Happy??

5.1K 250 33
                                    

Pesta malam ini berlangsung meriah, pertunangan Davi dan Gina mengundang lebih dari 500 undangan. Tak ada keluarga Kusumo yang hadir. Tapi itu tak apa karena dengan begitu tak akan ada masalah yang datang.

Vio bersyukur bahwa apa yang dulu ia lakukan tak salah. Dan nyatanya tak semua yang ia dapatkan itu buruk. Walaupun kadang ia mendapat bayangan yang sangat buruk. Vio menggeleng pelan, hari ini hari bahagia jadi ia akan lupakan sejenak tentang masalah masalah yang ada.

Vio mengedarkan pandangannya kearah tamu tamu yang datang. Semua memakai baju yang mewah dan indah, Vio tersenyum senang. Karena melihat sepertinya Etna dan Natan mulai disibukkan oleh tante tante yang ingin tau apa mereka sudah punya kekasih.

Sedangkan Binta masih sama tak tersentuh kesan dingin dan cuek itu tak berlaku jika menyangkut keluarga. Miftha datang bersama Riski kedua cowok tampan itu tetap mempesona dengan gayanya masing masing. Walaupun tak ada yang tahu jika mereka sepasang kekasih gay.

Miftha mendekati Vio dengan langkah cepatnya, dan secepat itu ia dipelukan Miftha. "Jangan kemana mana malam ini Vii tetaplah disini apapun yang terjadi." Kata kata itu asing menurut Vio. Dan aneh jika ia tak ingat Miftha punya sesuatu yang sama seperti dirinya. Vio hanya mengangguk pelan dan memandag Miftha penuh terimakasih.

Pestanya berlangsung sangat meriah, mengesankan dan juga romantis. Vio sedang berbincang dengan Gina saat Binta menariknya lembut. Tak ada tatapan menyelidik disini, mereka menganggap wajar jika adik kakak itu berjalan berdua. Dan bukan rahasia lagi jika mereka terlihat sangat mesra.

_______

Binta mengajak Vio kearah taman belakang dimana gazebo yang biasa disulap menjadi menyenangkan. Vio menatap Binta heran saat Binta mengunci pintu yang mengarah ke taman belakang. Genggaman lembut ditanggan Vio merubah segalanya. Ia tak perduli apapun saat Binta menatapnya lembut. Tuhan dia sangat mencintai pria ini, namun semuanya terlalu berat. Namun untuk malam ini ia ingin Binta memanjakannya.

Mereka melangkah menuju gazebo yang terlihat nyaman dengan bantal yang memenuhi setiap sudutnya. Vio tersenyum saat teringat dirumah lama mereka. Dan kemarahan sang mamah karena seluruh bantal dirumah itu berpindah ke gazebo. Tentu kak Davi dan Etna kena semprot karena menuruti ide konyol Vio waktu itu berumur 14 tahun.

Tak masalah soal bantalnya. Tapi karena kondisi Vio dan Natan yang saat itu kena cacar air yang jadi masalah. Cacar air tak boleh terkena angin dan air. Mungkin karena jenuh didalam kamar terus keduanya merengek ke kakak kakak mereka agar dibolehkan bermain digazebo. Dan saat sang mamah pulang dari arisan alhasil Natan dan Davi kena semprot sedangkan Vio dan Etna sudah tertidur pulas.

"Kau tau malam ini kau sangat cantik Vii bahkan aku tak menyangka kamu bisa menjadi lebih dewasa dengan penampilan seperti ini." Pujian itu membuat wajah Vio memerah seketika.
"Kau juga tampan Bin, sangat tampan hingga terkadang aku merasa itik buruk rupa didepanmu". Keluh Vio lirih. Binta tersenyum simpul, ia meraih tangan Vio dengan pelan. Mengikuti kata hatinya ia tak mau mundur lagi sekarang.

"Aku tegaskan sekali lagi Vii aku mencintaimu, tak perduli dengan penampilanmu. Kecantikan fisik sekarang bisa dibeli, namun kecantikan hatimu tak bisa diganti. Oleh orang lain maupun materi." Kata kata tersebut sontak membuat Vio melayang. "Terimakasih sudah mencintaiku Bin, menjagaku dan melindungiku selama ini. Terimakasih mau menungguku lagi dan lagi." Vio merasa air matanya akan menetes.

Melihat itu Binta meraup wajah Vio, dengan lembut ia mencium kedua kelopak Vio. Mencium kening Vio lama sampai ia merasakan bahwa Vio menangis dipelukaknnya. Binta tak tahu apa yang dirisaukan oleh gadisnya. Vio memeluk Binta erat seakan ia tak mau ditinggalkan. "Hei mengapa menangis Vio, ada yang salah?" Tanya Binta heran. Vio menggeleng pelan, ia menatap Binta penuh cinta. "Aku hanya bahagia, aku mencintaimu Binta hanya kamu."

me and my brothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang