"Woyyy gelang gua tuh!!!" Teriak seorang laki-laki disebelah Alya.
Alyapun seketika menoleh ke sumber suara sambil menautkan alisnya.
"Kamu ngomong sama aku?" Tanya Alya bingung. Tetapi tatapan Alya justru dibalas dengan tatapan sinis cowok tersebut.
"Kalau bukan lo siapa lagi?" Jawabnya dingin.
"Ohh iya emang kenapa sama aku? Ada yang salah?"
"Kembaliin gelang gue!"
"Gelang?Gelang yang mana?" Alya semakin bingung.
"Yang mana lagi kalau bukan yang ada ditangan lo."
Alya pun refleks melihat gelang yang ada ditangannya.
"Ini?" Ucapnya seraya menunjuk gelang tersebut.
"Iya." Jawab lelaki tersebut dengan nada dingin.
"Ma-af..."
"Woy ada apaan nih?" Seru Asha sambil melipat kedua tangannya diikuti oleh kelompoknya.
"Tanya aja sama temen lo!! Maling!!" Tuduh lelaki tersebut.
"Lo kalo ngomong dijaga! Punya bukti apa lo nuduh temen gue maling?" Jawab Asha dengan menaikkan nadanya 1 oktaf.
Sebelum lelaki itu menjawab. Tiba-tiba...
"Woy ada apaan nih? Rame amat... Kayak lagi buka arisan, siapa yang menang?" Tanya Billy dengan wajah polos.
"Nih cewek maling!"
"A-aku... Bu-bukan maling." Jawab Alya terbata-bata.
"Assalamu'alaikum." Sapa Rasyid. Dan seketika semua pandangan tertuju padanya.
"Waalaikumsalam." Jawab Uma sambil tersenyum.
Rasyid pun memandangi perempuan tersebut tidak berkedip sambil tersenyum.
"Subhanallah ternyata masih ada bidadari cantik di dunia ini." Gumam Rasyid tanpa mengalihkan pandangannya. Tetapi lamunanya pun buyar ketika Ziyad menyadarkannya dengan menepuk pundaknya.
"Istigfar bro!" Tegur Ziyad.
"Astagfirullah..." Ucap Rasyid seraya menutup matanya. Ziyad hanya menggelengkan kepalanya.
Alya pun menjelaskan kejadian yang sebenarnya kepada mereka semua.
"Maaf, Aku menemukan gelang ini di koridor saat hendak menuju kantin. Nih, gelangnya aku kembalikan. Dan satu lagi... Aku bukan MALING!" Jelas Alya seraya memberikan gelang lalu pergi meninggalkan mereka.
"Udah tau kan kejadian yang sebenarnya? Makanya jangan asal nuduh!" Bentak Clesy pada Anov. Dan Anov hanya membalas dengan tatapan dingin.
Clesy pun meninggalkan mereka diikuti dengan kelompoknya.
"Makannya bro jangan asal nuduh orang. Mana mungkin cewek sepolos itu nyuri gelang lo, apalagi temennya... Beuhhhh." Jawab Rasyid diiringi tatapan tajam teman-temannya. Anov pun tidak memperdulikan perkataan mereka, lalu beranjak pergi.
***
ANOV POV
Sial! Kenapa gelang itu bisa ada sama dia?
Aku melangkahkan kakiku menuju lapangan basket. Mungkin dengan bermain basket dapat meredamkan emosi.
"Aarrggghhhh..." Geramku lalu melempar bola ke sembarang arah kemudian mengacak rambutku frustasi.
AWHH!!!
Aku pun menoleh ke sumber suara. Dan melihat seorang perempuan tergeletak.
"Yaelahhhh ni cewek lagi. Kenapa sih lo bikin hidup gue susah terus? Bangun lo..." Ucapku menyadarkannya sambil menendang tangannya.
"Bodo amat emang gue peduli." Tanpa pikir panjang akupun meninggalkannya. Tetapi, tidak ada reaksi dari perempuan itu.
Seketika akupun menghentikan langkahku dan melihat kembali ke tempat perempuan itu. Karena tidak ada tanda-tanda ia siuman, akhirnya tanpa pikir panjang aku pun menggedong perempuan itu menuju UKS.
***
AUTHOR POV
Setelah sampai di UKS, Anov pun langsung membaringkan Alya dan mencari minyak angin di kotak P3K. Setelah itu Anov langsung mendekatkan minyak angin tersebut ke hidung Alya dan memijit pelan pelipisnya.
"Duhh..." Rintih Alya. Seketika ia membelalakan matanya saat melihat sesosok lelaki disampingnya.
"Udah sadar?" Tanpa menunggu jawaban, Anov pun langsung meninggalkan UKS. Tetapi, langkahnya terhenti ketika sebuah suara memanggilnya.
"Makasih." Ucap Alya lemah.
"Ya." Jawab Anov singkat sambil tersenyum miring tanpa menoleh.
***
Akhirnya Part 2 pun di post... Data yang harusnya di post hari Sabtu kemarin, hilang semua. Dan kita harus buat lagi dari awal. Sampe otak mandeg nihh
Ohh yaa jangan lupa vote dan commentnya yaa...
Salam, AGBAC
KAMU SEDANG MEMBACA
FAR
Teen FictionKalyana Indriani. Akrab disapa Alya ini adalah siswi berprestasi di SMA Global Jaya yang merupakan sekolah favorit dan bergengsi di Jakarta. Karena kurangnya komunikasi dari sang Ibu ditambah dengan kepergian sang Ayah akibat penyakit yang dideritan...