guys.... Assalamualaikum... this is sebenarnya novel karangan aku sejak Aliyah, tapi belum selesai... jadinya aku pindahin ke sini, skalian dilanjutin sampai selesai. so, before you read this, sorry yah kalau jelek... maklum story sewaktu Aliyah dulu. gomenne. *__*
1…
Langit biru, awan putih matahari cerah layaknya tersenyum bahagia karena dapat kembali menghangatkan dunia yang akan kedinginan tanpanya, seperti sedang membalas sapaan orang-orang yang ada dibawahnya. Serta menyilaukan keduia mataku saat aku membuka tirai pink Hanna yang berwarna merah muda.
Lagi-ragi aku telat berangkat kesekolah, sepertinya aku mendengar sesuatu menuju kearah kamarku. Kulangkahkan kakiku menuju pindu dan hendak membuka pintu namun…
BRAK!!!!!.
Suara pintu kamarku terbanting, terlihat bibi terengah-engah mengatur nafasnya.
“ non… hah… hah… untung udah bangun non. Kenapa sih non harus jadi orang yang lelet alias lemot banget?. Kan gak baik juga non kalau perempuan terlalu lelet, nanti laki-laki enggak ada yang mau loh kalau non-nya lelet banget.”
“ ah… bibi gitu deh, jangan bilang gitu ah, sama aja ngedo’ain.” Rengekku pada bibi.
“ maap deh non. Mending sekarang segera mandi deh, orang tua non udah nungguin dari tadi.”
“ iya bi.” Kataku dengan malas.
*******
Sudah lama aku lelet alias lemot dalam segala hal melaksanakan sesuatu. Hal ini lah yang membuat Chucha, sahabatku terkadang jengkel mendengarku berbicara yang sering lemot. Rasanya gimana…gitu kadang orang yang melakukan sesuatu dengan hati-hati pasti akan selamatkan dalam hal positifnya bisa terhindar dari kecelakaan yang tidak diinginkan, kaga keselek saat makan. Sedang dalam hal negatifnya tentunya terlambat masuk sekolah, bikin jengkel orang-orang. Tapi kal/au dari sananya emang udah lemot kayak kura-kura ya mau diapain lagi.
“ whoi, ngelamun. Ngelamunin pa’an sih?.” Tanya Chucha yang baru datang.
“ hah?! Apa?. Enggak, siapa yang bengong.” Kataku ngeles,
“ you lie girl. Tuh buktinya pipi udah lebam gitu.”
Kutundukkan pandanganku kearah lantai, merasa malu karena tertangkap basah oleh Chucha kalau aku berbohong padanya.
Chucha menurunkan pandangannya juga. “ tuh kan bener…” godanya. “ pasti ngelamunin kak Taqwa.”
“ hhmm… Cha’, aku laper nih.. makan yuk. “ ujarku mengalihkan pembicaraan.
“ Michi… Michi…!. Bisa aja kamu mengalihkan pembicaraan. Hei, wait me.” Chucha berlari mengejarku yang sudah jauh didepannya.
*******
“ mang, yang biasa yah..” kataku sat tiba di warung mang Udin. Tempat dimana aku dan Chucha biasa makan saat sedang lapar disekolah, ya tempat mie ayam yang rsanya sungguh enak menurut lidahku.
Mang Udin udah bekerja jadi penjual mie ayam di sekolah a SMA PUTRA PUTRI BANGSA selama 20 tahun lamanya. Wuih… lama juga mang Udin berdagang menjadi mang mie ayam. Dan kaga berniat untuk pindah pekerjaan.
“ siiip dah Neng.” Ujar mang Udin menampakkan kedua ibu jarinya padaku dan Chucha.
Aku juga mang.” Ceplos Chucha sebelum mang Udin kembali kebelakang gerobaknya,
Kembali aku buk buku catatan biologiku. ( oh ya aku lupa bilang kalau aku selalu kemana-mana bawa buku catatan pelajaran agar apa yang aku baca tidak langsung lupa nantinya. ) Chucha langsung ilfeel melihatnya.
“ adiuh Mi… kamu makan dulu dong… kalo makan ya makan…”
“ Kalo waktu belajar ya belajar…” sambungku, yang sudah hafal dengan prinsip Chucha.
Pesanan mie ayam kami pun telah terhidang diatas meja bersama teh tawar pengganti air putih.
“ Mi… makannya jangan lemot yah…” canda Chucha sebelum memakan mie ayam miliknya.
“ pa’an sih. Makan aja napa.” Sewotku.
Lima belas menit kemudian, Chucha sudah selesai dengan mie ayam serta minumannya. Membuatku iri saja.
“ berapa menit lagi Mi…?.”
“ sabar… bentar lagi… orang sabar disayang Tuhan.” Ujarku disela-sela makan.
“ sabar sih sabar Mi.. tapi..”
“ Alhamdulillah, kenyang juga. “ kataku menyela pembicaraan Chula lagi-lagi.
“ thanks ya mang untuk hari ini.” Kata Chucha seraya menyerhkan uang limapuluh ribu.
“ ya Neng.”
“ Cha, jalannya pelan-pelan aja yah…” pintaku pada Chucha.
“ aduh Mi… kamu itu mau married sama prince William atau mau…”
Aku menunggu Chucha selesai berbicara, sementara Chucha berfikir.
“ mau berjalan kayaka kereta api sih?.”
“ Cha… Chu…. Cha… kita itu haru pelan-pelan kalau berjalan agar selamat sampai di tujuan.” Tukasku pelan-pelan.
“ baik raden kanjeng Atifathul Ismi..” kata Chucha dengan meniru cara bicara orang-orang keraton.
Entah mimpi apa aku semalem, sehingga kak Taqwa datang menghampiri kami berdua dari arah lapangan.
“ kamu Athifatul Ismi kan?.”
Aku merenung dan diam seribu bahasa mendengar suara kak Taqwa yang menanyakan namaku.
“ ye… malah diem. Woi, Michi!!!.” Teriak Chucha ditelingaku.
“ hm.mm ya ada apa yah?.” Aku merasa seperti orang bodoh karena tertangkap basah kak Taqwa kalau sedang melamun.
“ kak Taqwa nanyain tuh.”
“ ada apa ya kak?.” Tanyaku lagi.
“ hhh…..” kak taqwa menghela nafas berat. “ kamu yang namanya Atifathul Ismi kan?.” Tanyanya lagi.
“ iya kak saya Ismi. Kenapa?.”
“ bisa bantu aku?.”
Hah….. bantuin kak Taqwa? Seumur-umur baru kali ini kak Taqwa minta bantuan aku. Rasanya kayak kejatuhan duren runtuh aja, sampai-sampai kak Taqwa bela-belain ketemu dan bicara sama aku.
“ kak Taqwa tenang aja, Michi bakalan bantunin kok asal hal yang positif tapinya.”
“ that’s good. Hhmmmm…. Gini, besok ada program penyuluhan dari BKKBN. Yang akan membahas tentang HIV-AIDS, sex bebas, dan napza, dan besok mereka akan meminta daftar nama-nama orang yang benar-benar ingin mengikuti penyuluhan ini. Nah, tugas kamu, tolong kumpulin nama-nama orang yang mau mengikuti penyuluhan gratis ini besok dan kalo bisa secepatnya kamu kasih ke saya yah. Mulai dari kelas satu tentunya. “
Aku melirik Chucha yang mengangguk dengan semangat, dan akhirnya aku menyetujui permintaan tolong pertama kak Taqwa itu.
*******
Hiiii…. Readers setiaku… aku kembali lagi setelah cukup lama tidak bikin novel lagi. Ini story ku yang selanjutnya, mudah-mudahan kalian puas membacanya yah dan suka dengan alur cerita nanti. But aku sangat mengharapakan keikhlasan kalian untuk memvoting dan memberikan komentar tentang novelku yang baru ini. So, semoga kalian senang. I love you readers…
![](https://img.wattpad.com/cover/7683142-288-k313418.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
LEMOT, IT'S ME
Teen Fictioncerita cewek yang serba lemot dalam segala hal, termasuk ngomong and makan... namun gimana dengan kisah cintanya? apa kah selemot dirinya atau tidak dan akankah dia berubah menjadi tidak lemot lagi?