Blue Rose
Chapter 26 : Two Girl
(Story#4)
"Kakak cantik, sedang apa di sini sendirian?"
Luanth menoleh. Di sampingnya, berdiri seorang gadis kecil dengan mata yang bulat dan rambut hitam legam yang berkilau diterpa sinar mentari. Luanth tersenyum kecil sambil menepuk tempat disampingnya. "Mau duduk bersama ku?"tawarnya lembut.
Gadis itu mengangguk dan tersenyum lebar. Dia memposisikan diri di samping Luanth. "Berapa umur mu?" tanyanya. Gadis itu menoleh dengan cepat. "Sembilan tahun!" jawabnya besemangat. Luanth terkejut. Umurnya sama dengannya. Apakah anak berumur Sembilan tahun semuanya seperti ini? Bebas dan tanpa beban. Andaikan dia bisa seperti itu, apakah dia akan terlihat normal? Namun Luanth segera menggelengkan kepalanya.
"Umur kita sama, kenapa memanggil ku kakak?"
Gadis itu memiringkan kepalanya. "Habisnya, kakak terlihat sangat dewasa dan cantik, sih!" ujarnya ringan. Luanth menunjuk dirinya sendiri dengan mata yang berkedip-kedip cepat. "Aku? Terlihat dewasa? Dari mananya?" tanyanya keheranan dengan gadis kecil di sampingnya. Gadis itu mengangguk dengan cepat. "Saat aku melihat mu pertama kali, kau seperti seorang kakak yang penyayang dan baik hati!"
"Hah?"
Polos sekali pikiran anak ini. Namun, justru kepolosan anak itulah yang membuat Luanth tertawa dengan lepas sambil memegangi perutnya. Dia cukup terkejut, ketika dia mengetahui bahwa dia masih bisa tertawa setelah kejadian yang mengerikan itu terjadi. Perlahan tawa itu surut, digantikan dengan wajah masam yang tertawa pahit.
"Di mana rumah mu?"
Gadis itu menoleh ke belakang dan menunjuk kearah bangunan yang terlihat sangat jelas dari tempatnya. "Aku tinggal di sana!" ujarnya bersemangat. Gadis itu lalu menoleh kearah Luanth. "Rumah kakak di mana?" tanyanya dengan mata yang berbinar-binar penasaran. Luanth tersenyum sekilas lalu mendongakan kepalanya.
"Rumah ku,.....sangat jauh"
Luanth menatap langit biru dengan tatapan menerawang. Gadis kecil di sampingnya memiringkan kepalanya penasaran sebelum kemudia tersenyum dengan mata yang berbinar-binar memandangnya.
"Rumah kakah di langit? Keren!" serunya sambil berdiri. Luanth mengerutkan keningnya heran, "Kenapa kau bisa tau?" gadis kecil itu hanya menunjukan senyum lebar dan bangkit dari duduk nya.
"Firasat, mungkin? Kalau begitu akan ku panggil Kak Angel"
"Eh? Kenapa Kak Angel?"
Gadis kecil itu menaruh telunjuknya di bawah dagu dan mengerutkan keningnya, berfikir. "Karena Kakak tinggal di langit? Yang lebih lagi, Kakak sangat cantik"
Luanth menyemtuh wajahnya dengan kedua tangan. Apa memang benar dia secantik itu? Menurutnya Dewi Amaterasu lah mahluk paling cantik yang pernah dia temui. "Apa memang benar aku secatik itu?" gumannya tampa sadar.
"Benar kok! Rambut Kakak sangat berkilauan, aku baru pertama kali melihat rambut berwarna perak! Warna bola mata Kakak berwarna biru! Sangat biru! Bahkan lebih biru daripada langit ataupun laut!"
Gadis itu berbicara dengan cepat dan bersemangat membuat Luanth tanpa sadar terus memperhatikannya tanpa mengedipkan matanya.
"Kak Angel! Kau mendengarkan ku?"
Luanth mengedipkan matanya.
"E-eh? Aa"
Gadis di depannya mengulurkan tannganya dan menarik tangan Luanth untuk membuatnya berdiri. "Salam kenal Kak Angel! Kau boleh memanggilku Princess"

KAMU SEDANG MEMBACA
Blue rose
FantasyMereka hanya mengira itu sebuah nama saja. Blue rose, bunga ajaib yang katanya bisa mengabulkan 1 permintaan kalian. Orang jaman dulu menganggap itu adalah hal yang tabu. Jaman sekarang, legenda itu sudah menghilang seiring dengan berjalanya waktu...