3#welcome to kingdom

733 54 0
                                    

"Welcome to the crylstal kingdom" ujar asila riang.

Kini mereka berdiri di atas sebuah bukit kecil. Dari atas sini mereka bisa melihat sebuah kota besar yang mengelilingi sebuah kastil besar yang berkilauan di terpa oleh sinar matahari.

"Ayo kita temui teman lama" ajak asila sambil menuruni bukit. "Teman lama?" Tanya devan bingung.

Sementara ibunya sudah pergi menjauh, membuat devan mau tak mau harus mengikuti ibunya.
Sepanjang perjalanan devan tak berhenti berdecak kagum atas keindahan kerajaan crystal. Semua penduduk hidup damai tanpa beban.

"Tempat yang damai" ujar devan. "Tentu saja, raja mereka selalu melindungi mereka, maka tak usah terkejut jika kerajaan crystal adalah yang terkuat di antara yang lain" balas asila.

"Nah kita sudah sampai" ujar asila sambil berhenti tiba tiba. Di sana, di depan ya berdiri sebuah gerbang kokok terbuat dari crystal biru. Membuat gerbang itu sedikit bersinar.

"Permisi, saya ada keperluan dengan anggota kerajaan" ujar asila sopan sambil memberikan surat yang diberikan lusiva tadi.

"Silahkan masuk, maaf membuat anda menunggu ratu" ujar penjaga. Sedangkan asila hanya tersenyum menanggapinya.

Mereka pun diantar menuju aula kerajaan. Di depan sana mereka melihat seorang pria paruh baya yang sedang meminum teh nya.

"Permisi yang mulia, ada seseorang yang bertemu dengan anda" ujar prajurit sambil membungkuk. "Suruh mereka masuk" ujar sang raja.

Setelah itu masuklah asila dan devan. Terlihat mata sang raja membola dan tersenyum bahagia.

"Lihatlah siapa yang datang, kenapa tidak dari dulu, jadi aku tak perlu menyuruh putriku untuk mencari kalian" ujar raja itu senang.

"Huh, kalau monster sialan itu tak datang mana mungkin aku berada di sini sekarang, dan kenapa kau mengirim putri mu, bukanya masih ada yang lain" ujar asila panjang lebar.

"Sudahlah kalian pasti lapar, akan aku jelaskan di meja makan" ujar sang raja.

Mereka pun pergi menuju meja makan. Diranhan itu sudah duduk seorang perempuan paruh baya dengan seorang laki laki.

"Wah, akhirnya kau kemari" ujar devila gembira. "Ada sebuah masalah" jawab asila sambil duduk diikuti devan.

"Oh ya perkenalkan ini anak tertua ku johan andri derenda" ujar devila memperkenalkan anaknya. "Ini anak tunggal ku namanya, devan roxio dendra" balas asila.

"Ekhem, sudah mari makan" ujar raja stevan. Mereka makan penuh hening dan tata krama. Bagi devan itu sangat sulit karena sifatnya yang urakan, namun tetap dia usahakan.

"Jadi, kenapa kau mengirim putri mu, apa kau tak khawatir" ujar asila memulai pembicaraan. "Tentu saja aku khawatir namun, lebih baik begitu, kau tau dia tidak bisa diam, dia sangat urakan, dan selalu ingin berpetualang, dari pada dia kabur, bukankah lebih baik seperti ini" ujar stevan panjang lebar.

"Tetap saja kalau dia terluka bagaimana" balas asila. "Bibi tak perlu khawatir, aku bahkan tak bisa menggoresnya sedikit pun, kadang aku mempertanyakan dia perempuan atau bukan sih" ujar johan.

"Oh ya, aku punya permintaan" ujar asila. "Apa itu?" Tanya devila. "Aku ingin kalian melatih anak ku sebelum bersekolah" ujar asila.

"Kenapa harus sekolah?" Tanya devan. "Karena kau tidak pintar" jawab asila. "Huh, iya aku tak pintar, tapi pasti pelajaran di sana sulit" ujar devan kesal. "Siapa bilang sulit, paling cuma matematika, ipa, sejarah, pedang, memanah, dan sihir" ujar johan. Mendengar kata matematika membuat devan pucat pasi, pasalnya matematika adalah hal yang paling tidak bisa ia pelajari.

"Hahahaha tenang, kami akan membantu mu" ujar devila. Dan perbincangan pun berlanjut menuju ke hal hal yang lebih seru.

Blue roseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang