18

9.3K 737 12
                                    

Big thanks for @DyannSagita , @niaaafs ,  @ClaKirxzora. 

Gomen, update nya nggak teraturrr, maklum, sindrom anak kuliahan alias tugas menumpuk. Untuk segala typo dan kekurangannya, saya ucapkan maaf sebesar-besarnya. Apalah daya, saya juga manusia biasa, hehe :v 

I'm waiting for your comment!

Love~

-------------------------------------------------------

Saat Ken dan Ray kembali, satu orang sudah bergabung bersama Vero, Amel dan Olivia. Ken dan Ray saling pandang saat melihat orang itu, kemudian keduanya serempak mendesah panjang.

"Hai Hera," sapa Ray dengan nada ceria dibuat-buat ketika dia dan Ken bergabung dengan mereka.

Hera, yang tampil luar biasa mewah malam ini, tersenyum paksa pada Ray. "Halo. Aku baru saja sampai bersama ayahku dan tidak melihat siapa pun yang kukenal di ruangan ini. Kebetulan aku melihat Vero."

Ken memperhatikan mimik wajah Amel yang berubah kaku. Oke, Ray boleh saja bersikap manis pada Hera dan membiarkan Olivia mempertahankan senyum ramahnya, tapi Ken tidak akan membiarkan Amel berada di situasi yang lebih kikuk lagi.

Tanpa pikir panjang, Ken menggenggam tangan Amel dan menariknya. "Kita cari makanan," ujarnya pada Amel kemudian menariknya menjauh dari mereka. Sekilas Ken menangkap tatapan jengkel Hera dan tatapan ganjil dari Vero.

"Duh, jangan tarik-tarik begitu," gerutu Amel, memutar-mutar bahunya.

"Well, kelihatannya ada yang bersenang-senang malam ini," ejek Ken. "Apa kau menyesal aku menarikmu dari sana?"

Amel mengangkat bahunya "Tidak juga. Memang sih, aku menikmati obrolan di awal-awal. Olivia sangat cerdas dan kritis, dan ramah juga! Lalu Vero.."

"Ah ya, Vero?" potong Ken sebal. "Orang paling keren sedunia dan brilian?"

"Kau yang bilang, bukan aku," bantah Amel. "Pokoknya aku menyukai orbolan tadi sebelum.. yeah, kau tahu."

Ken tidak tahu kenapa Amel merasa sungkan menyebut nama Hera. "Apa yang dikatakan Hera tadi?" tanya Ken, sambil mengambil sepiring camilan. "Bilang saja, tidak apa-apa."

Amel ragu-ragu sesaat sebelum membuka mulutnya, "Dia tidak bilang apa-apa, sungguh.."

Ken yakin tatapannya kepada Amel benar-benar memaksa kali ini. Ken tahu Amel orang baik yang tidak pernah menceritakan keburukan orang lain, tapi kali ini Ken harus memaksa Amel bercerita.

Amel mendesah sebelum menjawab. "Baik, baik. Dia tidak bilang apa-apa, hanya setengah menyindir dan aku yakin Olivia sudah sampai pada batas sabarnya tadi," beber Amel. "Tapi selebihnya tidak ada apa-apa, karena dia sibuk mengajak Vero ngobrol berdua."

Ken memberengut melihat ekspresi kesal Amel. "Jadi kau kesal karena Vero tidak memperhatikanmu dan hanya mengobrol dengan Hera?"

"Semua orang juga kesal kalau diperlakukan begitu," sahut Amel.

"Yah, wajahmu benar-benar kelihatan kesal," sindir Ken. "Perlu kuberitahu kalau Vero menyukaimu?"

Amel memutar bola matanya dan mendecak. "Dasar dangkal. Aku dan Vero hanya bersahabat baik," Amel menggeleng-geleng. "Kau pikir hubungan pria dan wanita itu hanya sebatas romansa?"

Ken tidak menjawab beberapa detik kemudian. Apa pun yang dikatakan wanita itu, Ken tahu pasti kalau Vero menyukai Amel. Bisa dilihat Ken dari cara Vero bicara dengan Amel dan tatapan ganjil yang dilemparkan Vero kepadanya. Amel benar-benar wanita paling tidak peka, menurut Ken. Dan entah kenapa, Ken merasa tidak suka dengan kenyataan ini. 

Not so Beautiful Game[✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang