Lima

3.1K 144 2
                                    

"Saat semua tlah berbeda
Apa yang kita rasa
Ku tak ingin kau terluka

Memang kita belum terbiasa
Atau mungkin tak bisa bersama
Tapi ku ingin kau percaya
Ku tak ingin kau terluka

Hanya kali ini tak ingin kau pergi
Walau sejenak
Tuk pejamkan mata ini

Mungkin waktu ini terlalu lama bagimu
Tuk memintamu
Slalu ada di sampingku

Coba genggamlah tanganku
Dan biarkanlah diriku
Menjagamu hingga kau terlelap

Ku kan menunggu dirimu
Karna kau sangatlah berarti untukku
Mungkin ku terlalu mencintaimu"
[Still Virgin - Dear Ndut]

Karin masih diam di tempatnya bahkan saat petikan gitar Arfa di selesaikannya. Seluruh siswa yang melihat aksinya bertepuk tangan ricuh, merasa iri pada gadis bernama Karin.

"Thanks udah mau dengerin lagu gue sampe selesai"

Seperti di komando, siswa yang awalnya berkerumun pun bubar sambil ber-desas-desus mengenai betapa kerennya Arfa dengan suara dan petikan gitarnya.

"Lo udah boleh pergi kok, pertunjukannya udah selesai" suara Wildan membuyarkan fokus lensa mata Karin pada Arfa.

Tanpa suara, Putri menarik Karin tanpa penolakan. Pikirannya berkecamuk mengenai apa yang telah dilakukan seorang berandal sekolah pada sahabat barunya. Yang pasti semua ini harus segera diluruskan.

***

Lo suka sama Karin, Fa?

Putri mengirimkan pesan singkat pada Arfa, berharap segera mendapat jawaban dari semua pertanyaan di otaknya.

Iya, kenapa?

Ditatapnya pesan balasan yang baru saja ia terima tak percaya. Arfa Aditya Putra, seorang cowo ter-tampan di Efrata dengan predikat berandalnya suka pada Karin Aidina yang jelas berbeda dengannya. Mereka berdua bagaikan langit dan bumi bahkan sama sekali tak ada kesamaan dari segi apapun.

Bisa temuin gue sekarang? D'poet lantai 2

Tanpa menunggu balasan Arfa untuk mengiyakan ajakannya, Putri segera berganti pakaian tidur yang sebenarnya sudah ia kenakan dengan jeans belel selutut dan kaos biru langit bergambar snoopy.

Meja 17

Putri semakin terkejut dengan balasan yang ia dapat.

"Kenapa? Lo mau bilang sama gue buat jauhin Karin? Sorry ya, gue ngga segampang itu nyerah"

"Eh, sabar dulu napa sih. Gue belum duduk udah asal nyeblak aja lo" bantah Putri masih dalam posisi berdiri yang justru ditertawakan cowo di hadapannya.

"Yaudah yaudah duduk." Arfa segera mempersilahkan Putri duduk sebelum tangannya melambai ke arah waitress.

Perbincangan mereka berhenti saat seorang waitress datang membawa daftar menu, tatapannya yang tak lepas dari sosok Arfa membuat Putri dalam hati ikut mengakui betapa tampan cowo di hadapannya.

"Sirloin steak and pumple peach, please" waitress yang tengah asik menikmati pemandangannya segera menulis pesanan Arfa dengan salah tingkah.

"Rogie la pasta, Aple monche."

"So, whats going on?"

"Gue ngga sangka aja lo suka sama Karin. Dia anak baru soalnya. Kenapa engga milih kaya Feby yang ketua cheers atau kalo engga si Indri the most popular. Mereka berdua naksir lo kan?"

Karin (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang