love, life, line: ian and clueless me

15.9K 1K 79
                                    

Now Playing: Yura-Cinta Dan Rahasia

***

Sudah seminggu aku chat dengan admin yang sama sekali nggak aku kenal ini. Dia baik, pengertian, dan selalu mau mendengar ceritaku.
Aku penasaran dengan Harris, siapa nama aslinya? Seperti apa rupanya? Kurasa Harris bisa dijadikan teman baik. Aku ingin bertemu dengannya, tapi bagaimana? Setiap kali aku bertanya tentang informasi pribadinya, ia selalu mengatakan kalau itu privasi.

Terkadang, hidup itu aneh ya?

Aku dan Harris mengenal di dunia yang benar-benar nggak nyata. Bahkan aku nggak pernah mendengar suara dia, melihat muka dia, tapi, kenapa aku mempercayainya?
Sumpah, dia teman yang baik.

Yah, aku harus apa? Masa aku harus memaksa dia untuk membuka privasinya? Nggak mungkin, kan?

Harris sudah kuanggap sebagai kakak. Dia penasehat yang baik dan bijak. Nggak berapi-api, nggak terlalu dingin. Sedang. Itulah mengapa solusinya selalu kubutuhkan.
Aku membutuhkan Harris... Walaupun aku tidak mengenalnya.

Oh iya, aku dan sahabat-sahabat cowokku belum kumpul bareng minggu ini. Elang sedang asyik sama Fiqa, Jerry masih asik dengan basket, Dion lagi sibuk sama Mili, Ian sibuk nge-band... Hm, aku kangen mereka.

Walaupun setiap hari kami bertemu di sekolah, tapi tetap saja, ada yang kurang. Kami asyik dengan dunia kami sendiri.
Yah, memang sih, kami semua membutuhkan me time. Aku nggak bisa maksa mereka untuk selalu bersamaku. Sebagai sahabat yang baik, aku harus mengerti.

Oh iya, aku sama Jerry semakin dekat, loh! Walaupun dia sibuk basket, kami sering berangkat sekolah bersama. Dia yang nawarin lagi! Hihi, senangnya!
Dia bilang sih kalau dia butuh teman untuk diajak ngobrol. Dia bosan selalu berangkat sendirian. Dan lebih senangnya lagi, Jerry menyukai makanan buatanku! Kata Jerry pas sama seleranya. Sumpah, aku nggak geer, Jerry sepertinya mulai menyukaiku.

Aku meregangkan badanku yang capek gara-gara harus lari keliling lapangan lima kali. Bayangkan saja, aku yang nggak langsing ini harus lari sebanyak itu! Sempoyongan tau!

"Capek?" tanya Elang menghampiriku.

Aku kesal memandang Elang. Dia sama sekali nggak kelihatan capek, apalagi lemas. Dia kan maniak olahraga.

"Ya," jawabku sambil mengusap keringat di pelipis, "emangnya nggak bisa liat?"

Elang terkekeh, "Ya kali aja lo nggak capek, nih gua ada minum. Mau nggak?" tanya Elang sambil menyodorkan sebotol minuman jeruk.

Tanpa menjawab, aku langsung menyahut dan meneguk minuman itu.
Sumpah, kalau sedang capek seperti ini, minum apa saja terasa enak!

"Gila, nggak bilang makasih." cibir Elang ketika aku mengembalikan botol kosong ke tangannya.

Aku menjulurkan lidah, "Ya gue nggak ada tenaga buat ngomong."

Elang menyeringai, "Ya terserah lo aja, yaudah gua lari dulu ya, biar dapet nilai bagus. Gua juga mau nambah otot sedikit di kaki hahaha."

Tanpa aku jawab, Elang langsung berlari meninggalkanku.

Aku menggeleng heran. Elang sepertinya nggak punya rasa capek!
Menurut pengamatanku, dia sudah berlari lebih dari sepuluh kali, sekarang mau menambah lagi? Ya ampun, dalam pelajaran olahraga aku sudah bersyukur mendapat nilai pas KKM.
Huh, Elang memang super.

Love, Life, Line (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang