17#end of event

560 32 0
                                    

"Darimana kau?" tanya stevan ketika melihat siva keluar dari hutan sambil mengayunkan sedikit pedangnya.

"Hanya mengecek keadaan" jawabnya dengan santai. "Cih, kau mengekangku di sini, tapi kau malah berkeliaran kemana-mana" umpatnya.

"Tenang, ini untuk event yang terakhir" ujar siva dengan tenang. Stevan memandang luna yang sekarang sedang duduk di sampingnya.

Mahkota bunga siva seakan menarik diri stevan untuk menyentuhnya.

"Aku akan pergi mengecek keadaan Felix, kau pergilah ke tempat merlina, dan rhean" perintah siva tiba-tiba sambil bangkit dari duduknya.

Stevan Hanya mengangguk ketika siva berjalan masuk lagi ke hutan.

Sebelum beranjak dari tempatnya, stevan mengamati pohon yang jadi sandaranya tadi. Perasaanga mengatakan, bahwa ada sesuatu yang penting yang tertinggal di sini.

Setelah memastikan tidak ada apa-apa, stevan berbalik dan pergi dari tempat itu.

Padahal, jika kita bisa melihat lebih teliti lagi, kita akan menemukan beberapa helaian rambut perak di bawah pohon itu.
_______________________

"Kapan kita sampai di lapangan?"

Austin tidak berhenti bertanya sejak setengah jam yang lalu. Kakinya sudah mulai pegal karena berjalan terlalu jauh.

"1 meter lagi" balas riana. "Daritadi kok jaraknya 1 meter sih?!" protes aistin kesal.

"Kali ini beneran"

Setelah berjalan beberapa meter di depan, mereka akhirnya sampai di lapangan tadi.

Di sana sudah ada beberapa kelompok yang sedang berdiskusi.

"Ternyata sudah banyak ya, yang berkumpul" guman lusi.

"Aku berani bertaruh, bahwa hanya kita yang bertemu gadis sadis tadi" celeruk devan.

Tiba-tiba susana menjadi hening. Di depan sana muncul panggung kecil yang terbuat dari tanaman hijau.

Semua memperhatikan ketika siva dan stevan mulai naik ke atas panggung.

Stevan tersenyum ramah, dan siva memasang wajah jutek nya.

"Sebenarnya aku ingin memperpanjang waktu event ini... "

Siva menghela nafas sedangkan para peserta menahan nafas mereka.

"...tapi, tidak jadi. Nanti aku yang di salahkan jika kalian tidak bisa bangun esok hari. Menyebalkan sekali kepala sekolah itu"

Seluruh murid bersorak senang. Event tadi benar-benar menghancurkan mental dan raga.

Oh, andai kalian tau, bukan cuma mental dan raga kalian yang jatuh, tapi para pengawas juga merasakanya.

"Eh!! Ngapain sorak-sorak! Udah sana, balik ke asrama, atau mau di lanjutin aja eventnya?!" teriak siva kesal.

Hubunganya dengan kepala sekolah tidak pernah membaik. Di sekolah ini ada 1 turnamen yang sudah di berhentikan sejak dulu.

Waktu itu siva masih bersekolah di sini. Peraturannya, siapa yang melawan kepala sekolah akan mendapat setengah hak dan kewajiban milik kepala sekolah.

Beberap tahun lalu, kepala sekolah dibuat malu habis-habisan oleh siva di depan murid-murid.

Sejak saat itu turnamen di berhentikan. Namun, setengah hak dan kewajiban tetap diberikan kepadanya.

"Perhatian kepada seluruh murid di sekolah ini, di harapkan untuk berkumpul di aula sekolah, terima Kasih"

Siva mengertakan giginya kesal, pasi ada yang tidak beres.

Blue roseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang