Now Playing: Coldplay-Warning Sign
***
Flashback.
Aku dan Jerry berencana bermain layangan hari ini. Setelah kemarin kami asyik bermain basket--walaupun aku terjatuh dan terluka, tapi kemarin adalah salah satu hari terbaik yang pernah aku miliki.
Kemarin, untuk pertama kalinya, Jerry merangkulku.
Di dalam rangkulannya, aku merasa aman. Merasa dilindungi seperti bocah berusia lima tahun yang merasa aman ketika berdekatan dengan ayahnya.
Aku memang nggak pernah tahu apa yang Jerry rasa saat ia berada di dekatku.
Tapi, aku masih boleh kan untuk tetap berharap?Kalau kata mamaku sih, sekecil apapun peluang kita untuk mendapatkan sesuatu yang kita inginkan, kita harus berani berharap. Menjaga harapan kita.
Jadi, aku masih menyimpan harapanku rapat-rapat di sudut hatiku, berharap suatu saat aku akan membuatnya mengerti."Jer, ngapain sih lo nggak jelas ngajak gue main layangan?" tanyaku sambil pura-pura memasang raut kesal. Aku suka sok marah nggak jelas, kata Jerry lucu hehehehe.
"Ya nggak apa, kangen gua main beginian." tukas Jerry sambil memegang layangan berbentuk ikan. "Bantuin nerbangin sih, lo megang layangannya, nanti gua tarik. Ini anginnya masih bagus."
Aku mengangguk lalu mengambil layangan yang sudah terhubung oleh benang yang Jerry pegang. Aku berjalan melangkah menjauhi Jerry sambil membawa layangannya.
"Udah?" tanyaku.
"Mundur lagi sedikit," ujar Jerry menginstruksiku.
Aku berjalan menjauhi Jerry lagi.
"Stop!" kata Jerry, lalu ia menarik benangnya agar layangan yang aku pegang terbang.
Setelah beberapa menit, layangan tersebut berhasil membumbung tinggi di angkasa.
Aku mendekat Jerry yang masih sibuk menarik ulur benang.
"Yaampun, kangen masa kecil gue tau jadinya... Dulu di komplek rumah, semua pada main layangan. Sampe kayaknya langit tuh penuh sama layangan, sekarang udah nggak ada ya." kataku sambil menatap layangan.
Jerry menatapku, aku salting... Lagi-lagi untuk kesekian kalinya.
"Heeh, dulu layangan gua dikasih lampu, terus gua panjer sampe malem gitu, dari bawah bagus tau, kayak bintang." tukasnya.
Aku tersenyum mendengar perkataan Jerry, aku nggak bayangin betapa lucunya dia waktu kecil main layangan gini. Bawaannya pingin uyel-uyel gemes gitu kan?
"Mau nyoba main?" ujar Jerry menawarkanku.
"Apa nggak berat sih? Kan layangannya gede gitu." jawabku ragu.
"Yaudah, nanti gua bantuin deh megangnya." kata Jerry yang membuatku lagi-lagi tersenyum.
Aku meraih benang yang ada di dekatku, belajar menarik ulur layangan. Berat banget ternyata!
Jerry membantuku memainkan layangan. Tangannya menyentuh tanganku. Tangan kami bersentuhan. Tangannya ikut menggenggam benang dan juga tanganku. Aku mendongak ke arah Jerry, ia hanya tersenyum kecil tanpa melihatku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love, Life, Line (Completed)
Novela Juvenil--FIKSI REMAJA-- COMPLETED. Safira adalah siswi SMA yang bersahabat dengan empat cowok yakni: Elang, Dion, Jerry, dan Ian. Mereka bersahabat sejak kelas 8 SMP. Elang si penggemar astronomi yang pintar, Dion si cowok paling annoying...