love, life, line: oh, my andromeda galaxy, please don't leave

11K 830 35
                                    

Now Playing: One Direction-A.M

***

Footy Goal: Halo semua! Info buat kalian dijual OA Footy Goal adders 10k dengan harga yang masih bisa dirundingin! Berminat? Atau mau tau info lanjut?

Pc ke http://line.me/ti/p/~elangkharisma_

dicari pembeli tercapat! ditunggu guys!

Mataku terbalak saat membuka broadcast dari OA-nya Elang. Elang benar-benar ingin keluar dari hidupku, ia akan menjual akun itu--akun penuh kenangan itu-- ke orang lain.

Sedih? Tentu.. Hmm, gimana ya.. Terkadang hidup itu aneh. Hidup sering berjalan semaunya dan melenceng jauh dengan ekspetasi kita. Aku nggak pernah menginginkan berada di posisi serba salah seperti ini. Coba kalian di posisiku, kalian akan tahu betapa sulitnya jadi aku.

Mungkin kalian menilaiku terlalu drama, terlalu menye, terlalu baper.. Tapi aku nggak bohong, aku bukannya drama, tapi keadaan ini benar-benar sulit untuk dijalani. Kenyataan memang tidak selalu berbanding lurus dengan mimpi.

Coba bayangkan kalau kalian kehilangan tiga sahabat dalam jangka waktu berdekatan.. Rasanya tuh.. Nggak bisa lagi didefinisikan rasa sakitnya.

Baru beberapa jam Elang dan aku saling membuka rahasia. Ia bilang kalau ia akan pergi dariku dan dia ternyata nggak bercanda. Dia langsung melakukannya.

Memang sih, dia nggak nge-block akun sosial mediaku, tapi kenapa dia harus menjual akun Footy Goal? Akun di mana kami saling berbagi rahasia yang sebelumnya tidak pernah kami ketahui.

Aku masih nggak ngerti mengapa hal aneh ini terjadi. Tujuh miliar manusia, kenapa harus Elang yang menjadi admin akun tersebut? Tujuh miliar manusia, kenapa harus Elang yang membuatku merasa nyaman? Tujuh miliar manusia, kenapa Elang harus jatuh hati kepadaku? Aku masih belum bisa menemukan teori atau rumus yang tepat untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan rumit dan sulit untuk dijelaskan dengan nalar logika itu.

Aku heran, mengapa harus aku yang bisa mengisi hati mereka? Kenapa mereka memilihku? Kenapa aku di sini seakan-akan menjadi korban yang selalu disalahkan?
Mereka selalu berkata kalau aku nggak pernah sadar atas perasaan mereka.

Aku bukan pembaca pikiran. Aku bukan seorang magician. Aku memang terlalu bodoh untuk menganggap perhatian mereka hanya sebatas wujud rasa sayang kepada teman. Kalian boleh mencemoohku, tapi aku tidak peduli karena memang aku tidak pernah sadar kalau mereka tidak ingin menjadi sebatas teman. Kalian boleh menganggap aku buta dan tuli, tapi di saat kalian menjalin persahabatan, kalian tidak pernah menyangka kan kalau ternyata teman-teman kalian menyimpan rasa spesial?

Bicara tentang persahabatanku dengan mereka, aku masih tidak mengerti akhirnya akan seperti apa. Bahagiakah? Atau lebih menyedihkan daripada ini?

Jerry. Aku yakin dia dapat mengerti jika aku menjauhinya. Bukan, bukan karena aku membencinya, aku hanya ingin menetralisir keadaan dan juga perasaan. Keadaan menuntut kami agar untuk saling menjauh, untuk tidak saling jatuh satu sama lain.
Menurutku, menjaga jarak adalah tindakan yang tepat. Kami berdua memutuskan untuk belajar menjalani hari dan saling mengubur perasaan aneh kami dalam-dalam. Kami harus saling mengerti. Kami harus saling memahami. Kami harus saling tahu kalau kami memang tidak diperbolehkan dulu untuk saling jatuh hati.

Bicara tentang Ian, kurasa keadaannya semakin membaik. Ia mulai berbicara dengan Jerry, walaupun ia belum memaafkan cowok itu sepenuhnya.. Setidaknya ia sudah mau mendengar penjelasan Jerry. Walaupun cara Jerry bisa dibilang pengecut--menghubungi Ian melalu jejaring sosial, tapi aku cukup senang kalau ada sedikit kemajuan.
Aku tahu Jerry meminta maaf karena Dion dua puluh menit yang lalu mengirimiku screen capture--entah dari mana ia bisa dapat. Aku cukup terhibur, hatiku sedikit lega. Walaupun Ian masih berapi-api, setidaknya Ian mau membalas pesan Jerry.

Love, Life, Line (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang