Beberapa hari yang lalu, Ken memberitahu Amel kalau neneknya mengadakan acara Ulang Tahun ke-30 Twinkle Night dan mengundangnya ke acara itu. Dan Ken berjanji akan menjemputnya, membuat Amel senyum-senyum sendiri belakangan ini.
Benar, beberapa hari belakangan ini, Amel jadi sering tersenyum. Entah kenapa dia merasa senang-senang saja, dan tidak mengeluh sama sekali ketika Ken mengirimnya chat—walaupun kebanyakan chat mereka saling beradu argumen, Amel tidak keberatan sama sekali.
Ken menjemputnya jam 8 malam hari itu, memakai jas dan tuxedo.
"Kau kelihatan bagus," puji Ken, membuat wajah Amel merona dibalik gelap malam.
Amel memang tampak memukau malam itu. Dia mengenakan dress selutut berwarna biru metalik, dengan tangan sesiku berkain tile yang dilapisi brokat hingga ke bagian pinggangnya. Rambutnya dibiarkan tergerai natural, membuat Amel kelihatan sangat feminim.
Di perjalanan, Ken memberitahu Amel kalau acara ini diadakan di rumah keluarganya. Ken bilang, semua orang akan hadir disana, termasuk beberapa orang penting. Amel menelan ludah, merasa gugup luar biasa. "Semoga aku tidak mengacau," ratap Amel.
"Ayo, kita dengar lagu pembangkit semangat. Whithney Houston!" kata Ken.
Amel mendengus, ketika Ken memasukkan kepingan CD ke pemutar CD mobilnya. "Memangnya lagu Whithney itu mars?" ledek Amel.
"Aku tersinggung. Aku fans beratnya Whithney dan hanya mendengarkan lagu dia," sahut Ken. Amel hanya menggeleng tak percaya.
Ternyata di kediaman L'vory sudah ramai orang. Mobil-mobil bagus terparkir di sepanjang halamn rumah dan di depan gerbang. Orang-orang bertuxedo dan berpakaian mewah, beberapa wanita memakai banyak perhiasan dan Amel yakin wanita-wanita disana menghabiskan berjam-jam di salon.
Amel tidak sadar sejak kapan tangannya gemetar, sampai Ken berujar, "Jangan gugup gitu, dong."
Amel menoleh kepadanya, mengutuk ketidakpekaan Ken. Hal seperti ini sudah biasa bagi Ken, pastinya. Tapi Amel tidak pernah menghadiri acara begini atau terpikir untuk membuata acara begini, dan sekarang Ken memintanya untuk tidak gugup? "Dasar kejam."
Tiba-tiba Ken mengulurkan tangannya, meraih tangan Amel dan menyelipkannya di sikunya. "Kau boleh pegang lenganku kalau gugup," kata Ken yang malah membuat Amel tambah gugup lagi.
Di dalam cukup ramai ternyata. Orang-orang berkumpul, bertukar cerita sementara para buttler lalu lalang dengan nampan berisi camilan. Di sdutu ruangan, sudah dibangun stae kecil, dengan beberapa pria bermain piano, biola dan cello. Amel melihat Madame L'vory sibuk mengobrol dengan tamu-tamunya.
Seorang pria yang Amel tahu sebagai asisten Ken, datang menghapiri mereka.
"Selamat malam, Bos," katanya senang. "Selamat untuk pesta ini!"
Ken menepuk pundaknya. "Terima kasih sudah datang, Leo," jawab Ken. "Apa delagasi dari Beijing sudah datang?"
"Mereka ada di sana, Bos," bisik Leo. "Apa yang harus kulakukan?" Kemudian mereka terlibat perbincangan soal pekerjaan, yang sangat membosankan Amel. Untung saja, Yumei menghambur ke arah mereka tak lama kemudian.
"Kak Amel! Oh, hai Leo!" seru Yumei, yang kelihatan luar biasa cantik, dengan dress panjang berwarna merah hati dan rambut dikepang ruwet. "Lihat! Kalian berdua sangat serasih. Manis sekali!"
"Kau juga sangat cantik," kata Amel, menutupi kecanggungannya.
Mei datang tak lama kemudian bersama Reynal. Mereka berdua kelihatan sangat senang, pikir Amel. Wajah Mei berseri-seri, dan Reynal kelihatan bersemangat sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not so Beautiful Game[✔]
RomantikTanpa sengaja, Ken terjebak dalam permainan rumit. (Private)