Hari ini vio dan keluarganya sampai di jogja. Kota yang menurut vio banyak kenangan dan penyesalan. Vio dapat melihat wajah kedua orang tuanya yang rindu pada kota ini. Dan kakak kakaknya yang mulai membuat rencana kemana saja mereka nanti.
Vio punya banyak kenangan disini, tiba tiba ia kangen sama ayahnya. Andai beliau disini pasti vio tak akan merasa sebingung ini. Tentang perasaanya dan tentang kelebihannya.
Binta merangkul bahu vio dengan lembut, mencium puncak kepala vio dengan sayang. Dan mengusapnya dengan lembut.
"Semua akan baik baik saja vio, jangan cemas aku ada disini untukmu. Kami semua" ucap binta lembut.
Vio tersenyum manis,ia memeluk binta dengan sayang. "Kau tau binta aku kangen lily" kata vio pelan. "Jangan ingat ingat itu, biarlah berlalu. Aku tak mau kamu seperti dulu." Binta menatap vio dengan lembut.
Mereka menunggu jemputan yang akan menghantar mereka kerumah utama pakdhe anjas. Vio sudah kangen dengan bibi rosa. Ia sudah 7 bulan tak bertemu dengan bibinya itu karena bibi sedang hamil tua. Akhirnya setelah 10 taun menikah mereka dikaruniai seorang anak. Vio sangat antusias saat mendapat kabar tentang kehamilan bibinya itu.
Kini kehamilan bibinya sudah memasuki bulan ke 8. Pasti tambah gendut itu emak emak rempong. Tanpa vio sadari ia tersenyum senyum sendiri. "Ada yang lucu vio, sampai kau tersenyum terus?" Tanya etna penasaran. Vio hanya menggelengkan kepala pelan. Binta hanya menatapnya meminta penjelasan. "Tak apa aku hanya keinget jaman kita smp dulu bin." Kata vio sambil tersenyum lagi.________
Mereka sampai dikediaman keluarga besar kusumo. Vio selalu didekat mamanya, dia masih setia merawat sang mamah padahal saudara yang lain mengajaknya bergabung. Sebenernya vio juga enggan jika berkumpul dengan perempuan sebayanya dikeluarga ini. Kebanyakan terlalu mempersoalkan tentang penampilan dan kekasih. Padahal vio sendiri sangat minim akan hal itu.
"Nak bergabunglah dengan sepupu sepupumu, mamah disini sama rosa kok". Bujuk sang mamah.
"Vio ngga mau mah, vio bakal jagain mamah. Apalagi bibi rempongku ini udah keberatan bawa 3 nyawa sekaligus. Kalo ada apa apa bisa di sate om adam aku" jawaban vio membuat rosa cemberut.
"Hei non liat donk walau umur 32 tapi wajah ngga kalah sama kamu yang 22. Jadi cewek kok ngga ngerawat diri" cibir bibinya.
"Bibi,sayang banget kalo aku sampai suntik ini itu, ato perawatan yang lain seperti kalian. Sayang duit juga sayang wajah." Jawab vio enteng. Rosa hanya bisa menggelengkan kepala.
"Buat wanita cantik itu wajar vio, shoping itu kebutuhan dan perawatan itu kebutuhan" jelas sang mamah.
"Tapi mah kalo bisa cari duit sendiri itu luar biasa" sahut vio sambil mencomot bakpia.
"Jangan bilang kamu mau kerja?" Todong sang mamah.
Vio menghela nafas panjang, sambil mencari posisi pw.
"Mah apa salahnya vio kerja cari uang sendiri, belajar mandiri mah" rajuk vio sambil menata sovenir untuk pernikahan.
"Mamah hanya ngga mau kalo kamu sudah mandiri kamu pasti pergi dari kami. Mamah tau watak kamu vio, kamu itu bukan beban nak. Kamu bidadari kami" sang mamah mengusap kepala vio sayang.
"Bibi juga ngga boleh kerja vio ma om kamu itu, sebel rasanya tapi bibi bisa melukis dirumah dan bisa dijual." Sahut bibinya.
"Bibi bisa lukis lha vio boro boro, otak ngga pinter, cantik engga, bidang seni sama sekali, vio kan pengen juga mandiri. Tapi ngga kerja di perusahaan kak davi juga." Bibir vio langsung cemberut.
Sang mamah hanya tersenyum sayang. Sejujurnya ia hanya tak rela jika vio pergi dari kehidupan mereka.
Anak dari sahabat terbaiknya, anak dari cinta monyetnya waktu smp dan anak dari penyelamat nyawa suaminya.
"Mah kok nglamun sich, vio jadi sebel. Dari tadi ngomong ngga didengerin" sunggut sang putri.
Mamahnya hanya bisa tertawa renyah, sambil mengusap kepala vio dengan sayang.
"Vio udah punya calon mantu belum buat mamah mu itu" goda bibi rose. Mendengar itu pipi vio langsung memerah, ia malu.
"Boro boro bi kayak ngga tau aja itu pangeran 4 serangkai kompak banget kalo soal cowok yang deketin vio"
"Lho bukannya bagus kamu jadi ngga salah pilih cowok"
"Ya ngga bakalan salah orang ngga ada yang bisa deketin vio. Mereka itu pasang tembok beton tiga roda, kokoh tak tertandingi"
Jawaban vio membuat sang mamah tertawa terbahak bahak.
"Itu tandanya mereka sayang kamu vio" sahut mamahnya sambil meredakan tawanya.
"Iya sampai posesif banget, heran vio mereka belum pada punya pacar. Padahal ya mah yang naksir kakak itu banyak banget. Noh contohnya si bungsunya pakdhe anjas. Dia fans fanatiknya binta"
"Kagum mungkin vio, wajar lah sepupu saling kagum. Kamu juga ada yang ngfans" pancing sang mamah.
"Siapa mah? Mana ada yang ngfans sama vio" tukas vio malu.
"Aku yang ngfans ma kamu boncel, disms ngga bales dicariin dari tadi juga" kata seseorang mengagetkan vio.
"Jangan panggil aku boncel frans, dasar jalangkung. Minggir berat tau" vio mencoba melepaskan rangkulan frans.
Frans kakaknya lili, ayah mereka temen baik papah dan pakdhe anjas. Jadi ngga heran kalo dia ada disini sekarang.
"Minggirin tangan kamu sebelum itu 4 serangaki datang"
"Aku ngga takut kok, yang penting bisa deket kamu"
"Frans aku ngga mau ada pertumpahan darah lagi, malu udah tua pada tonjok tojokan" omel vio.
Belum sempat frans menjawab ia merasakan telinganya sangat panas. Saat ia menoleh kebelakang ia melihat davi dengan tampang yang sangar.
"Lepasin tangan kamu dari bahu vio ato ini telinga bakalan copot" sumpah aura davi serem bener.
Tanpa babibu frans mengangkat kedua tangannya tanda menyerah. Ia tak mau berurusan dengan kakak sulung dari vio. Karena jika ayahnya tau ia yang kena omel, soalnya davi atasan ayahnya. "Sory pak bos, kangen ma temen lama gitu. Lagian cuma pegang bentar doank. Si binta nya juga ngga tau" bela frans.
"Masih untung aku yang dateng kalo binta yang dateng patah itu tangan" sahut davi judes.
"Tangannya siapa yang patah?" Suara itu membuat vio semakin cemas. Ia bisa melihat binta menatap frans dengan benci.
"Bukan siapa siapa bin, dari mana bin?" Tanya mamah pada si bungsu.
"Habis dari mall beliin vio buah mah, biar ngga makan bakpia mulu tiap hari" jawaban binta malah membuat vio cemberut.
"Ciie yang perhatian, enak ya nanti yang jadi istrinya binta. Ma adik aja perhatian apa lagi istri" celetuk bibi rosa.
"Aku juga perhatian kok bi, apa lagi kalo udah menyangkut vio" gombal frans.
"Ngga usah gombal dech frans, tunangan kamu mau dikasih orang" sungut vio sebal.
KAMU SEDANG MEMBACA
me and my brothers
RomanceBanyak typo banyak kesalahan tp ini asli buah dr otak saya walaupun harus diperes dulu. Untuk reader setia Terimakasih untuk vote nya dan kesetiaannya untuk mengikuti cerita ini. Untuk yang baru mau baca silahkan tanpa vote tak masalah asal ngga di...