Alya terus diborongi berbagai pertanyaan dari teman-temannya yang penasaran tentang hubungan dirinya dengan Anov. Bahkan temannya tersebut tidak menyerah sampai mereka sudah duduk di pesawat.
"Al, ayolah." Rayu Zana pada Alya.
"Ya terus gue harus jawab apa dong?" Justru Alya semakin jahil pada teman-temannya yang penasaran.
"Ih rese banget deh!" Omel Clesy yang membuat penumpang lainnya melihat kearah mereka.
"Mending jujur aja, Al. Daripada kita mikir yang enggak-enggak tentang lo berdua. Kalau lo senang, kan kita juga senang." Ucap Uma yang duduk dibangku depan bersama Asha.
"Bener tuhh, lagian lo udah gak akan sesosok Papa dirumah, Al. Bener kata Uma, kita ikut senang kalau ada seseorang yang menggantikan sesosok itu." Tambah Asha.
Alya memandang keluar jendela pesawat, perkataan temannya tersebut benar, toh tidak ada yang merugikan dirinya juga jika ia jujur tentang hubungannya dengan Anov, terlebih teman-temannya tersebut sangat bisa menjaga rahasia dirinya.
"Nanti di hotel gue cerita." Ucap Alya pada akhirnya
***
"Jadi..." Jeda Alya sambil memandang teman-temannya yang memasang raut penasaran. Sesuai janji, setelah sampai Kuala Lumpur tepatnya di hotel, Alya akan menceritakan hubungannya dengan Anov.
Alya menarik nafas panjang, "Iya gue pacaran sama Kak Anov."
Bukk!
Clesy melempar bantal tepat diwajah Alya, "Bener kan! Sejak kapan, Al? Terus nembaknya romantis gak? Dinner or lunch?" Clesy membrondongi Alya dengan berbagai pertanyaan.
"Pokoknya pas gue Olimpiade deh." Jawab Alya yang membuat temennya mencibir, "Malem gak pake dinner segala, cuman cukup romantis laa ukuran Kak Anov." Jelas Alya sambil tertawa mengingat malam dimana Anov menyatakan perasaannya.
"Ternyata lo sama Kak Anov berlanjut sejauh ini juga ya, Al. Gue kira dia tuh flat aja orangnya, gak mikirin cewek segala, ya walaupun lo belakangan ini deket juga sih sama dia." Ungkap Zana, "Dia punya mantan berapa sih, Al?"
Alya diam. Pertanyaan Zana tersebut membuat Alya berfikir, Anov sama sekali belum cerita apapun tentang masa lalunya kecuali tentang keluarga. Ia tidak mengetahui seperti apakah perempuan yang pernah singgah dihati Anov. Atau mungkin belum pernah sama sekali.
Lamunan Alya terpecahkan saat handphonenya berbunyi menandakan telpon masuk. Terlihat nama Anov disana.
"Eh Kak Anov tuh Al." Clesy mendadak girang, "Angkat aja, tapi loudspeaker ya." Tambah Asha sambil nyengir.
"Hih kepo." Kata Alya namun tetap menuruti keinginan temannya.
"Iya, Nov?" Sapa Alya pada Anov. Sementara Clesy, Zana, dan Uma sudah nyengir lebar sambil menahan tawa mereka.
"Lagi dimana?" Tanya Anov. Terdengar ribut disekitar Anov.
"Hotel terus mau cari makan. Kok bising banget?" Kali ini Alya yang bertanya.
"Lagi dipinggir jalan." Jawab Anov membuat Alya mengerutkan kening, "Ngapain?"
"Makan." Jawab Anov singkat. Alya menggigit bibirnya, "Sendiri?"
Anov tertawa pelan, dan Alya langsung mematikan tombol loudspeaker dan beranjak ke arah balkon. Alya jadi jengkel sendiri dengan pertanyaan nya yang terdengar interogasi. Sedangkan temannya saling senggol melihat tingkah Alya.
"Ya maksud aku, kamu kan tadi ngerjain tugas sama temen. Kali aja sekalian makan bareng juga." Jelas Alya.
"Iya deh. Aku sendiri, sayang." Anov mengalah. Alya yang mendengar kalimat dari Anov, justru jadi kebat-kebit sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
FAR
Teen FictionKalyana Indriani. Akrab disapa Alya ini adalah siswi berprestasi di SMA Global Jaya yang merupakan sekolah favorit dan bergengsi di Jakarta. Karena kurangnya komunikasi dari sang Ibu ditambah dengan kepergian sang Ayah akibat penyakit yang dideritan...