Now Playing: Blink 182-Another Girl Another Planet
***
"Jerry?!" tanyaku dengan kaget. Sumpah, ini anak kenapa datang ke rumah? Tiba-tiba lagi!
Gila, ini hari Minggu, kalau hari Minggu tuh nggak ada namanya jadwal mandi. Aduh, aku jelek banget pasti.
"Lo kayak gembel." komentar Jerry sambil tertawa.
Ya jelas lah aku seperti gembel, aku kan belum mandi, belum sisiran, belum ngapa-ngapain. Dasar Jerry geblek.
"Ya, lo mau dateng ke sini cuma mau ngehina gue? Ya pahamlah yang paling ganteng!" tanyaku sarkastis."
Jerry mendekat ke arahku lalu mengacak-acak rambutku yang berantakan ini. "Gua culik lo sehari, gua butuh temen ngobrol. Cepetan beres-beres."
"Ih, semau-mau. Emangnya mau kemana, Jer? Kenapa nggak bilang, sih?" tanyaku kesal, sok ngambek.
Jerry tertawa lalu menoyor kepalaku pelan, "Cepetan ganti, ih kebanyakan nanya lo ini. Kalo nggak ganti, gua tinggal nih."
Aku mencibir lalu melangkah masuk ke dalam rumah. Dalam hati, aku bahagia banget, kok. Nggak usah ditanya.
Eh, Jerry akhir-akhir ini berubah. Maksudnya, berubah menjadi lebih baik. Dia lebih perhatian, pengertian, yah pokoknya begitulah... Aku juga nggak tahu kenapa.
Anehnya, dia sekarang suka chat aku duluan. Padahal topik yang kita obrolin tuh nggak penting-penting amat. Malah, kadang kita chat sampai jam tiga malam. Aku juga suka mergokin Jerry diam-diam ngelirikin aku. Aku nggak tahu pasti sih, tapi, yang jelas aku senang.
Aku langsung bersemangat, tanpa basa-basi aku langsung mengganti pakaianku dan berdandan sedikit.
Sepuluh menit kemudian, aku langsung bergegas dari kamarku untuk menemui dia. Sumpah, Jerry semakin hari semakin tampan dan maskulin. Kulitnya semakin bersih dan dia nggak bau asap rokok lagi. Tandanya, dia mengurangi merokok, kan? Aduh, senangnya! Semoga dia tobat merokok deh, kan bahagianya jadi double gitu.
Aku langsung tersenyum kecil saat melihat Jerry duduk menunggu di ruang tamu. Dia cocok banget memakai sweater putih polos gitu, huh meleleh, deh!
"Heh, udahan gue." kataku yang mengangetkan lamunannya.
"Alangkah lama," ujar Jerry sambil menyeringai.
Aku langsung menghampiri Jerry, "Ayok lah gesit, lo ini mau ngajak ke mana juga."
Jerry berdiri lalu mengangguk, "Yaudah ayok, dasar bekicot ngesot."
Aku mengikuti langkah Jerry. Aku nggak bisa mengendalikan degup jantungku, kenapa seperti ini, sih? Selalu loh. Selalu. Pasti pipi aku memerah, begini saja kenapa rasanya grogi banget, ya? Belum lagi kalau Jerry nembak aku. Huhu.
Aku dan Jerry bergegas masuk ke mobil. Aku melirik Jerry sesekali.
Sumpah ya, siapapun cewek yang ngelihat Jerry hari ini bakalan terpesona sama dia.Jerry keliatan manly gimana gitu... Sweater putihnya digulung sampai siku, jadi aku bisa melihat guratan nadi-nadi di tangannya, memang kalau cowok sporty tuh juara banget deh, gemay! Rambutnya messy unyu gimana gitu, terus yang paling penting, Jerry wangi banget. Wanginya ciri khas, aku nggak tahu dia pakai parfum apa. Terus, rambut Jerry tuh agak cokelat, cocok banget sama kulitnya yang bersih itu. Aduh, meleleh, makin mirip Andrew Garfield deh hehehe.
"Suka Coldplay kan lo?" tanya Jerry membuka obrolan. Jerry memang pintar mencari topik yang membuatku antusias.
Aku mengangguk, "Suka banget! Lo suka album yang mana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love, Life, Line (Completed)
Ficção Adolescente--FIKSI REMAJA-- COMPLETED. Safira adalah siswi SMA yang bersahabat dengan empat cowok yakni: Elang, Dion, Jerry, dan Ian. Mereka bersahabat sejak kelas 8 SMP. Elang si penggemar astronomi yang pintar, Dion si cowok paling annoying...