4 tahun kemudian...
Hampir setelah 4 tahun ini, setiap bangun pagi Alya selalu duduk terdiam melihat pemandangan didepannya, Adnan dan Anov yang tertidur pulas. Betapa Alya sangat bersyukur diberikan dua lelaki luar biasa yang sangat berarti dalam hidupnya.
Dulu Alya tidak begitu yakin Anov akan bisa diajak bekerja sama jika bangun malam untuk mengurus Adnan, tapi ternyata suaminya itu tidak pernah sekalipun protes saat Alya meminta bantuan, padahal Anov sudah sangat lelah berada di kantor dari pagi sampai malam.
Alya tersenyum menatap keduanya sambil mencium kening Anov dan Adnan. Untungnya hari ini adalah hari Minggu, sehingga setelah ibadah subuh Anov bisa tidur kembali dan Alya tidak sesibuk hari biasanya.
Tapi Alya tetap harus masak untuk sarapan, karena Adnan kemarin minta 'bubun' kesukaannya. Tepat saat bubur sudah selesai Alya hidangkan di meja makan, suara tangis Adnan terdengar. Segera Alya menuju kamar mereka di lantai 2.
Terlihat Anov yang berusaha menenangkan Adnan, namun langsung diambil alih oleh Alya, "Mama kan lagi bikin bubur buat Adnan," Alya mengusap punggung anak lelakinya, "Adnan kan janji sama Mama kalau bangun bobo gak nangis lagi, hm?"
Adnan hanya menggeleng sambil setengah sesenggukan. Anov yang baru saja minum air putih dibuat tersenyum melihat wajah Adnan.
"Mandi yuk abis itu makan bubur sama Mama." Ajak Alya, namun Adnan menggeleng.
"Mandi sama Papa?" Tawar Alya yang justru langsung diangguki oleh Adnan.
Anov pun mengambil alih gendongan, "Hari ini jadi, Kal?"
"Semalem sih jadi, kali ini dirumah Zana." Jelas Alya. Anov mengangguk dan membawa Adnan ke dalam kamar mandi.
Rencananya hari ini Alya dan Anov akan bertemu dengan teman-temannya. Kegiatan yang sudah jarang sekali mereka lakukan karena kesibukan masing-masing. Bahkan terkadang ada yang berhalangan hadir.
Sementara Anov dan Adnan mandi, Alya menyiapkan kebutuhan Adnan yang harus selalu dibawa. Sesekali Alya tertawa kecil mendengar tawa dari dalam kamar mandi.
***
"ADNAANNN!" Teriak Clesy sambil menghampiri Adnan yang digendong Anov.
"Billy mana Cles?" Tanya Anov.
Clesy mengambil alih Adnan dari gendongan Anov sambil mendengus, "Kebiasaan deh kalau soal Kak Billy pasti semuanya nanya ke gue."
Anov mengerutkan kening, "Masa kabar calon sendiri gak tau." Ucap Anov yang membuat Clesy cemberut.
Sementara Alya sudah berpelukan dengan teman-temannya yang lain.
"Hai, Al!" Sapa Uma dari arah dapur.
"Hai, Uma. Kapan nih lo bakalan dibawa ke Kairo? Kak Rasyid lagi disini kan?" Tanya Alya yang membuat Uma tersipu malu.
"Emang dasar ya, temen belum nikah bukannya cariin jodoh malah digosipin terus-terusan sama laki yang kosong juga tapi low quality." Gerutu Clesy sambil memangku Adnan di mini bar.
"Loh Kak Billy tuh baik, Cles, ganteng, seiman, mapan, humoris, kurang apa lagi?" Sambung Zana yang juga memangku Vasha.
"Serius nih ya dulu gue sebelum nikah sama Devan, pengen cowok yang perfect dari ujung rambut sampai ujung kaki, tapi setelah nikah gue pikir yang kayak gitu gak ada habisnya." Ucap Asha sambil memotong kue.
Tiba-tiba Billy datang dari arah depan dengan memberi isyarat agar yang lainnya tetap diam.
"Gue bukannya mau yang sempurna, Sha. Tapi yeah you know, Kak Billy tuh gak... serius gitu orangnya. Jadi gimana gue bisa percaya sama dia, orang ngajak nikah aja kayak ngajak main gaple, emang pernikahan tuh segampang itu? Kan enggak." Jelas Clesy.
KAMU SEDANG MEMBACA
FAR
Teen FictionKalyana Indriani. Akrab disapa Alya ini adalah siswi berprestasi di SMA Global Jaya yang merupakan sekolah favorit dan bergengsi di Jakarta. Karena kurangnya komunikasi dari sang Ibu ditambah dengan kepergian sang Ayah akibat penyakit yang dideritan...