"Braaaakkk" pintu kamar vio dibuka dengan paksa. keempat orang itu terpaku melihat apa yang ada didalam kamar itu. Orang yang mereka sayang tergeletak tak berdaya dilantai kamarnya dengan wajah pucat pasi. "Vioooooooooooooooo" teriak binta yang paling cepat sadar jika adik kesayangannya dalam keadaan mengenaskan. "Cepet keluarin mobil etnaaaaaaa" teriak davi setelah ia menguasai keadaan. Binta mengangkat badan vio cepat,menggengam erat bagian yang ia pegang. Ia menyalahkan dirinya sendiri sekarang kenapa ia begitu ceroboh meninggalkan vio dalam keadaan marah adalah kesalah besar. Harusnya kemarin ia cepat cepat minta maaf,bodohnya ia membiarkan vio pulang sendiri.
"Sudahlah tenang bin vio kita itu kuat kamu tau kalo dia tak mudah sakit kan?" Davi mencoba menenangkan hati adiknya.
"Tapi kak seharusnya aku cepat minta maaf, setelah membentaknya dan memarahinya hanya karena ia ingin mandiri" tutur binta dengan lirih.
Pintu UGD terbuka, mereka langsung menanyakan keadaan vio. Mereka menghembuskan nafas lega saat mendengar kalau operasi usus buntu vio berjalan lancar. Setidaknya gadis mereka tak apa apa........
"Tutup tirainya kak silau vio masih ngantuk" gundam vio pelan.
"Bangunlah vio ini waktunya minum obat, nanti tidur lagi sis" Etna mengucangkan badan vio pelan. Vio mengeliat malas ia meringis saat jahitannya sedikit tertarik.
"Ngga usah banyak gerak vio, jahitan kamu itu belum sembuh bener baru 2 hari operasi kok ngga bisa diem" omel Etna.
Mendengar itu vio hanya tersenyum geli, kalo ada anggota keluarga yang sakit maka kak etna pasti cerewet. "Kak vio pengen gado gado" permintaan vio membuat etna melotot seram. Tapi vio tak takut ia sudah kebal dengan kelakuan menyebalkan kakak kakaknya. "Kamu mau tambah sakit ha?? makan bubur aja kadang masih ngeluh ngga enak perutnya ini kok mau makan gadogado" Etna tak habis fikir dengan keinginan vio.
"Siang my little sister" tiba tiba nanta datang dan langsung menyium kening vio lama. "Pagi nduut, tumben mampir ngga sibuk lagi?" sindir vio, yang disindir malah ketawa. Nanta langsung cemberut,membuat vio makin ketawa.
"Ngomong ngomong binta belum kesini?" Tanya Nanta sambil duduk di sofa dekat ranjang pasien. Yang ditanya hanya menggeleng acuh, ia masih sebal sebenarnya. Ia menginggat saat binta membentaknya untuk pertama kali dan itu di depan banyak orang.
"Maafin binta vio kn dia khawatir sama kamu" kali ini Etna memberikan nasehat. Tapi Vio masih malas membahasnya, ia hanya mengangguk cuek. Si kembarpun hanya bisa diam, mereka sudah hafal jika vio ngambek bakal lama.
Malam ini Vio tak bisa tidur matanya masih terbuka lebar. Dan dia disini sendirian, kakak kakaknya harus pulang. Vio sebenarnya tak keberatan jika harus sendirian. Yang jadi masalah kata kata Binta yang lumayan menusuk hatinya. "Tak usah mandiri, kamu makan aja masih numpang. Memangnya kurang uang jajan kamu dari kami" kata kata itu masih membekas dihati vio. Ya sakit memang apa lagi itu keluar dari mulut orang yang sangat kita sayang.
Suara pintu dibuka membuat ia menoleh kearah suara. Dalam kegelapan ia bisa melihat Binta memasuki ruangan dengan tenang. Vio hanya diam saat melihat tatap binta meredup. "Kenapa belum tidur vio?" Tanya Binta sambil duduk disebelah ranjang Vio. Vio masih malas bicara dengan Binta. Ia memilih untuk tidur sambil membelakangi Binta.
"Maafkan aku Vio, aku memang salah harusnya aku tak membuatmu marah."Binta mengelus kepala Vio lembut. Vio menangkis tangan itu. Agak kaget saat Binta mendapatkan perlakuan itu dari Vio. "Kau jahat Binta,pergilah aku belum ingin bertemu denganmu" suara yang keluar dari mulut Vio begitu lirih.
Binta tak menyerah ini memang resiko yang harus ia hadapi. Binta memaksakan diri untuk naik kerajang pasien. Vio tak bisa banyak bergerak karena luka jahitannya masih perih untuk dipakai berontak. Binta memeluk Vio dengan sayang, sesekali ia mencium puncak kepala Vio. "Maafkan aku Vio aku tahu aku kasar dengan membentak mu kemarin, aku juga tak seharusnya meninggalkan mu saat itu." ucapannya pelan.
Vio menghela nafas panjang, ia tak bisa terus menerus marah pada Binta. "Aku maafkan jadi turunlah sebelum ada yang melihat" kata Vio pelan. Binta menggeleng dan menatap vio dengan yakin, "kau belum benar benar memaafkan aku my little girl jadi biarkan aku memelukmu sampai amarahmu reda". "Kau hanya modus kak aku tau itu" vio sengaja menggunkan kata kak untuk membuat binta marah. "Jangan pernah panggil aku kakak, aku bukan kakakmu" geram binta pelan. Tapi vio tak perduli ia hanya menanggkat bahunya dan memejamkan mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
me and my brothers
RomanceBanyak typo banyak kesalahan tp ini asli buah dr otak saya walaupun harus diperes dulu. Untuk reader setia Terimakasih untuk vote nya dan kesetiaannya untuk mengikuti cerita ini. Untuk yang baru mau baca silahkan tanpa vote tak masalah asal ngga di...