Now Playing: Avenged Sevenfold-So Far Away
***
Semakin hari, kondisi segalanya makin memburuk. Ian benar-benar terlihat sakit hati, walaupun sesekali ia masih mengirimiku pesan, entah itu mengingatkanku untuk ibadah, makan, belajar, dan sebagainya. Sumpah, aku nggak tega melihat Ian seperti itu. Aku tahu, saat Ian mengirimiku pesan, ia masih merasa sedih. Itu pasti. Tapi, kenapa dia tetap mencoba perhatian kepadaku?
Tapi nggak juga sih, dia berubah dan menjauh. Setiap kami berpapasan dia selalu menghindar. Misalnya saja waktu kemarin saat aku dan teman-teman kelasku makan di kantin, dia rela putar balik dan nggak jadi makan pas ngeliat aku.
Sekarang persahabatan kami benar-benar renggang, terpecah, cuma gara-gara aku. Ya ampun, kalau aku cantiknya kayak princess Aurora mah nggak apa-apa, lah ini apaan coba? Jelmaan badak betina iya juga. Kalau badak dibedakin juga cantik badak kali daripada aku. Heran.
Ian juga aneh sih, memangnya aku bisa baca pikiran dia apa? Nggak lah, pikir dia aku peramal? Mana tahu aku isi hati orang, apalagi perhatian Ian itu ya nggak beda jauh sama teman-temanku yang lain, nggak kelihatan sama sekali kalau dia suka sama aku.
Kalau suka mah ada basa-basinya dulu, PDKT kek, chat duluan kek, lah ini tiba-tiba main mutusin Pipit terus nyatain suka ke aku. Siapa yang nggak kaget?Lah, kok aku jadi nyalah-nyalahin Ian, sih? Dasar gila.
Ya mungkin Ian memang nggak berani deketin aku duluan karena dia takut merusak persahabatan kami.
Sudah aku sama Jerry seperti orang nggak kenal, sama Ian saling menghindar... Ya cocok, deh.
Kalau malam seperti ini, aku nggak ada kerjaan banget. Dulu sih chat sama Jerry, kalau nggak kumpul-kumpul sama mereka. Ini boro-boro mau kumpul, Jerry sama Ian kalau ngeliat aku aja kayak ngeliat najis. Heu.
Tapi, Harris masih setia menemaniku, sih. Sekarang aku nggak mau kepo atau penasaran siapa Harris sebenarnya. Kehadiran dia di saat waktu-waktu genting seperti ini sudah lebih dari cukup, aku nggak boleh lah semau-mau dan egois memaksa dia. Yah, walaupun aku masih penasaran, tapi kalau kata Elang jalanin aja.
Ponselku bergetar. Reflek, tanganku langsung bergerak dan membukanya.
Ian mengirimiku chat. Yan, please, jangan menyiksa dirimu dengan mencintai orang yang nggak cinta sama kamu. Aku serba salah.
Brian Mahendra:
Safira Lorenza: :(
Safira Lorenza: Yan, jangan gini sih plis gue ngga ngerti harus gimana
KAMU SEDANG MEMBACA
Love, Life, Line (Completed)
Novela Juvenil--FIKSI REMAJA-- COMPLETED. Safira adalah siswi SMA yang bersahabat dengan empat cowok yakni: Elang, Dion, Jerry, dan Ian. Mereka bersahabat sejak kelas 8 SMP. Elang si penggemar astronomi yang pintar, Dion si cowok paling annoying...