I want

4.5K 200 23
                                    

Setelah sadarnya Vio dari  koma sifat Binta menjadi super menyebalkan. Mulai dari larangan makan sampai harus bed rest. Bahkan tak jarang Binta menjadi super cerewet. Ngalahin Fina dan itu membuat Vio dan yang lainnya geleng-geleng kepala.

Sore ini Vio duduk santai di gazebo belakang sama Natan. Ia hanya bisa manja manja ria sama Natan Binta Davi dan Miftha. Kalau Etna sekarang ia sudah resmi tinggal dirumah Tia, dan kak Davi sendiri udah punya rumah. Walaupun cuma beda blok doank.

Seperti saat ini Vio nonton film lama sama Natan, dengan cemilan krupuk yang ia beli dipasar tadi. Natan yang niatnya cuma mau nyobain aja langsung mengurungkan niatnya. Saat ia melihat  ekspresi Vio yang melotot abis.

Di rumah ini hanya Binta yang Vio takuti, entah kenapa. Bahkan dengan Rama kadang Vio berani berdebat. Tapi kalo Binta melotot aja dia udah siap siap mewek.

"Vii udah makan snacknya, nggak bagus buat dedeknya". Tegur Natan lembut, namun apa yang dia dapat. Vio melotot sambil cemberut berat. "Nggak mau, orang dedeknya yang minta. Om jahat dek, nanti jangan mau kalau  udah lahir digendong sama om Natan". Sahut Vio sambil mengelus perutnya yang sudah agak membuncit.

"Lho kok gitu, ini ponakan om yang paling om sayang. Nggak boleh gitu donk". Rajuk Natan sambil mencoba mengelus perut Vio. Tapi secepat kilat Vii menepisnya dengan memukul tangannya. "Ponakan om itu banyak, jadi nggak boleh pilih kasih om, nggak baik". Tegur Vio spontan, mengingat bahwa Tia juga sedang hamil.  Mendengar itu Natan langsung membuang muka. Bukannya apa tapi ia tak begitu respek ke Tia dan kehamilannya.

Sejak kejadian kemarin Natan semakin acuh dengan Tia. Tak hanya Natan sebenarnya bahkan Fina dan Binta begitu cuek dengan Tia.

Tak sadar jika krupuk yang di makan nya habis, dan efeknya baru terasa. Rasa pedas membakar seluruh bagian mulutnya. Terutama bibir dan lidah, sampai Vio mangap mangap nggak jelas.

"Kaaaakkk hhuuuaaahhh hhuuu pee hhuu deess huuaahhh, air kakak hhuuahhaaa". Rancau Vio tak jelas, melihat itu Natan reflek memberikan gelas yang ada di depannya. Namun tak mempan,  Natan langsung lari ke dapur. Sementara Vio masih mengipasi mulutnya sampai meneteskan air mata.

Vii menyesal tak mengindahkan larangan Natan tadi. Tadi saat ia makan tak terasa pedasnya. Tapi saat sudah berhenti efeknya ternyata luar biasa. Dan sekarang ia mulai kebingungan, mau turun ia tak bisa jalan dengan benar.

"Kak Naataannnnnnn cepeeettttt". Teriak Vio membahana dan bertepatan dengan itu Binta baru pulang kerja langsung berlari kearah sumber suara.

Dan disana ia menemukan istrinya meminum air dengan muka merah seperti tomat matang. Dengan panik ia menghampiri Vio dan Natan. Natan sendiri memberikan gula batu setelah Vio selesai minum. Hal ini untuk menetralisir rasa terbakar pada Vio.

Binta langsung mencari penyebab kenapa Vio histeris sambil mangap mangap nggak jelas. Dan saat ia menemukan bungkus krupuk dengan label 'krupuk setan level 5' amarahnya langsung memuncak.

"VIOO, berapa kali aku bilang kamu nggak boleh makan pedas". Geram Binta dengan amarah tertahan. Melihat muka Binta yang menyeramkan Vio langsung mengkeret. Sedetik kemudian tangis Vio pun pecah. Refleks Natan langsung memeluk Vio.

"Jangan dimanja kak, liat ini masak dia makan krupuk setan level 5, mana setengah kg sendiri". Binta menyerahkan bungkusan yang tergeletak begitu saja. Natan yang melihat itu langsung melotot. Sementara Vio masih menangis tersedu sedu. "Jawab Vio kenapa kau makan pedas, kenapa nggak mencoba menahannya?". Tanya Binta tegas.

"Karena adek yang mau, kamu nggak tau rasanya nyidam. Kamu nggak tau rasanya ingin sesuatu yang nggak bisa ditahan. Kamu nggak tahu gimana aku mencoba menahan keinginan itu. Karena aku tau itu nggak baik, kamu nggak pernah mau tauuu". Isak Vio pelan, dengan perlahan ia turun dari gazebo.

me and my brothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang