"Ayo cepet, tinggal satu putaran lagi!!" Teriak siva dari pinggir lapangan tempat team blue rose berlatih.
"Emang dia kira satu putaran itu kecil apa?!" Gerutu devan. "Woy!! Jangan ngomong mulu, yang lari tuh kaki bukan mulut!!!" Teriak siva yang ternyata mendengar gerutuan devan.
Beberapa menit kemudian, semua tepar di tanah gara gara mengelilingi lapangan yang luasnya tak terkira sebanyak 10x.
"Hah..dasar..hah..iblis" cibir austin dengan nafas terengah engah. "Segitu aja udah capek, stamina kalian payah, huh" dengus siva meremehkan.
Merasa di remehkan, riana mulai angkat bicara. "Huh, situ sendiri bisanya main perintah mulu" ujar riana. "Perasaan, team yang lain gak gini gini amat" protes devan.
Sementara lusi, dia hanya diam dan memasang wajah capek. Walau dia tidak protes sama sekali, tetapi dalam hati dirinya sudah memaki maki sang kakak.
'Dasar, latihan sih latihan, tapi gak gini juga kali!!'
Mendengar semua anak didiknya protes, membuat dahi siva berkedut menahan amarah. "Lalu, mau kalian apa hah?!" Tanya siva sedikit membentak yang lain.
Semua saling berpandangan. Lalu menggeleng secara bersamaan. Tidak ada yang mau menggangu siva yang sedang marah.
"Jika kalian begini terus, bagaimana kalian akan menghadapi event yang akan datang?" Ujar siva.
"Ah ya, kudengar event yang sebelumnya, sangat mudah, tapi bukan berarti kita menjadi malas latihan" ujar lusi tenang setelah meminum air mineral.
Tiba-tiba sebuah seringai terkembang di wajah siva, membuat yang lain merasakan perasaan yang tak mengenakan.
"Dan percayalah, event tahu ini jauh lebih sulit daru yang sebelumnya" ujar siva senang, seakan menertawai penderitaan mereka yang sebentar lagi datang.
"Kenapa kau begitu yakin?" Tanya devan. Setau devan, semua kata kata yang keluar dari mulut siva selalu benar. Dan itu juga membuat devan sedikit takut mengenai event yang akan datang.
"Hmm, kenapa ya?" Tanya siva dengan gak sok imut. Semuat gemas dengan kelakuan siva yang tidak mau berterus terang.
"Hihihi, karena aku lah yang merancang dan menjadi penanggung jawab event untuj para murid di sini" jawab siva enteng.
Semua masih menloading perkataan siva. Sampai beberapa menit kemudian.
"EHHH!!"
"Jika kalian tidak serius latihan, mungkin aku akan membuat event berenang di kolam buaya liar-"
'Glek'
"-atau mungkin terjun dari tebing yang curam-"
"Kau mau membunuh kami?!!!"
"-ah, bagaimana kalau ku kirim ke dark kingdom-"
"Kau membuat kami seperti seorang tumbal!!!"
"-tidak, lebih baik kusuruh saja untuk memotong kaki dan tangan, lalu menyuruh berjalan bagaimanapun caranya-"
"Baik, kami akan berlatih dengan sungguh sungguh!!!!!"
Siva tersenyum sadis, ternyata caranya ini ampuh untuk membangkitkan semangat berlatih mereka.
"Lakukan pengontrolan sihir elemen selama 2 jan penuh!!" Perintah siva.
"HAAH?!!"
"Kenapa? Mau protes? Ah, bagaimana kalau-"
"BAIK KAMI AKAN LAKUKAN!!"
--------------------
Siva berjalan di koridor yang sepi sambil membawa sebuah buku tebal.

KAMU SEDANG MEMBACA
Blue rose
FantasyMereka hanya mengira itu sebuah nama saja. Blue rose, bunga ajaib yang katanya bisa mengabulkan 1 permintaan kalian. Orang jaman dulu menganggap itu adalah hal yang tabu. Jaman sekarang, legenda itu sudah menghilang seiring dengan berjalanya waktu...