Part 12

712 31 2
                                    

Alya begitu terheran saat baru saja memasuki gerbang Sekolah, semua Murid terutama perempuan memandangnya dengan berbagai tatapan. Alya tidak tahu sebabnya mengapa mereka bisa seperti itu.

"ALYA!" Teriak Clesy dan Asha secara bersamaan.

Alya menoleh melihat mereka berdua berlari maraton kearahnya, "Kenapa sih lo berdua?" Tanya Alya. Mereka berdua melongo mendengar pertanyaan Alya.

"Al ini gila!" Seru Clesy sambil mengeluarkan ponselnya dari tas.

Alya mengernyit bingung, "Siapa yang gila?"

"Lo!" Seru mereka berdua serempak.

"Gimana bisa Al? Kok lo gak pernah cerita ke kita? Ini kapan lagi, bisa romantis kayak Wattpad yang gue baca tadi malem?!" Clesy menyerbu Alya dengan berbagai pertanyaan sambil menyodorkan ponselnya dengan layar yang sudah menampilkan sebuah foto di Instagram.

Seketika Alya melebarkan matanya melihat foto dirinya dan Anov saat sedang sarapan lontong sayur kemarin. Bagaimana ia tidak bisa menyadari keberadaan Murid Global Jaya yang memotret dirinya dengan Anov terlebih dengan adegan cowok itu sedang memegang mangkuknya dan ia tampak tenang dengan perlakuan Anov tersebut.

Sekarang Alya mengetahui mengapa seluruh Murid memandangnya seperti itu. Foto inilah penyebabnya.

"Al buruan! Malah bengong lagi ni anak!" Ujar Asha tidak sabar.

"Udah deh ah. Itu kan cuman foto biasa." Alya merubah wajahnya menjadi setenang mungkin. Sahabatnya itu akan semakin gencar bertanya jika Alya terlihat gugup.

"What?! Biasa?" Clesy melohok mendengar pernyataan Alya barusan.

"Al kita serius, lo kok... Bisa sama---"

"Nanti gue cerita. Tapi please jangan sekarang." Pinta Alya dengan wajah memelas. Ia mulai tidak nyaman dengan keadaan disekitar mereka bertiga.

Motor Anov baru saja memasuki area parkir Sekolah diikuti Ziyad dibelakangnya. Rasyid segera menghampiri mereka berdua dengan berlari kecil lalu menyodorkan ponselnya, terlihat Anov yang menaikkan satu alisnya lalu mengangkat wajahnya mengedarkan pandangan seperti mencari seseorang. Tidak butuh waktu lama karena orang yang dicarinya berada tidak jauh dari tempatnya berdiri sekarang. Sepersekian detik saling pandang, Alya memutuskan kontak matanya terlebih dahulu dan segera berlalu menuju kelasnya.

"Nov!" Rasyid menepuk bahu Anov. Cowok itu menoleh dan mendapati tatapan tanda tanya Rasyid.

Anov mengusap wajahnya kasar, "Sejak kapan lo jadi kepo gini?" Tanya Anov sambil berjalan menuju gedung kelas XII.

"Gue serius Man! Lo jadian sama Alya?" Rasyid terus saja bertanya pada Anov. Ziyad yang melihatnya hanya bisa menggelengkan kepalanya.

Anov memandang Rasyid sekilas, "Gak." Jawabnya singkat.

Ziyad memberi isyarat pada Rasyid untuk menutup mulut bawelnya itu. Ziyad jadi ikut pusing mendengar pertanyaan Rasyid yang tidak berhenti dan dibalas Anov dengan jawaban singkat. Baru saja selesai membuat Rasyid menutup mulutnya, Billy datang dengan mulut tante girang nya.

"Mantappp Bro! Panasnya mangkuk lo lewatin begitu aja, serasa tertiup semerbak angin wangi mawar." Billy berbicara ala intonasi baca puisi. Membuat Anov mendengus geli.

"Mulut lo pada jamet banget emang! Kalo si Anov jadian lo juga yang untung kan dapet pajak jadian itu kan profesi rutin lo." Sambar Devan. Ia sudah mengira kalau pasti pagi ini sahabatnya itu akan memberondongi Anov berbagai pertanyaan terkait foto.

Rasyid dan Billy hanya menyengir lebar, "Ahh tau aja lo." Ucap Rasyid sambil menyikut lengan Devan.

Mereka bertiga sudah berjalan keluar kelas menuju kantin, kecuali Devan dan Anov. Devan memilih duduk disebelah Anov dan memandang cowok itu dengan tatapan serius.

FARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang