"Push up 50 kali. Sambil berhitung dengan suara lantang. Paham?" Perintah Anov kepada anggota Basket kelas X dan XI.
"Paham, Kak!" Teriak seluruhnya sambil mempersiapkan posisi tubuh mereka.
"Mulai!"
Satu... Dua... Tiga...
"Suaranya yang lantang! Keluar dari posisi barisan kalau push up aja ogah-ogahan!" Teriak Anov.
Anak kelas X dan XI semakin giat melakukan push up dengan suara lantang. Mereka lebih baik capek latihan daripada harus capek karena hukuman.
Untuk anggota Basket putri dilatih oleh Eca, pelatihan tetap keras tetapi tidak sekeras anggota putra.
Setelah selesai push up 50 kali, Anov membagi menjadi dua tim yang akan beradu di lapangan. Dari permainan ini akan ditentukan siapa yang menjadi anggota inti dan cadangan.
3 jam latihan pun cukup untuk hari ini dan akan dilanjut esok hari yaitu latihan gabungan mulai dari kelas X hingga XII. Dalam turnamen Basket nanti kelas XII masih tetap mengikuti perlombaan turnamen terakhir mereka sebelum kelulusan.
***
ANOV POV
Aku berlari kecil memasuki rumah. Yang terbayang hanyalah shower yang mengalirkan air dingin segar untuk mengusir lengketnya keringat tubuhku ini. Langkahku terhenti ketika telingaku kembali mendengar suara menjijikan itu.
Mama.
Apa lagi yang perempuan itu lakukan?! Aku sudah muak dengan semua apa yang sudah Mama lakukan terhadap keluarga ini.
Aku melihat kearah kamar Papa dengan pintu terbuka yang letaknya berada tidak jauh dari kamar Mama. Sudah lama mereka memutuskan untuk tidak satu kamar lagi. Salah satu hal ini dimanfaatkan Mama dengan membawa pria brengsek kedalam kamarnya. Papa hanya duduk menghadap jendela dengan tatapan kosong.
Mama berubah seperti ini sejak Papa mengalami kelumpuhan. Membuat Mama mau tidak mau meninggalkan pekerjaan lamanya dan harus melanjutkan Perusahaan Papa. Mama merasa berkuasa serta merasa bahwa hidupku dan Papa sangat bergantung pada dirinya. Mama semakin semena-mena setelah Papa mengatakan seusai aku lulus kuliah, Perusahaan ini akan sepenuhnya aku yang menjalankan dan entah mengapa Mama tidak menerima jika Perusahaan keluarga turun kepadaku. Anak kandungnya.
Tanpa pikir panjang lagi, aku mendobrak pintu kamar Mama. Dan benar saja apa yang aku lihat saat ini sama seperti kejadian beberapa waktu lalu. Shit happen! Apakah ini yang dinamakan seorang Ibu yang harus disayangi seumur hidup kita? Masihkah pantas mengasihi seorang Ibu yang berhubungan intim dengan lelaki lain dan statusnya masih menjadi Istri syah? Masihkah pantas kita melindungi seorang Ibu dengan keadaan tubuh polos tanpa sehelai benang pun didepan anak kandungnya sendiri?
"Anov!? Apa yang kamu lakukan? Tidak sopan sekali sikapmu!" Bentak Mama sambil menutupi tubuh polosnya itu. Aku menatap mereka berdua dengan penuh amarah.
Aku tertawa miris, "Seharusnya saya yang tanya, apa yang Mama lakukan dengan lelaki brengsek ini? Oh, saya tau. Mama mau ngasih saya Adik haram dari lelaki itu, hah?" Teriakku tidak kalah kencangnya.
"Jaga omongan kamu! Jangan pernah ikut campur semua urusan Mama. Urus saja hidupmu sendiri." Ujarnya sinis.
Tatapan lembut itu sudah tiada. Hanya tinggal kenangan yang tertutup oleh kepahitan.
"Termasuk berhubungan menjijikan dengan lelaki itu? Ibu macam apa Mama ini?! Memamerkan tubuh polos untuk orang lain!", Aku menatap tajam pria disamping Mama, "Lo pergi atau gue keluarin isi perut lo sekarang?!" Bentakku kepada bajingan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
FAR
Teen FictionKalyana Indriani. Akrab disapa Alya ini adalah siswi berprestasi di SMA Global Jaya yang merupakan sekolah favorit dan bergengsi di Jakarta. Karena kurangnya komunikasi dari sang Ibu ditambah dengan kepergian sang Ayah akibat penyakit yang dideritan...