Part 14

815 25 3
                                    

Minggu ini sekolah hanya sampai pada hari Kamis. Pasalnya Jumat adalah hari libur Nasional keagamaan. Tetapi tidak akan menjadi free untuk Alya.

Alya tengah sibuk mempersiapkan lomba Teater Ramayana yang akan dilaksanakan pada hari Sabtu besok. Sebagian sekolah mendapat jadwal hari Minggu. Dan hari Kamis adalah hari terakhir berlatih sebelum hari H, kali ini semacam gladi bersih namun akan disaksikan oleh seluruh warga sekolah. Pihak sekolah tidak mengizinkan untuk berlatih terakhir hari Jumat dikarenakan libur Nasional, sekaligus melatih tanggung jawab anggota Teater agar lebih cepat tetapi sistematis.

Semuanya sudah siap. Warga sekolah juga sudah berkumpul di aula. Sebelum tampil, mereka saling berpegangan tangan dan berdoa untuk kelancaran gladi bersih.

"Teater," Teriak Ketua Ekskul. Lalu dibalas semua anggota, "Yes, we can... We can... We can..." Teriak serempak.

Scene pertama sudah mulai, Alya berperan sebagai Sinta disini yang berpasangan dengan Ares sebagai Rama. Tarian serta backsound khas musik Jawa mulai menggema.

Adegan romance sudah dimulai saat scene kedua. Saat membalikkan badan berlawanan arah dengan Rama sesuai naskah, mata Alya melihat Anov yang sedang memandangnya datar namun tajam. Khas miliknya. Alya mencoba menghiraukan dan tetap melanjutkan pertunjukan.

"Biasa aja ngapa ngeliatinnya. Kalo cemburu tuh bilang aja, nyuk!" Seru Billy sambil menyenggol lengan Anov yang sudah bersedekap di dada. Anov hanya melirik sekilas kearah Billy.

Scene sudah mulai mencapai bagian terakhir. Alya menari dengan luwesnya diiringi Ares, sangat cocok berperan sebagai Rama dan Sinta. Teater pun akhirnya selesai disambut dengan applause dari seluruh warga sekolah.

"Baik anak-anak. Bapak mohon doanya untuk Ekskul Teater yang akan melaksanakan lomba pada hari Sabtu serta pada waktu bersamaan Ekskul Basket juga akan mengadakan turnamen nasional semoga mereka diberikan kelancaran dan bisa membawa bangga nama sekolah." Pesan dari Pak Ari selaku Kepala Sekolah.

Mereka pun membubarkan diri begitupun dengan 5 cowok tersebut.

"3 hari kan libur nih, lo pada mau kemana?" Tanya Rasyid.

"Gue pasti disuruh nyokap ke pasar buat beli peralatan bikin kue. Heran gue, tiap hari bikin kue tapi gosong mulu." Gerutu Devan.

Teman-temannya langsung terbahak, kecuali yaa siapa lagi kalau bukan Anov. Cowok itu hanya diam sambil memasangkan headset ditelinganya.

"Ketawa lo pada, yang puas!" Seru Devan jengkel melihat teman-temannya.

"Tapi sumpah gue kebayang lo bawa kantong belanjaan gitu terus ke toko kue. Sekalian aja sih Dev, beli ayam hidup." Tambah Billy. Devan hanya mendengus.

Saat hendak melewati tempat duduk dekat Parkiran, tiba-tiba Billy membentangkan tangannya menyuruh agar teman-temannya berhenti melangkah.

"Apaan sih lo, Teri! Minggir ah." Kata Rasyid, tetapi Billy justru tetap menahan sahabatnya, "Tunggu dulu napa sih! Gue punya ide cemerlang nih. Ehh mumpung orangnya gak denger."

Billy memberi isyarat agar melihat kearah Anov yang sedang memainkan ponselnya, tetapi tetap berjalan dengan sesuai. Para sahabatnya pun mengerti apa maksud Billy.

Mereka berjalan menuju bangku dekat Parkiran dan melihat Alya sedang duduk bertiga dengan Clesy dan Zana.

"Ehh ada Alya, lo---" Belum sempat melanjutkan namun Clesy lebih dulu menyela, "Alah banyak basa basi lo! Mau ngapain kesini? Gak penting." Ujar Clesy jutek.

"Wattpad, emang gue ngomong sama lo?! Bilang aja iri kan gak gue sapa." Seru Billy sambil bersidekap dada. Clesy hanya begidik geli mendengar penyataan Billy.

FARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang