Part 16

764 23 4
                                    

Hari Minggu adalah hari penentuan juara lomba Teater, saat ini anak Global Jaya tengah ketar-ketir menunggu namanya disebut. Pasalnya dimulai dari juara 3 dan 2 nama Global Jaya belum juga disebut.

"Ini kita salah satu yang juara gak sih?" Tanya Ares mengubah posisi duduknya menjadi lebih tegak.

"Pasti kok, Res. Nama kita kan disebutnya pas juara 1 nanti." Jawab Alya yakin.

"Sekarang adalah saat yang ditunggu-tunggu dong pastinya, pengumuman untuk juara 1. Kira-kira sekolah mana ya?" Ucap MC membuat seluruh nama sekolah yang belum disebut semakin berdebar.

"Global Jaya!" Teriak Ares bersama beberapa suporter yang datang.

"Global Jaya? Hmm, bener gak yaa kira-kira? Langsung kita buka aja amplop juara 1 nya yaa, " MC membuka amplop yang berisi nama sekolah, "wow ternyata pemenangnya adalah... SMA Global Jaya!" Teriak MC dengan sumringah.

Suporter Global Jaya beserta anggota Teater bersorak heboh, lalu Kirana selaku ketua Ekskul, Alya dan Ares sebagai pemeran utama maju keatas panggung untuk menerima piala.

"Terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa, seluruh anggota Teater oke guys kerja keras kita terbayarkan dengan semua ini, dan tentunya anak Global Jaya yang hebohnya kayak tawuran. Tanpa kalian, kita tidak akan bisa meraih piala ini." Kata Kirana pada seluruh hadirin yang datang.

Setelah testimoni tadi, anak Teater merayakan kemenangan mereka dengan makan-makan dan berselfie ria, mengingat perlombaan ini merupakan yang terakhir untuk kelas XII.

Setelah acara quality time itu, Alya dan sahabatnya sengaja berkumpul sekaligus menginap di kamar Alya, hal ini sudah jarang sekali dilakukan karena kesibukan sekolah dan sebagainya.

"Seminggu ini seleksi OSIS sekaligus Pengurus Ekskul baru ya, Cles?" Tanya Zana sambil membuka laptop Alya.

"Iye," Jawab Clesy lalu matanya berubah berbinar, "Uma lo bakalan calonin diri jadi Ketua Ekskul yang baru kan buat Rohis?"

Uma tersenyum tipis, "Gue sih pengen, Cles. Sekalian belajar buat jadi pemimpin juga, tapi gue kan belum begitu banyak tahu tentang Islam yang lebih mendalam baru yang dasar-dasar aja." Ujar Uma.

"Diluaran sana yang jadi Ketua Rohis juga lagi proses belajar kok, Uma. Kan gak ada salahnya mencoba dulu." Ucap Asha yang duduk disebelah Clesy.

Uma hanya tersenyum menanggapi ucapan Asha. Sementara Alya sejak tadi hanya sibuk memeriksa notifikasi ponselnya, seperti menunggu kabar seseorang.

"Lo diem aja daritadi, Al? Itu kenapa handphone ditekan kasar gitu?" Tanya Clesy heran.

Alya tersadar, "Gapapa." Jawabnya singkat.

"ALYA!" Teriak Zana tiba-tiba membuat Alya tersentak, "Lo kenapa sih, Zan?" Alya mendekati Zana.

Mulut Zana masih melongo, "Ini kapan coba, Al?" Zana menunjukkan sebuah album foto di laptop milik Alya.

Pandangan Alya lalu beralih pada layar laptop dan saat itu juga tubuhnya lemas mengetahui Zana membuka album yang berisi foto-foto keindahan Bandung dan tentu ada foto Alya dan Anov yang sedang berangkulan.

"I-ini waktu itu eng waktu itu Zan," Alya terbata-bata sedangkan sahabatnya sudah tersenyum jahil sedari tadi, "itu Jumat kemarin." Ucap Alya akhirnya.

FARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang