Part 17

675 24 2
                                    

Saat perjalanan ke sekolah Alya terus saja memikirkan kejadian tadi malam, Anov hampir saja mencium nya. Hal yang sama sekali tidak pernah ia bayangkan terlebih mereka tidak memiliki hubungan yang lebih.

Baru saja Alya masuk ke gerbang sekolah, ia melihat motor Anov sudah terparkir sempurna di parkiran. Saat Alya mulai melewati lapangan, Anov sedang memasukan bola kedalam ring basket.

Tepat saat itupula mata Anov melihat Alya yang sedang memandang kearahnya lalu sepersekian detik mempercepat langkah menuju gedung kelas XI.

"Gak disamperin tuh yang baru dateng?" Tanya Ziyad.

Anov mengangkat satu alisnya, "Rasyid?"

Sama seperti Alya, Rasyid pun baru saja sampai disekolah dan turut bergabung dilapangan.

"Bukan. Tadi, Alya." Ucap Ziyad. Anov menggeleng, "Gak."

Hampir seharian ini Alya terus menghindar dari Anov. Pada jam istirahat pun, begitu melihat Anov dan teman-temannya disalah satu meja kantin yang akan dilewatinya, Alya pura-pura tidak melihat. Tetapi ujung matanya melihat Anov yang terus memandang dan memperhatikannya.

"Minggu ini Pelantikan pengurus dan hari Senin depan lo udah olimpiade ya, Al?" Asha membuka obrolan.

"Iya." Jawab Alya singkat, "Berapa hari sih?" Tanya Asha.

"Tiga." Alya menuangkan sambel pada siomay nya.

Zana menyipitkan mata, "Tumben pake sambel? Biasanya paling saos."

"Lagi pengen aja." Ucap Alya.

Teman-temannya saling menatap satu sama lain, "Ada masalah? Mama? Atau galau?" Tanya Uma pada akhirnya. Alya bersikap seperti ini, berarti ada sesuatu yang menganggu.

"Palingan juga galau," Cibir Clesy, "tuh sama cowok yang dimeja sana." Clesy menunjuk meja Anov dengan dagu.

Alya menelan kunyahannya, "Bukan." Lalu meneguk es jeruk sampai habis.

"Terus karena apa?" Uma terus bertanya.

"Gue duluan ya, mau langsung ke Lab Kimia ada yang belum gue pelajari." Ujar Alya lalu meninggalkan teman-temannya.

"Bisa banget emang sembunyiin masalah sendiri dari dulu." Gerutu Asha.

***

Mulai dari selesai istirahat sampai pulang sekolah, Alya terus berkutat dengan cairan Kimia bersama Bu Dwi.

"Besok kita kembali ke Materi ya, Al. Untuk sekarang cukup sampai disini dulu." Kata Bu Dwi.

"Baik, Bu." Alya memasukan peralatan kedalam lemari.

"Ibu duluan ya, Al. Kamu hati-hati pulangnya." Pamit Bu Dwi, "Ibu juga hati-hati." Jawab Alya sambil tersenyum.

Saat keluar dari Lab Kimia, pintu Lab Komputer pun ikut terbuka. Menampilkan seseorang yang sejak tadi Alya hindari.

Mereka berdua sama-sama terkejut, bedanya yang satu menutupi dengan wajah datar. Alya segera berbalik badan dan melangkah tanpa melihat peringatan lantai sedang basah.

Untung saja seseorang itu dengan cepat menahan pundak dan pinggang Alya.

"Liat-liat makan nya."

Alya menegakkan tubuh, "Aku makan nasi bukan makan liat-liat." Ujar Alya.

Ucapan Alya barusan membuat Anov menaikkan satu alisnya sekaligus tersenyum tipis. Sangat tipis sekali.

"Basket yuk?" Ajak Anov berusaha mencairkan suasana. Alya menggeleng, "Gak bisa."

FARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang