24#'Flower' From the Sky

401 32 3
                                    

Blue Rose

Chapter 24 : Flower in the Sky

(Story#2)

White Tower.

Sebua legenda yang berhembus di kalangan masyarakat. Tempat yang tidak pernah diketahui. Orang bilang, tempat itu tidak akan bisa dijangkau oleh manusia. Orang bilang, tempat itu dijaga oleh seluruh Dewi dari seluruh penjuru negeri. Tempat yang bahkan tidak bisa dibayangkan oleh manusia biasa.

Kenyataanya, tempat itu hanyalah sebuah menara yang menjulang tinggi diatas gumpalan awan dan berwarna putih. Hanya sebuah bangunan biasa dengan sejuta rahasia dunia yang belum pernah diungkapkan.

Dan disinilah dia, seorang gadis berambut perak yang memegang kunci dari seluruh rahasia yang ada. Gadis itu memandang sebuah gundukan tanah didepanya dengan mata berbinar-binar. Dari arah belakang, terlihat seorang wanita mengenakan gaun berwarna kuning langsat dengan rambut pirang dan bola mata berwarna biru yang terlihat menawan sedang berjalan kearah gadis itu.

Wanita itu tersenyum. Senyum yang terlihat seperti mentari pagi. Sangat indah dan menghangatkan. Ditepuknya pundah gadis itu dengan lembut. "Apa yang sadang kau lakukan?". Gadis itu menoleh dengan pelan. Matanya masih memancarkan binar bahagia yang sama.

"Amaterasu! Lihat! Aku menanam bunga pemberian mu! Kira-kira seperti apa bunga nya nanti? Apa besok sudah mulai tumbuh?"

Wanita itu bernama Amaterasu. Dia adalah Dewi Matahari berasal dari legenda jepang. Dewi yang tidak akan pernah bisa mati karena keberadaanya sendiri adalah suatu sumber kehidupan untuk seluruh mahluk hidup di bumi.

"Semua itu butuh proses. Ingatlah, kesabaran adalah buah dari keberhasilan. Hasil yang baik akan didapat oleh anak yang baik, jadi bersabarlah...."

Amatersu menjawab dengan nada lembut sambil mengelus surai perak gadis itu. Gadis itu mengangguk patuh dengan wajah cemberut. Amaterasu tersenyum.

"Tapi, satu hal yang pasti, bunga itu pastinya akan tumbuh dengan cantik, seperti gadis kecil di depanku ini"

Amaterasu tersenyum cantik ketika dia melihat kedua pipi gadis itu sedikit merona malu. Tiba-tiba gadis itu mengangkat kepalanya dan menatap tepat di kedua bola mata Amaterasu.

"Lalu, apa kita juga harus bersabar ketika seseorang yang kita sayangi menyakiti kita?"

Amaterasu menghentikan tanganya. Kenapa anak kecil yang bahkan umurnya masih belum genap 7 tahun menanyakan hal seperti itu? Amaterasu berjongkok untuk mensejajarkan dirinya dengan gadis itu. Masih dengan senyum yang sama, Amaterasu bertanya,

"Kenapa bertanya seperti itu?"

Gadis itu memiringkan kepalanya. Terlihat jelas dikedua bola matanya, bahwa gadis itu tidak mengerti dengan apa yang telah diucapkanya sendiri.

"Aku bermimpi, seseorang yang mungkin akan menjadi orang yang kusayangi di masa depan bersama dengan orang lain yang tidak ku ketahui. Aku tidak mengerti, tapi...."

Gadis itu menunjuk dadanya.

"....Entah kenapa, disini rasanya sakit sekali, seolah sedang ditusuk oleh ribuan panah. Bahkan, sakitnya membuatku menangis dalam tidurku"

Amaterasu terdiam. Dia bahkan tidak sanggup berkata-kata lagi. Dengan gerakan lembut dia membawa gadis itu kedalam pelukanya. Sejak awal kedatangan nya, Amaterasu tidak pernah bisa mengerti satu hal.

Blue roseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang