love, life, line: he is jerricho

16.6K 1.2K 69
                                    

Now Playing: Coldplay-Shiver.

***

Aku membuka grup chat untuk meminta bantuan sahabat-sahabat cowokku. Hari ini orang tuaku tidak berada di rumah. Aku adalah anak tunggal. Sedangkan supirku, Pak Prayitno sedang sakit, sehingga tidak bisa mengantarkanku sekolah. Berhubung aku nggak bisa mengemudi mobil, mau nggak mau, aku harus menebeng.

Safira Lorenza: Woyyy emergency

Elang Kharisma D: Ngapa firrr

Brian Mahendra: naon saf?

Safira Lorenza: Gaada yang nganterin gue sekolah nih, gimanaa? Bantu gue dong

Brian Mahendra: sorii gw hari ini gak masuk, gimanaa?

Elang Kharisma D: Gua bareng Fiqa nih gimana dong

Safira Lorenza: Waduh mampus

Safira Lorenza: Dion mana mungkin read chat kita

Safira Lorenza: Jerrrr lo dimana?

Elang Kharisma D: Jer, dicariin Firaa

Brian Mahendra: gw mau sih nganterin tp ini gabisa bgt2 :(

Elang Kharisma D: Gausa ngomong yan

Jerricho Lukmanto: Ngapa neh, pagi2 dah ribut?

Elang Kharisma D: Itu si fira mau nebeng lo, bisa ga?

Jerricho Lukmanto: bisaa, selaw

Safira Lorenza: Makasi Jerr

Aku menutup ponselku dengan lega. Akhirnya ada yang mau mengantarku.

Tapi, kenapa harus Jerry?

Aku sebenarnya agak sedikit curiga sama dia. Yah, gara-gara kejadian semalam. Dia bilang, kalau salah satu cowok di grup kita ada yang suka sama aku, tapi, dia nggak mau membocorkannya.
Jujur aku penasaran, memangnya siapa sih yang menyukai aku?

Semalam imajinasiku terbang terlalu liar. Aku berpikir yang aneh-aneh.
Aku menduga kalau Jerry lah yang menyukaiku.
Entah, aku mendadak merasakan hal itu. Secara tiba-tiba.

Dari cara menatap dan berbicaranya semalam benar-benar berbeda.
Aku nggak mengerti sama sekali, apa Jerry hanya mau mengetesku?

Ponselku berdering dengan keras. Aku langsung mengambilnya dari saku bajuku.

Jerricho Lukmanto's calling..

Aku terkesiap, langsung kutekan tombol hijau di layar untuk mengangkat telponnya.

"H-halo?" sapaku sedikit terbata.

"Hey, gua udah di depan rumah, keluar gih," ujar Jerry ceria, seperti biasa.

"Y-ya, tunggu sebentar," jawabku sambil mengambil tas yang tertinggal di kamar.

"Lo kenapa deh? Kok grogi amat?" selidik Jerry.

Matilah, emang aku keliatan gugup banget ya? Kok dia nyadar, sih?
Aduh, mampus, nanti dia mikir yang enggak-enggak lagi.

"Biasa aja nih, ngapa emang?" sahutku berusaha untuk tenang dan menutupi kegugupanku.

"Yaaa..." gumam Jerry nggak jelas dari ujung sana. "Lo udah sarapan, kan?"

Aku menaikan alisku, mengapa Jerry tiba-tiba menjadi perhatian? Tidak biasanya Jerry seperti ini.
Apa jangan-jangan benar kalau Jerry menyukaiku?

Love, Life, Line (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang