27#The Blood Rain

306 31 3
                                    

Blue Rose

Chapter 27 : The Blood Rain

(Last Story)

Bulan yang terhalangi awan malam itu, membuat keadaan semakin menjadi mencekam. Luanth berlari dengan cepat. Dia bahkan tidak berlama-lama diri untuk bertemu dengan ayahnya dan mengakrabkan diri. Itu tidak penting. Dia bisa melakukannya lain kali atau mungkin setelah ini.

Jantungnya saat ini berdetak sangat kencang. Dia melewati hutan tanpa halangan yang berarti. Berlari seolah tiada hari esok untuk nya. Benar, tidak akan ada hari esok untuknya jika dia tidak bisa menyelamatkan adiknya. Padahal, dia sudah mulai bisa merasakan kedamaian yang dia dambakan. Dia bisa memiliki teman bermain seumuranya. Dia bahkan sudah mulai melupakan bahwa tujuannya turun di dunia ini adalah untuk menjaga perdamaian dunia.

"Mungkin aku sudah dikutuk oleh nenek"

Luanth tertawa miris. Dia masih ingat, suara neneknya yang selalu mengingatkan dirinya dengan lantang. Tujuan dia hidup di dunia ini. Dia tahu dia berbeda. Tapi, dia tidak menyangka, kelalaiannya akan membawa petaka bagi orang lain.

Andaikan aku tidak lalai...

Andaikan aku tidak meremehkan ini semua...

Andaikan aku....

Luanth menghembuskan nafasnya pelan. Bayang-bayangnya bergerak cepat di antara pepohonan perbatasan Dark Kingdon dan Crystal Kingdom. Luath berhenti dan mengatur nafasnya. Dia menutup matannya. Meredam amarah yang tiba-tiba meluap-luap dari tubuhnya.

....Andaikan aku menghancurkan Raja sialan itu dengan cepat ini semua tidak akan terjadi!

"Raja Sialan! Apa hobi mu itu menghancurkan hidup orang lain!? Hah!?"

Luanth mendongakkan wajahnya. Menatap bulan dengan permukan tidak merata yang memancarkan cahaya biru lembut di atas sana. Dia menautkan kedua tangannya dengan mata yang kembali menutup secara perlahan.

"Akulah sang penguasa langit malam, akulah yang memegang kuasa atas cahaya mu. Wahai bulan, dengarkanlah perintah dari satu-satunya dewi yang kau milikki. Kau adalah milikku dan hanya mengabdi untukku. Semua di dunia ini memiliki permulaan. Wahai bulan, ku perintahkan kau untuk mengembalikan semuanya kepada ku, semuanya...."

Untuk yang pertama kalinya, cahaya bulan meredup. Semakin meredup dan kemudian menghilang. Sebuah cahaya yang terang jatuh dari atas dengan kecepatn tinggi dan menghantam tubuh Luanth.

Muncul semburat biru dari rambutnya dan sebuah jubah bertudung berwarna putih yang memeluk tubuhnya dengan sangat hangat. Luanth membuka matanya. Bola mata biru itu terlihat sangat dingin dan bercahaya seperti sinar bulan itu sendiri. Di pinggangnya, dua buah pedang kembar dengan sarung pedang berwarna putih dan biru.

Luanth menyeringai dingin. Hal yang bahkan tidak seharusnya dilakukan gadis kecil seperti dirinya.

"Malam ini, akan ku perlihatkan sebuah neraka kepada mu"

Malam itu bagaikan mimpi buruk bagi para prajurit Dark Kingdom. Dimulai dari bulan yang kehilangan cahayanya dan berubah menjadi sebongkah Kristal yang mengapung diatas langit malam. Tentu saja itu bukanlah bagian terburuk nya.

Itu terjadi begitu cepat. Mereka bahkan tidak bisa menceritakannya. Mereka tidak akan bisa, karena sebelum mereka berhasil melakukanya, kepala mereka akan terpisah dari tubuh mereka. Tanpa suara, tanpa jeritan yang memekakan telinga. Hanya hening dimana-mana.

Malam itu seluruh pasukan yang berjaga di sekitar Dark Kingdom, dibantai dalam waktu lima menit tanpa suara yang berarti. Yang mereka ingat dalam waktu singkat itu hanyalah sepasang mata biru yang menatap dingin bagaikan membekukan seluruh tulang di dalam tubuh mereka.

Blue roseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang