro...tahan dulu, lo gak lihat banyak anak kecil berkeliaran. Ck, kalian malah ciuman panas disini."
"Kalau di dalem boleh dong kalau gitu." Jawab alvin yang langsung mendapat cubitan di perutnya.
"Aawww.... kalau mau nyubit jangan yang di situ sayang, bawaan dikit boleh." Alvin mengedipkan matanya.
"Dasar mesum." Syafa melenggang pergi ke arah meja yang khusus untuknya. Kakinya sudah sakit gara2 heels yang entah berapa centi.
Syafa melihat ke sekelilingnya, dan pandangan berhenti pada keluarganya, abah, bunda, kedua abangnya dan istri2 mereka dan kedua buah hatinya yang sedang tertawa, syafa tersenyum melihat pemandangan di depannya. Ia bahagia, sangat bahagia. Syafa tau hidupnya tak akan lagi sama, menjadi seorang istri kembali dari orang yang berbeda, alvin, malaikat pelindungnya, ayah pengganti dari kedua anaknya. ia pernah gagal, pernah terluka di umur yang sangat belia, tidak pernah merasakan masa masa remaja seperti kebanyakan orang. akan tetapi ia tau, akan ada saatnya dimana dia akan bahagia. hidupnya tidak seperti dongeng yang biasanya ia bacakan untuk kedua buah hatinya, yang hidup happily ever after setelah satu masalaha terselesaikan.
Kehidupan berkeluarga dengan Alvin nantinya tidak akan mulus, akan ada masalah masalah yang datang dalam kehidupan mereka, setidaknya syafa siap, karena hatinya sudah memilih Alvin.
___________________ E N D ___________________
Gak boleh protes lho yaaaa...... ini beneran end. extra part nanti juga bukan milik syafa dan alvin guyyyssss..... soalnya side story. dan itu gak tau kapan aku post, yang pasti nunggu mood balik dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suami Pilihan
General FictionKetika takdir berkata lain, di situlah cinta hanya jadi omong kosong baginya. Karena takdir memainkannya hingga ke titik dimana ia kehilangan apa yang dia sebut sebuah harapan.