Part 8

659 30 1
                                    

Saat istirahat adalah saat yang ditunggu-tunggu oleh seluruh Siswa. Tetapi saat ini Alya tidak bersemangat seperti biasanya, bahkan pelajaran yang diterangkan oleh Guru hari ini tidak ada satu pun yang masuk ke otaknya.

"Lo kenapa Al dari tadi kayaknya lesu banget?" Tanya Asha saat di koridor menuju kantin.

"Tumben! Biasanya semangat terus, kayak gue nih abis baca Wattpad romance." Kata Clesy sambil merangkul Alya.

"Gue gapapa kok." Jawab Alya singkat.

Uma hanya menyipitkan matanya. Ia yakin bahwa Alya sedang menyembunyikan sesuatu.

"Are you okay?" Tanya Uma. Alya hanya menganggukan kepalanya.

Saat ada di pintu kantin, Alya memutuskan untuk memisahkan diri dari teman-temannya.

"Lo yakin gak makan dulu?" Tanya Zana.

"Gak deh. Gue gak mood."

"Yaudah kalau gitu. Bye Yayaa!" Uma melambaikan tangannya pada Alya.

Kejadian tersebut mengundang sepasang bola mata yang diam-diam sedang memperhatikannya dari dalam kantin. Lalu, ikut beranjak dari posisinya.

Alya duduk di kursi taman belakang Sekolah, sambil mengayunkan kakinya. Ia masih teringat dengan kejadian tadi malam. Alya lelah dengan semua ini, sesulit itukah mendapatkan waktu sang Mama walaupun hanya 5 menit?

"Ngapain di sini?" Tanya seseorang yang tiba-tiba duduk disampingnya. Alya menoleh ke sumber suara.

"Kak Anov juga ngapain disini? Ngikutin aku ya?" Alya balik bertanya.

Bukannya menjawab, tetapi Anov malah mendekatkan tubuhnya pada Alya. Membuat Alya sontak menggeser posisi tubuhnya, jantungnya berdegup tidak stabil seperti biasanya. Namun, Anov semakin mendekatkan tubuhnya pada Alya, membuat Alya terpojok di kursi taman. Anov pun mendekatkan wajahnya kearah telinga Alya.

"Pede!" Ujar Anov. Refleks Alya menolehkan wajahnya kepada Anov yang belum menjauhkan wajahnya dari telinga Alya. Membuat bibir Anov bertemu dengan pipi kanan Alya.

Seketika Alya membeku, berbeda dengan Anov yang menampilkan wajah datarnya. Hening pun menyelimuti keduanya.

"Gue ke kelas duluan." Ucap Anov memecah keheningan dan segera beranjak dari posisinya meninggalkan Alya yang masih terdiam.

Alya tercengang, tanpa sadar sebelah tangannya menyentuh pipi kanan yang tak sengaja tercium oleh Anov.

'Ini serius? Pipi gue...'

***

Anov sedang menyenderkan punggungnya ke tembok kelas. Memikirkan kejadian yang terjadi beberapa saat lalu.

"Ciee yang abis nyium orang! Adek kelas lagi." Ledek Devan tiba-tiba datang suaranya terdengar seperti bisikan. Anov langsung terbelalak.

"Tau dari mana lo?" Selidik Anov.

Flashback On

"Lo mau kemana Dev?" Tanya Ziyad saat melihat Devan bangkit sambil memegangi bagian BAWAHNYA.

"Kebelet." Lalu Devan berlari menuju toilet.

Saat sudah keluar dari toilet, betapa terkejutnya ia melihat seseorang yang amat dikenalinya sedang mencium seorang perempuan yang sudah tidak asing lagi. Seketika senyum terukir di bibirnya.

"Di taman Sekolah? Boleh juga."

Flashback off

"Telepati gue. Cieilah Anov, gak nyangka gue lo nyium anak orang di Sekolah lagi." Jawab Devan sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Apa? Anov nyium orang?!" Ucap Billy mengagetkan mereka berdua.

"Heh, kunyuk denger aje lo!" Seru Devan sambil menjitak kepala Billy.

"Kuping gue lo ngomong dari radius kedalaman berapa pun, gue bakalan denger! Ehh lo beneran cium orang? Cewek apa cowok?" Tanya Billy sambil mengelus kepala yang dijitak oleh Devan. Untung saja keadaan kelas masih sepi, hanya ada mereka bertiga.

"Cewek lah, Anov masih normal kali! Emangnya lo yang pagi jadi Billy terus malem berubah jadi Billa! Dan lo tau gak siapa yang ni anak cium?" Kata Devan.

"Asem lo! Ettt... Siapa-siapa?" Seru Billy antusias. Baru saja Devan akan menjawab, tetapi Anov sudah bersuara lebih dulu.

"Gue gak sengaja." Jawab Anov datar.

"Ahh masa?" Goda Devan sambil menaik turunkan alisnya. Anov hanya mendengus.

"Elahh lo cium siapa sih?" Tanya Billy berdecak kesal, karena pertanyaan nya belum dijawab.

"Cium? Siapa yang abis nyium orang?" Tanya Ziyad yang baru saja datang dengan segelas es teh manis di tangannya. Billy hanya menjawab isyarat dengan dagu diarahkan ke Anov.

"Apa?! Serius lo? Dimana? Kapan?" Cerocos Ziyad.

"Kalau nanya tuh satu-satu Yad! Ini udah kayak rumus 5W+1H aja lo!" Seru Rasyid.

"Emangnya lo cium siapa sih, Nov?" Lanjut Rasyid, lalu duduk di hadapan Anov.

"Alya." Jawab Devan.

"Ohh Alya... HAH?!" Jawab mereka bertiga serempak, terkejut.

"Gue gak sengaja." Ulang Anov.

"Halahhhh!"

***

Alya sedang berada di ruang Teater untuk mempersiapkan lomba Teater tingkat SMA di Taman Ismail Marzuki. Jarum jam sudah menunjukkan ke angka jam 7 malam tetapi sampai saat ini, anak-anak masih giat mempersiapkan semuanya. Setelah practice terakhir, anak-anak diperbolehkan untuk pulang.

Alya berjalan menuju pintu gerbang Sekolag dengan lantai gontai.

"Al pulang sama siapa? Mau bareng nggak?" Tanya Nanda dari dalam mobilnya.

"Gue naik angkutan aja. Rumah lo gak searah sama rumah gue. Makasih yaa tawarannya." Jawab Alya sambil tersenyum.

"Yaudah deh kalau gitu. Hati-hati ya." Alya membalasnya dengan mengacungkan jempol. Lalu, mobil Nanda pun berlalu.

Karena angkutan tidak ada yang lewat depan Sekolah selain jam pulang saja, akhirnya mau tidak mau Alya berjalan hingga menuju jalan besar. Tiba-tiba tiga orang lelaki menghadang Alya di dekat jembatan, membuat Alya mendekapkan tubuhnya dengan kedua tangan.

"Hai cewek sendirian aja malem-malem?" Goda salah satu di antara mereka sambil mencolek dagu Alya.

"Jangan sentuh gue! Pergi!"

"Wuihhh galak banget sih, cepet-cepet banget? Kita main-main dulu lahh..."

"Jangan macem-macem sama gue!!" Ucap Alya dengan suara gemetar, tetapi tiga lelaki itu malah lebih mendekat ke arah Alya. Membuat Alya berjalan mundur.

Saat lelaki berhidung belang mulai menarik Alya, anak-anak dari arah belakang Alya segera menghampiri lalu menimpuk tiga orang tersebut dengan batu, dan memukul mereka dengan kayu.

Tidak lama lelaki berhidung belang itu segera lari terbirit-birit, kalah hanya dilawan dengan anak-anak berusia 6-9 tahun.

"Kakak gak apa-apa?" Tanya salah satu anak.

"Makasih yaa Dek, udah nolongin Kakak." Ucap Alya dengan tangan masih mendekap tubuhnya.

"Anak-anak ayo makan. Kakak udah bawa makanan. Kalian ngapain disana?" Tanya seorang cowok di belakang Alya.

'Kok kayak kenal suaranya yaa?" Batin Alya.

Alya pun membalikkan tubuhnya ke arah belakang. Dan...

"Kak Anov?"

"Kalyana?"

***

Part 8 udah di post...

Vommentnya Readers, kritik dan saran dari kalian sangat dibutuhkan...

See you

Salam, AGBAC

FARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang