4#first love

698 47 0
                                    

Depan pov

'Sial terlambat nih' batin ku. Hari ini adalah hari di mana aku akan berlatih dengan kak johan. 'Nih istana besar banget sih' umpat ku dalam hati.

'Brukk'

Duh, pakek acara nabrak orang lagi. "Maaf, kau tak apa?" Tanya ku sambil membantunya berdiri. Gadis itu memakai sebuah gaun berwarna merah dengan rambut hitam yang tergerai panjang. Dia mendongak dan tersenyum manis.

'Deg'

Sesaat aku mematung melihat matanya dan seyumanya. "Tak apa, seharusnya aku yang lebih hati hati" ujarnya. Suaranya sangat indah.

"Siapa nama mu?" Tanya gadis itu. Aku segera tersadar dari lamunanku. "Eh, aku devan. Dengan roxio dendra" ujarku. "Aku lusi. Lusiva antha derendra, salam kenal" ujar lusi. Nama itu...

"Nama mu mirip dengan seseorang" ujarku. "Oh ya, kakak ku juga memiliki nama yang sama" ujar lusi. "Siapa?" Tanya ku. "Lusiva antha derendra. Di panggil siva" ujarnya. "Hey, bukankah kau sedang di tunggu kakak ku di lapangan" ujarnya.

"Oh iya!!!, kalau begitu sampai jumpa" ujar ku sambil berlari.

Aku sampai di lapangan belakang istana. "Darimana kau hem?" Tanya kak johan sambil bersedekap. "Hehehe, tadi aku tersesat dan menabrak seseorang" ujar ku sambil menggaruk leherku.

"Baiklah sebagai hukumanya, lari keliling lapangan 10×" ujar kak johan. Aku melotot. "Apa!!!" Protesku. "15×" tambahnya. "Iya iya" ujarku pasrah dan mulai lari mengelilingi lapangan.
.
.
.
.
.
Hari ini adalah hari yang melelahkan. Setelah mandi aku pergi jalan jalan. Aku melihat lusi sedang duduk di bangku taman.

Entah keberanian dari mana aku datang menghampirinya. "Hey, sedang apa?" Sapa ku. "Kau membuat ku jantungan" ujar lusi. "Kau belum menjawab pertanyaan ku " ujar ku. "Tidak ada, hanya menikmati pemandangan" ujar lusi.

"Ngomong ngomong, kenapa kemarin aku tak melihat mu di meja makan?" Tanya ku. "Hehehe, kemarin aku sibuk membaca, dan ketiduran" jawabnya.

"Soal kakakmu seperti apa dia?" Tanya ku lagi. Sepertinya kami cepat akrab. "Dia sangat jahil, suka tidur, suka berpetualang, makan nya sangat banyak, dan hebat di segala bidang" ujarnya antusias. "Melihatmu menceritakan ya seperti itu, membuat ku berfikir dia adalah orang yang sangat hebat" ujarku.

"Tentu saja, di umur 10 tahun dia sudah lulus dari sekolah sihir, umur 11 tahun dia diangkat menjadi komandan divisi khusus yang jabatan ya setara dengan panglima, dan di umur 12 tahun dia guru ke bumi untuk berpetualang" cerita lusi. Wow, kakak lusi memang sangat hebat.

"Kau pasti juga tak kalah hebat" hibur ku. "Harus bisa, aku harus bisa melampaui nya" ujar lusi bersemangat.

Dan sore itu di lanjutkan dengan perbincangan ringan. Kadang aku dan dia tertawa bersama. Tawa nya sangat indah. Senyum ya secerah matahari.

Dan semenjak itu, detik itu juga, aku sudah mencintainya, cinta pertamaku. Cinta pertama yang akan aku jaga sampai mati.

Devan pov end

Blue roseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang