Blue Rose
Chapter 29 : Dance Party"Kenapa tidak coba mengingat nya?"
Stevan menutup matanya. Kata-kata Luanth benar-benar menganggunya. Apa yang harus dia ingat? Dia benar-benar tidak merasa telah melupakan sesuatu.
Apa dia pernah bertemu dengan Luanth sebelum nya?
Tidak. Itu benar-benar tidak mungkin. Jika dia pernah bertemu Luanth dan dia melupakanya, itu artinya dia benar-benar orang bodoh.
Bagaimana bisa dia melupakan gadis secantik dia, sedangkan banyak orang di luar sana yang bisa dia ingat dengan mudah?
Benar-benar tidak masuk akal.
Stevan membenarkan kerah jas nya dan kembali memandang kearah koridor gelap. Ini benar-benar sangat lama. Kenapa semua gadis berdandan sangat lama?
Dia bahkan sudah menunggu lebih dari 30 menit di koridor ini sendirian. Lagipula, apa gunanya seorang Luanth berdandan? Stevan rasa tidak ada. Bahkan tanpa make up sekalipun, dia yakin Luanth akan menjadi yang tercantik di pesta dansa malam ini.
Udara dingin berhembus dari jendela di depannya. Stevan mengigil. Sekali lagi dia melihat kerah jam tangannya. Ayolah, apa masih belum juga?
"Maaf, menunggu lama"
Stevan sedikit tersentak ketika suara itu dengan indahnya masuk ke dalam telingganya. Dia menoleh dengan cepat sambil menekuk kedua alisnya kesal.
"Benar sekali, kau benar-benar tega membiarkan aku menunggu di tengah-"
Stevan terperangan. Seketika, seribu macam hujatan yang akan dia lontarkan hangus begitu saja. Dia mengedipkan matanya beberapa kali. Terkejut dengan pemandangan yang berada di depanya.
Cahaya bulan yang menerobos melewati jendela, membuat sosok Luanth semakin terlihat jelas.
"Kau... "
Stevan menelan ludahnya. Seketika, dia mengingat sebuah pepatah yang tidak dia mengerti sampai sekarang.
Angsa yang cantik tidak perlu berdandan untuk mempercantik dirinya.
Karena jika angsa cantik itu berdandan, maka dia bisa membuat angsa lainnya menjadi iri.
Sangat cocok dengan keadaan saat ini.
"Apa aku terlihat aneh? Maaf, aku tidak pernah berdandan sebelumnya"
Ah, kata-kata itu. Jika dia seorang perempuan, dia pasti akan mencekik gadis di depannya dengan niat membunuh.
Stevan sedikit berdehem untuk mengembalikan ekspresi wajahnya. Dia mengelus tengkuk nya dengan canggung.
"Tidak, kau tidak aneh, hanya saja,... Uh, bagaimana mengatakanya ya? Kau terlihat lebih cantik dari biasanya?"
Stevan melirik gadis itu sedikit. Benar-benar cantik. Luanth memang sangat cantik, dan sekarang kecantikan itu seolah-olah menjadi tanpa batas.

KAMU SEDANG MEMBACA
Blue rose
FantasyMereka hanya mengira itu sebuah nama saja. Blue rose, bunga ajaib yang katanya bisa mengabulkan 1 permintaan kalian. Orang jaman dulu menganggap itu adalah hal yang tabu. Jaman sekarang, legenda itu sudah menghilang seiring dengan berjalanya waktu...