part 24

13.7K 525 38
                                    


Putting my defenses up
'Couse I don't wanna fall in love
If I ever did that
I think I'd have a heart attack

(Heart attack - Demi Lovato)

Setiap membahas tentang perasaannya ujung2nya akan seperti ini, diam. Bukan maksud untuk melukainya lebih dari yang seharusnya tapi ketakutanku akan suatu hubungan lebih dominan, 16 tahun umurku saat itu dan hanya berumur setahun pernikahanku. Lalu apa yang harus aku lakukan sekarang? Selain membentengi diri dari suatu hubungan yang di janjikan orang.

Aku menyanyanginya, salah sangat menyanyanginya sebagai malaikat pelindungku, karena dia yang akan selalu berdiri tepat di depanku setiap aku dan kedua anakku dalam masalah. Aku menarik nafas pelan.

"Istirahatlah al, kamu baru nyampe. Biar kelihatan fresh nantinya. Aku tak ingin pasangan pestaku berwajah lesu gitu." Alvin tertawa.

"You have your own way to make it down." Alvin mengusap kepalaku pelan, itu hanya sebuah usapan dan entah kenapa selalu membuatku senang.

"Take a rest." Tekanku lagi.

"Oke... jangan marah, dandanlah yang cantik untukku malam ini." Ucapnya sambil berlalu. Aku mengangguk mengiyakan.

"Sejak kapan alvin jadi azka?" Sebuah suara menyambutku setelah alvin masuk ke dalam lif.

"Alvin tetap alvin, azka orang berbeda." Jawabku malas, kenapa dengan orang ini.

"Kamu selingkuh dari alvin?"

Mau tak mau aku tertawa geli, pemikiran sok tau membuat orang di depanku terlihat bodoh. Aku berlalu membiarkannya dengan analisa yang entah darimana asalnya.

"Syafa." Panggilnya. Aku memutar mata kesal, ada apa dengan pria ini.

Aku berbalik menghadapnya. "Aku sibuk sekarang, semua karyawanku sudah menungguku. Kalau mas pengen ngomong, ngomong sekarang atau nunggu aku selesai."

"Siapa azka?" Tanyanya lagi.

Aku menarik nafas lelah." Apa maksud dari pertanyaanmu mas?" Tanyaku balik. Mas azzam kelabakan menjawab pertanyaanku, dia menggrauk kepalanya yang tak gatal.

"Syafa...." mas azzam tergugu, tak bisa melanjutkan kalimatnya, karena memang dia tak berhak bertanya tentang pria manapun padaku.

Ku lirik jam tanganku. "Aku gak punya banyak waktu mas, aku sudah di tunggu. See..." aku menunjukkan ponselku yang berdering. "Alvin sangat mengenal azka, begitu sebaliknya. Aku permisi..." berlari ke arah ballroom karena sejak tadi manda asisten pribadinya sudah menelfonnya beberapa kali.

"Cieeee.... yang lagi bareng mas ganteng, gak bisa di ganggu." Sambutan dari asistenku setelah masuk ke ballroom.

Aku mengedikkan bahu, gak mau ambil pusing." Beneran kata si azka, mbak syafa gak asyik."

"Berhentilah amanda." dia akan kesal karena ku panggil amanda. Manda mengerucutkan bibirnya.

"Namaku memang amanda almaira, tapi panggilannya manda, bukan amanda. Kayak nama toko kue yang itu tuh." Aku tertawa senang, selalu seperti ini.

"Semua beres kan kan?" Aku mengedarkan pandanganku ke setiap sudut ruangan ini.

"Sippo deh pokoknya, seperti yang mbak minta, cuma perlu mbak cek ulang aja, siapa tau ada mau di tambahin."

"Bunga?"

"Sesuai permintaan mbak, bunganya bunga asli semua, masih seger karena orang bagian florist akan memantau sampe nanti acaranya berjalan." Aku melihat sekeliling ruangan ini, sederhana memang, tapi cukup bagus

Suami Pilihan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang